Makna simbolik kesenian Pendalungan Can-macanan Kaddhuk sebagai entitas wilayah kabupaten Jember

Dedek Fitriana, Universitas Negeri Malang, Indonesia
Neni Wahyuningtyas, Universitas Negeri Malang, Indonesia

Abstract


Kesenian Can-macanan Kaddhuk eksistensinya mulai turun karena maraknya kesenian modern. Can-macanan Kaddhuk  memiliki fungsi penting sebagai media edukasi penyampaian pesan moral kepada penonton terutama anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk pertunjukan, makna simbolik, dan upaya pelestarian Can-macanan Kaddhuk.  Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah bentuk pertunjukan Can-macanan Kaddhuk terdiri dari tiga bagian yaitu: pembuka, inti, dan penutup. Bagian pembuka berupa permainan musik, bagian inti berupa atraksi Can-macanan Kaddhuk, dan bagian penutup berupa doa. Makna simbolik Can-macanan Kaddhuk meliputi: bentuk macan menyimbolkan kekuatan, warna kostum menyimbolkan karakter macan, atraksi menyimbolkan kekuasaan, alat musik menyimbolkan keselarasan antara musik dan gerakan macan, serta sesajen menyimbolkan penghormatan. Upaya pelestarian Can-macanan Kaddhuk dengan memodifikasi kostum dan melakukan arisan setiap dua minggu sekali. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya adalah dapat mengkaji tentang pengaruh eksistensi kesenian Can-macanan Kaddhuk terhadap penanaman karakter dan tingkah laku anak. Rekomendasi bagi masyarakat yaitu harus melestarikan kesenian Can-macanan Kaddhuk, karena kesenian ini dapat menjadi pesan moral dalam menjalani kehidupan.

 

Kata kunci: Makna simbolik, kesenian, can-macanan kaddhuk

 

The symbolic meaning of Pendalungan art Can-macanan Kaddhuk as an entity of Jember regency

 

Abstract

The existence of Can-macanan Kaddhuk art has been declining due to the rise of modern arts. Can-macanan Kaddhuk plays an important role as an educational medium for conveying moral messages to the audience, especially children. This study aims to understand the performance structure, symbolic meaning, and preservation efforts of Can-macanan Kaddhuk. The research method used is qualitative with a case study approach. Data collection techniques include observation, interviews, and documentation. The results of this study show that the Can-macanan Kaddhuk performance consists of three parts: the opening, the core, and the closing. The opening part includes musical play, the core part features the Can-macanan Kaddhuk attraction, and the closing part consists of a prayer. The symbolic meanings of Can-macanan Kaddhuk include: the tiger shape symbolizes strength, the costume colors symbolize the tiger's character, the attractions symbolize power, the musical instruments symbolize harmony between music and tiger movements, and the offerings symbolize respect. Preservation efforts for Can-macanan Kaddhuk include costume modifications and bi-weekly community gatherings. Recommendations for future researchers include studying the impact of Can-macanan Kaddhuk’s existence on children’s character development and behavior. Recommendations for the community include preserving Can-macanan Kaddhuk art, as it serves as a moral message for living life.

 

Keyword: Symbolic meaning, art, Can-macanan Kaddhuk

Keywords


makna simbolik, kesenian, can-macanan kaddhuk.

Full Text:

PDF

References


Adam, U. K., Yusup, A., Fadlullah, S. F., & Nurbayani, S. (2019). Sesajen sebagai Nilai hidup bermasyarakat di Kampung Cipicung Girang Kota Bandung. Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development, 1(1), 27–35. https://doi.org/10.52483/ijsed.v1i1.3

Affandi, G. I. (2018). Strategi Pencak Silat Tradisional Bintang Timur dalam Mempertahankan dan Melestarikan Kesenian Can Macanan Kadduk di Kabupaten Jember. 2(2), 59–69. https://doi.org/10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2018.002.2.05

Ana Irhandayaningsih. (2018). Pelestarian Kesenian Tradisional sebagai Upaya Dalam Menumbuhkan Kecintaan Budaya Lokal di Masyarakat Jurang Blimbing Tembalang. Anuva, 2(1), 19–27.

Arrovia, Z. I. (2021). Nilai-Nilai Multikultural dalam Kebudayaan Pendalungan di Kabupaten Jember. AL MA’ARIEF : Jurnal Pendidikan Sosial Dan Budaya, 3(2), 66–84. https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/ALMAARIEF/article/view/2278%0Afiles/856/Arrovia - 2021 - Nilai-Nilai Multikultural dalam Kebudayaan Pendalu.pdf

Astriawan, F. I., & Nurcahyono, O. H. (2021). Perubahan Sosial pada Kesenian Tradisional Ebleg Singa Mataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen. Studi Budaya Nusantara. https://jsbn.ub.ac.id/index.php/sbn/article/view/135%0Ahttps://jsbn.ub.ac.id/index.php/sbn/article/download/135/78

Aziz, F. F., Setyobudi, I., & Dwiatmini, S. (2021). Imajinasi Identitas Orang Jember: Wacana Pendalungan Beserta Efeknya. Jurnal Budaya Etnika, 5(1), 15. https://doi.org/10.26742/be.v5i1.1589

Bahatmaka, A., & Lestari, W. (2012). Fungsi Musik Dalam Kesenian Kuntulan Kuda Kembar Di Desa Sabarwangi Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan Sebagai Sarana Integrasi Sosial. Catharsis: Journal of Arts Education, 1(2), 6–10.

Candrasari, A. A., Sutomo, & Makmur, M. H. (2016). Peran Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dalam Pelembagaan Kesenian Reyog (The Role of Ponorogo Local Government in the Reyog Institutionalization. E-Sospol, 3(1), 7.

Chairunnisaak, M., Supadmi, T., & Lindawati. (2017). Makna Simbolik Busana Barongsai Klub Macan Putih Di Vihara Dharma Bakti. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari Dan Musik, II(1), 39–47.

Derung, T. N. (2017). Interaksionisme Simbolik Dalam Kehidupan Bermasyarakat. SAPA Jurnal Kateketik Dan Pastoral, 2(1), 118–131. https://doi.org/10.53544/sapa.v2i1.33

Desyandri et al. (2015). Nilai-nilai Edukatif Lagu-lagu Minang Untuk Membangun Karakter Peserta Didik. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi, 3(2), 126–141.

Dewi, N. S., & Lestari, P. (2020).Pergeseran Makna Tari Pada Komodifikasi Kesenian Dolalak di Kabupaten Purworejo. E-Societas, 9(5).

Effrata, E., & Firdaus, F. (2020). Peran Pemerintah dalam Melestarikan Ritual Miwit Abeh di Desa Dayu Kecamatan Karusen Janang Kabupaten Barito Timur. Jurnal Sociopolitico, 2(2), 83-88.

Fauziah, M. N., Lubis, F. O., & Ema, E. (2021). Makna Simbolik dalam Tradisi Mipit Pare pada Masyarakat Desa Mekarsari Provinsi Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 7(2), 122. https://doi.org/10.23887/jiis.v7i2.35866

Fazri, I. Al, & Hajam. (2019). Kesenian Brai, Warisan Budaya Leluhur Cirebon. Jurnal Yaqzhan : Analisis Filsafat, Agama Dan Kemanusiaan, 5(2), 103–112.

Firdaus, F., Wasta, A., & Husen, W. R. (2019). Makna Simbolik Kostum Kesenian Jurig Sarengseng Di Desa Binangun Kota Banjar. Magelaran: Jurnal Pendidikan …, 2(2), 75–87. https://www.journal.umtas.ac.id/index.php/magelaran/article/view/938%0Ahttps://www.journal.umtas.ac.id/index.php/magelaran/article/download/938/585

Fretisari, I. (2016). Makna Simbol Tari Nimang Padi Dalam Upacara Adat Naek Dango Masyarakat Dayak Kanayant. Ritme, 2(1), 68–77.

Hartanto, C. K., Darmawan, D. R., Manalu, C. R., & Lenny, A. (2021). Alat Musik Tradisional Di Masa Modern (Sape’ Dayak Kayaan Dalam Kajian Nilai Budaya). Gondang: Jurnal Seni Dan Budaya, 5(2), 182. https://doi.org/10.24114/gondang.v5i2.29311

Hasbullah, A. R., Ahid, N., & Sutrisno. (2022). Penerapan Teori Interaksi Simbolik dan Perubahan Sosial di Era Digital. At-Tahdzib: Jurnal Studi Islam Dan Mu’amalah, 10, 633–634.

Irianto, A. M. (2017). Kesenian Tradisional Sebagai Sarana Strategi Kebudayaan di Tengah Determinasi Teknologi Komunikasi. Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa Dan Sastra, 12(1), 90. https://doi.org/10.14710/nusa.12.1.90-100

Kristianto, I. (2019). Kesenian Reyog Ponorogo dalam Teori Fungsionalisme. Tamumatra: Jurnal Seni Pertunjukan, 1(2), 69–82. https://doi.org/10.29408/tmmt.v1i2.xxxx

Kurniawan, A. J., Hermawan, C., Studi, P., Informasi, S., & Ali, U. D. (2019). Rancang Bangun Aplikasi Game Edukasi Pengenalan Budaya Indonesia Berbasis Android. Jurnal Penelitian Dosen Fikom (UNDA), 10(2), 1–5. http://jurnal.unda.ac.id/index.php/Jpdf/article/view/137/132

Kusumawardani, I. (2013). Makna simbolik tari sontoloyo giyanti Kabupaten Wonosobo. Jurnal Seni Tari, 2(1).

Mufrihah, D. Z. (2018). Fungsi Dan Makna Simbolik Kesenian Jaranan Jur Ngasinan Desa Sukorejo Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar. Mudra Jurnal Seni Budaya, 33(2), 171. https://doi.org/10.31091/mudra.v33i2.337

Mujadillah, M. K., Hannan, S., & Nurfitrah, N. (2020). Peran Pemerintah dalam Pelestarian Nilai Nilai Kearifan Lokal di Desa Lombong, Kecamatan Malunda. Journal Peqguruang, 2(2), 56-62.

Muhimmah, S. (2019). the Move Element and Meaning of Dara Ngindang Dance in Teruna Bebadosan Lenek Village Lombok. 1(2), 93–109. https://doi.org/10.29408/tmmt.v1i2.1396

Mustikasari, K. D. (2013). Fungsi Iringan Musik Dalam Kesenian Sintren Di Desa Pagejugan Kabupaten Brebes. Catharsis: Journal of Arts Education, 2(1), 21–26.

Nugroho, A. S. (2017). Pertunjukan Kesenian Ndolalak Putri Mekar Arum Di Dusun Capar Kulon Desa Jlamprang Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Pratiwi Priyanto, A. I. K., Priyatiningsih, N., & Deswijaya, R. A. (2020). Makna Simbolik Sesajen Sedulur Papat Lima Pancer Ing Dhusun Kedungwungkal Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan (Studi Kasus Keluarga Cipto Tukiman-Gami). Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture, 2(2), 139. https://doi.org/10.32585/kawruh.v2i2.1509

Purbasari, T. (2012). Kajian Aspek Teknis, Estetis, dan Simbolis Warna Wayang Kulit Karya Pengrajin Wayang Desa Tunahan Kabupaten Jepara. Arty : Journal of Visual Arts, 1(1), 1–8.

Qiram, I., & Rubiono, G. (2020). Peran Pemerintah Daerah dan Masyarakat Dalam Upaya Pelestarian Budaya Batik Banyuwangi. Proceedings International Conference on Arts & Culture, 1(1), 113–140.

Rahima, A. (2017). Interpretasi makna simbolik ungkapan tradisional seloko hukum adat Melayu Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari, 17((1)), 257.

Rahmawati, R., Nurhadi, Z. F., & Suseno, N. S. (2017). Makna Simbolik Tradisi Rebo Kasan. Jurnal Penelitian Komunikasi, 20(1), 61–74. https://doi.org/10.20422/jpk.v20i1.131

Rijali, A. (2019). Analisis Data Kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33), 81. https://doi.org/10.18592/alhadharah.v17i33.2374

Risna Trisandi Jaelan Usman, A. R. (2021). Peran Pemerintah Daerah Dalam Melestarikan Adat Maccerang Manurung Di Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang. Jurnal UNISMUH, 2(April 2021), 608.

Rosana, E. (2017). Dinamisasi Kebudayaan Dalam Realitas Sosial. Jurnal Al-Aadyan, 9, 20–21.

Saputri, L. (2019). Pengaruh Budaya Pandalungan pada Bentuk Penyajian Kesenian Can Macanan Kadduk (The Effect of Pandalungan Culture on Performance Forms Can Macanan Kadduk). Invensi, 4(2), 167–183. https://doi.org/10.24821/invensi.v4i2.3226

Setiawan, W. (2020). Makna Simbolik Budaya Marhabaan bagi Kalangan Nahdlatul Ulama. Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama, 3(2), 55–66. https://doi.org/10.15575/hanifiya.v3i2.8203

Setyawan, R. A., & Dzikri, A. (2016). Analisis Penggunaan Metode Marker Tracking Pada Augmented Reality Alat Musik Tradisional Jawa Tengah. Simetris : Jurnal Teknik Mesin, Elektro Dan Ilmu Komputer, 7(1), 295. https://doi.org/10.24176/simet.v7i1.517

Suharto, S. (2012). Makna Religius Islam Dalam Seni Ukir Macan Kurung. IBDA` : Jurnal Kajian Islam Dan Budaya, 10(2), 255–269. https://doi.org/10.24090/ibda.v10i2.62

Susanto, E. P., Ruja, N., & Ratnawati, ; Nurul. (2020). Konstruksi Sosial Kesenian Tari Lengger Di Probolinggo. Jurnal Maharsi, 2(2), 2656–2499. http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/maharsi/article/view/862%0Ahttps://doi.org/10.33503/maharsi.v2i2.862

Takdir, M., & Hosnan, M. (2021). Revitalisasi Kesenian Batik sebagai Destinasi Wisata Berbasis Budaya dan Agama: Peran Generasi Muda dalam Mempromosikan Kesenian Batik di Pamekasan Madura. Mudra Jurnal Seni Budaya, 36(3), 366–374. https://doi.org/10.31091/mudra.v36i3.1284

Trisandi, R., Razak, A. R., & Usman, J. (2021). Peran Pemerintah Daerah Dalam Melestarikan Adat Maccerang Manurung Di Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang. Kajian Ilmiah Mahasiswa Administrasi Publik (KIMAP), 2(2), 605-619.

Wibowo, A., Priyatna, A., & Sobarna, C. (2019). Modifikasi Wayang Topeng Malangan di Padepokan Asmoro Bangun, Kedungmonggo Pakisaji, Malang. Panggung, 29(3), 298337.

Wiedyana, E., & Prihatini, N. S. (2018). Eksistensi Pertunjukan Can Macanan Kadduâ€TM Paguyuban Bintang Timur Di Kabupaten Jember. Greget: Jurnal Pengetahuan Dan Penciptaan Tari, 17(1), 56–70. https://doi.org/10.33153/grt.v17i1.2297

Winarno, A. (2013). Struktur dan Makna Motif Batik Taman Arum Sunyaragi. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 1(2), 18–29.

Yuliza, F. (2022). Makna Tari Kontemporer Barangan Karya Otniel Tasman: Suatu Tinjauan Semiotika Tari. Bercadik: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, 5(2). https://doi.org/10.26887/bcdk.v5i2.2485




DOI: https://doi.org/10.21831/imaji.v22i1.62611

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Supervised by

RJI Main logo


Our Journal has been Indexed by:

       

 Creative Commons License

website statistics View My Stats