DEKONSTRUKSI RUANG PENDIDIKAN SENI MELALUI RESILIENSI MASYARAKAT URBAN

Kadek Hariana, Universitas Tadulako, Indonesia

Abstract


       Derasnya arus globalisasi, pada saat budaya kaum kapitalis telah mengambil alih pada setiap aspek kehidupan sosial budaya masyarakat kota di Yogyakarta dengan gempuran media massa cetak yang selalu menjadi bagian dari sampah visual dan media elektronik yang cenderung mengambil alih semua opini publik yang muncul dan diperburuk dengan datangnya bencana Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia yang tidak mengenal batas geografis dan status sosial masyarakatnya, bukan hanya menyerang dalam ranah kesehatan tubuh fisik manusia tetapi juga telah berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan masyarakat seperti pendidikan, sosial budaya dan ekonomi. Pada situasi seperti ini sikap adaptasi dan resiliensi masyarakat desa dan kota terhadap bencana yang terjadi menjadi faktor yang perlu dilihat dalam proses kehidupan di masa depan. Ranah seni rupa ruang publik menjadi sebuah pilihan alternatif yang dirasa paling demokrasi diantara berbagai seni yang ada. Seni Urban di Yogyakarta berkembang dengan cepat karena didukung oleh keadaan wilayah ruang publik dan interaksi budaya kota ke desa dan desa ke kota yang hampir tidak memiliki jarak, sehingga mampu menjadi poros utama, yang membentuk identitas budaya masyarakat lokal urban yogyakarta serta melahirkan sebuah ruang alternatif pendidikan seni yang demokrasi untuk kebertahanan dan keberlanjutan eksistensinya sebagai manusia yang diakui keberadaanya di tengah masyarakat.

 

Kata kunci: dekonstruksi, resiliensi, pendidikan seni, masyarakat urban

 

 

ART EDUCATION DECONSTRUCTION THROUGH URBAN COMMUNITY RESILIENCE

Abstract

 

       The rapid flow of globalization, at a time when the capitalist culture has taken over every aspect of the socio-cultural life of the city community in Yogyakarta with the onslaught of the printed mass media which has always been a part of visual waste and electronic media tends to take over all emerging public opinion exacerbated by the arrival of the disaster The Covid-19 pandemic that has hit the entire world that knows no geographical boundaries and social status of its people, which not only attacks the health realm of the human body but has also affected all aspects of community life such as education, socio-culture and economy. In a situation like this, the attitude of adaptation and community resilience to disasters that occur is a factor that needs to be seen in the process of life in the future. The realm of art in public space is an alternative option which is considered the most democratic among the various existing arts. Urban art in Yogyakarta is growing rapidly because it is supported by the state of the area of public space and the interaction of city-to-village and village-to-city culture which has almost no distance, so that it can become the main axis, which forms the cultural identity of the local Yogyakarta urban community and gives birth to an art education space a democracy for the sustainability and continuity of its existence as a human being.

 

Keywords: deconstruction, resilience, art education, urban society


Keywords


Dekonstruksi, Resiliensi, Pendidikan Seni, Masyarakat Urban

Full Text:

PDF

References


Al-Fayyadl, M. 2009. Derrida. Yogyakarta: PT LKiS Printing Cemerlang.

Cherryholmes, C. H. 1988. Construct Validity and the Discourses of Research. American Journal of Education, 96(3), 421–457. https://doi.org/10.1086/443901

Dewey, J. 2004. Experience and Education. Jakarta: Teraju dan PT. Mizan Publika.

Farahani, M. F. 2014. Educational Implications of Philosophical Foundations of Derrida. Published by Elsevier Ltd. Open access under CC BY-NC-ND license. Selection and/or peer-review under responsibility of Academic World Education and Research Center. 116 ( 2014 ) 2494 – 2497

Freire, P. 2008. Pendidikan Kaum Tertindas, Terjemahan. Utomo Dananjaya, dkk, Jakarta: LP3ES.

Freire, P. 2000. Politik Pendidikan,Kebudayaan, Kekuasaan dan Pembebasan, Penerjemah Agung Prihantoro, dkk, Yogyakarta: Read bekerjasama dengan Pustaka Pelajar.

Gilbert, A. dan Gugler J. 2007. Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga. Yogyakarta: PT Tiara WacanaYogya.

Hall, S. 1990. Cultural Identity and Diaspora in Jonathan Rutherford (ed) Community, Culture, Difference. London: Lawrence & Wishart.

Haryatmoko. 2020. Jalan Baru Kepemimpinan & Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Hidayat, R. 2013. Pedagogi Kritis: Sejarah, Perkembangan dan Pemikiran. Jakarta: Rajawali Pers.

Hobsbawm, E & Terence, R. 2000. The Invention of Tradition. New York: Cambridge University Press.

Muharam dan Sundaryati. 1992. Pendidikan Kesenian II Seni Rupa. Dirjen Pendidikn Tinggi.

Pamadhi, H. 2015. Dimensi Estetika Seni Rupa Ruang Publik di Yogyakarta Relevansinya bagi Pengembangan Pendidikan Seni di Indonesia. Disertasi: UGM Yogyakarta.

Piliang, Y. A. 2012. Semiotika dan Hipersemiotika: Gaya, Kode dan Matinya Makna. Bandung: Matahari.

Setjoatmodjo. 1990. Bacaan Pilihan tentang Estetika. Jakarta: Deepdikbud Dikti

Setijowati, A., dkk Ed). 2010. Sastra dan Budaya Urban dalam Kajian Lintas Media. Surabaya: Airlangga University Press

Smith, S. 1986. Gagasan-gagasan Besar Tokoh-Tokoh dalam Bidang Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara

Sugiharto, B. 2012. Potmodernisme. Yogyakarta: Kanisius.

Wattimena, R. 2018. Pedagogi Kritis: Pemikiran Henry Giroux Tentang Pendidikan dan Relevansinya untuk Indonesia. Jurnal Filsafat, ISSN: 0853-1870 (print); 2528-6811 (online)Vol. 28, No. 2




DOI: https://doi.org/10.21831/imaji.v19i1.38054

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Supervised by

RJI Main logo


Our Journal has been Indexed by:

       

 Creative Commons License

website statistics View My Stats