TEMBANG DOLANAN SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN KARAKTER

Sukisno Sukisno, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Abstract


The social phenomenon in children's tembang dolanan education is one of the educational activities that is rarely implemented and taught in public schools. Mulok (local content) does not receive enough attention from managers and educational policy makers. After policy makers and education managers know that the art of tembang has characteristics in which there are noble values, national personality values, and is beneficial to life, then the art of tembang dolanan children is included in the learning curriculum in public schools. The policy towards children's play songs as learning material in schools has been started since the birth of educational reform. Education Reform contained in the regional autonomy law. This opportunity is given to provinces and districts or cities to manage education in a decentralized manner or the handover of government power by the central government to autonomous regions based on the principle of autonomy. This definition is in accordance with Law number 23 of 2014. With the existence of decentralization, autonomy for a regional government emerged. According to Tilaar (2002: 20), decentralization of education is related to three things, namely: 1) the development of a democratic society, 2) the development of social capital and 3) an increase in competitiveness. These three things can be used as signs, references and reasons for implementing children's tembang dolanan education that are within the scope of decentralization in districts or cities. Why, in fact, cannot be implemented properly.

Abstrak

Fenomena sosial dalam Pendidikan tembang dolanan anak merupakan salah satu aktivitas pendidikan yang semakin jarang dilaksanakan dan diajarkan di sekolah-sekolah umum. Mulok (muatan lokal) kurang mendapat perhatian dari para pengelola dan penentu kebijakan pendidikan. Setelah para penentu kebijakan dan para pengelola Pendidikan mengetahui bahwa seni tembang memiliki karakteristik yang di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur, nila-nilai kepbribadian bangsa, dan bermanfaat bagi kehidupan, kemudian seni tembang dolanan anak dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran di sekolah-sekolah umum.

Kebijakan terhadap tembang dolanan anak  sebagai materi pembelajaran di sekolah sudah diawali sejak lahirnya reformasi Pendidikan. Reformasi Pendidikan yang tertuang dalam undang-undang otonomi daerah. Peluang ini diberikan kepada wilayah daerah propinsi dan kabupaten atau kota untuk mengelola pendidikan secara desentralisasi atau penyerahan Kekuasaan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi. Pengertian ini sesuai dengan Undang-undang nomor 23 tahun 2014. Dengan adanya desentralisasi maka muncul otonomi bagi suatu pemerintahan daerah. Menurut Tilaar (2002:20) desentralisasi pendidikan berhubungan dengan tiga hal, yaitu:1) pengembangan masyarakat demokratis, 2) pengembangan sosial kapital dan 3) peningkatan daya saing. Ketiga hal tersebut dapat digunakan sebagai rambu-rambu, acuan dan alasan pelaksanaan pendidikan tembang dolanan anak yang berada dalam lingkup desentraslisasi di kabupaten atau kota. Mengapa pada kenyataannya belum bisa dilaksanakan dengan baik.

Kata Kunci : Media Pendidikan karakter melalui Tembang

Full Text:

PDF

References


Adelina. (2003). Musik Mencerdaskan Anak dan Menyembuhkan Penyakit. Diambil 2005, http://www.w3.org-/TR/html4/loose.dtd.

Alfionita, Elya Nindy & Bondet Wrahatnala, “Eksperimentasi Metode Musik Terapi dan Implikasinya untuk Pasien Skizofrenia”. Jurnal Kajian Seni vol. 05, no.01, November 2018: 83. Sekolah Pascasarajana-UGM, Yogyakarta. (ISSN 2356-296x)

Apriani, Farida Nur; Sutiyono, “Deskripsi Simbol Gerak Tari Jathil Obyog Masal 95-An dalam Kesenian Reyog Obyog di Desa Pulung, Kabupaten Ponorogo”. Imaji, Jurnal Seni & Pendidikan Seni, vol 16, no. 1, April 2018: 1-8. Fakultas Bahasa & Seni UNY (ISSN 1693-0479-cetak)

Atqa, Untsa Akramal; G.r. Lono Lastoro Simatupang; Royke B. Koapaha, “Pengalaman Musikal dalam Teori Kecerdasan Majemuk Howard Gardner”. Jurnal Kajian Seni vol. 05, no.01, November 2018: 1. Sekolah Pascasarajana-UGM, Yogyakarta. (ISSN 2356-296x)

Awde, N. (2009). The influence of cultural values on the parent-child interaction patterns of families from an Asian background. Arecls, 6, 1-17.

Budiyasa, Nyoman. Drs & Ketut Purnawan, Drs. (1997). Submata Pelajaran Tembang. Klaten: Intan Pariwara.

Cambel, D. (2001). Efek Mozart Bagi Anak-Anak. (Terj. Alex Trikantjono W). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Custodero, Lori A ., “Singing Practice in 10 Families with Young Children”. SAGE, Journal of Reseach in Music Education, 54 (1), 37-56, 2006

Departemen Pendidikan Dan kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Proyek Pengembangan Kesenian Bali.______. (1980). Himpunan Tembang mataram. Yogyakarta: Bidang kesenian Kanwil Dep. P dan K Prop. DIY

Dewantara, Ki Hadjar. (1964). Serat Sari Swara Djilid I. Djakarta: P.N.

Farida, U., Sutiyem, Handono, S., Karyono, Shintya, Pressanti, D. A., & Inayati, I. (2016). Tembang dolanan sebuah refleksi filosofi Jawa. Semarang: Balai Bahasa Jawa Tengah.

Handini, M. C. (2012). Metodologi penelitian untuk pemula. Jakarta: FIP Press.

Hanggayuh, Ganter, P. P., “Perhatian Tubuh dalam Bingkai Festival”. Jurnal Kajian Seni vol. 05, no.01, November 2018: 15. Sekolah Pascasarajana-UGM, Yogyakarta. (ISSN 2356-296x)

Healey, G. K., & Meadows, L. M. (2008). Tradition and culture: An important determinant of Inuit women’s health. International Journal of Indigenous Health, 4(1), 25-33.

Kuncoro Sri, G.R Lono Lastoro Simatupang, Timbul Haryono, ”Plot sebagai Penjelasan Sejarah: Perihal Kembalinya Arjuna dari Kematian atau Hilangnya”. Jurnal Kajian Seni vol. 05, no.01, November 2018: 65. Sekolah Pascasarajana-UGM, Yogyakarta. (ISSN 2356-296x)

Kurniadi, “Meningkatkan Kemampuan Siswa dan Kreativitas Siswa dalam Memainkan Musik Tradisional melalui Metode Tutor Sebaya”. Imaji, Jurnal Seni & Pendidikan Seni, vol 16, no. 1, April 2018:36-47. Fakultas Bahasa & Seni UNY (ISSN 1693-0479-cetak)

Kuznetsova, Elena Olegovna; Natalia Evgenevna Shafazhinskaya; Alexander Vladlenovic Kamenets; Elena Anatolyevna Meleshkina; Natalia Gennadievna Orlova, ” Change Of Postmodern Paradigma In Cultural Studies And Socio-Cultural Practice”. Rupkatha Journal on Interdiciplinary Studies in Humanities (ISSN 0975-2935) vol 12, No.1 Januari-March. 2020. 1-16

Megawangi, R. (2007). Pendidikan karakter solusi yang tepat untuk membangun bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation.

Mei-Ju, C., Chen-Hsin, Y., & Pin-Chen, H. (2014). The beauty of character education on preschool children's parent-child relationship. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 143, 527-533.

PadmoSoekotjo, S. (1960). Ngengrengan Kasusastran Djawa II.Yogyakarta: Hien Hoo Sing.

Pradnjaparamita.Murdiati &Untung Muljono. (1983).Dasar-Dasar Belajar Tembang Gaya Yogyakarta. Yogyakarta: Akademi Seni Tari Indonesia

Prawiroatmojo, S. (1957). Bausastra Jawa Indonesia.Surabaya.

Rachmawati, Y. (2010). The role of music in character building. International Journal of Learning, 17(9), 61-76.

Sandra, S. (2019). Introducting Vygotsky: A guide for practitioners and students in early Years Education. London and New York: Routledge.

Sari, A., Hartati, S., & Sumadi, T. (2020). Tembang Dolanan Jawa sebagai Media Pendidikan Karakter. Indonesian Journal of Educational Counseling, 4(2), 125-132.

Savitri, Tika. “Mwathirika sebagai Materi Tambahan dalam Mempelajari Sejarah 1965”, Jurnal Kajian Seni vol. 05, no.01, November 2018: 15. Sekolah Pascasarajana-UGM, Yogyakarta. (ISSN 2356-296x)

Schuncke, G. M. (1988). Elementary social studies knowing, doing, caring. New York: Macmillan Publishing Company.

Sousa, D. A. (2012). Bagaimana otak belajar. Jakarta: Indeks.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kombinasi (Mixed methods). Bandung: Alfabeta.

Suryawijaya, Yasin; Slamet Subiantoro; Lili Hartono, “Kajian Nilai Pendidikan Karakter dalam Simbolisme Visual Topeng Panji & Relevansinya pada Pembelajaran Seni Rupa di SMA”. Jurnal Kajian Seni Vol. 05, no.01, November 2018: 15. Sekolah Pascasarajana-UGM, Yogyakarta. (ISSN 2356-296x)

Ulivia , “Mitologi Kesenian Nini Thowong”. Imaji, Jurnal Seni & Pendidikan Seni, vol 16, no. 1, April 2018: 58-72. Fakultas Bahasa & Seni UNY (ISSN 1693-0479-cetak)

Walton, Susan Pratt, “Aesthetic and Spiritual Correlations in Javanese Gamelan Music”. JSTOR, The Journal of Aestetic and Art Criticism 65(1), 31-41, 2007

WM. Aryasa, I & dkk. (1984). Pengetahuan Karawitan Bali. Denpasar: Departemen Pendidikan Dan kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Proyek Pengembangan Kesenian Bali.

Yogo Wicaksono, Herwin. 2007. Peranan Etnomusikologi Dalam Pendidikan Dasar, Seminar Nasional Pendidikan Seni Musik, Jurusan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.




DOI: https://doi.org/10.21831/imaji.v19i1.37638

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Supervised by

RJI Main logo


Our Journal has been Indexed by:

       

 Creative Commons License

website statistics View My Stats