INOVASI, DIFUSI, DAN PERUBAHAN KONTEKS DALAM PENCIPTAAN KARYA TARI

Kuswarsantyo Kuswarsantyo, Faculty of Languanges and Arts, Indonesia

Abstract


Artikel ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya inovasi, difusi dan perubahan konteks
dalam penciptaan karya tari. Inovasi berbicara kebaruan yang muncul, sedangkan difusi bagaimana
penyebaran unsur baru tersebut dimanfaatkan. Keduanya merupakan frasa menuju budaya baru
secara kontekstual melalui karya seni. Tanpa ada inovasi tidak akan ada perubahan kebudayaan
(Barnett, 1953). Difusi yang lebih konkret dalam konteks penciptaan karya tari adalah bagaimana
menyebarluaskan karya tersebut, sehingga tidak berhenti pada produksi “dalam rangka” saja. Hasil
penulisan ini diketahui bahwa sebagai gejala sosial budaya, karya tari yang muncul didasari pada
permasalahan sosial yang kontekstual dengan kehidupan masyarakat. Karya Jailolo, Kecak Rina,
Sampah, adalah bukti lahirnya karya inovatif yang didasarkan pada konteks permasalahan sosial
yang mampu memberikan perubahan bagi kehidupan masyarakat di sekitar tari itu diciptakan.

Kata kunci: inovasi, difusi, perubahan konteks, penciptaan karya tari

INNOVATION, DIFFUSION, AND CONTEXT CHANGE OF DANCE CREATION

Abstract
This article aims to reveal the importance of innovation, diffusion, and changes in the context
of dance creation. Innovation speaks to the novelty that arises, while diffusion of how the spread
of the new element is utilized. Both are phrases towards a new culture contextually through
works of art. Without innovation, there would be no cultural change (Barnett, 1953). A more
concrete diffusion in the context of the creation of dance works is how to disseminate the work
so as not to stop at production “in order” only. The result of this writing is that as a socio-cultural
symptom, a dance work that appears is based on social problems that are contextual to people’s
lives. Jailolo’s work, Kecak Rina, Sampah, is a testament to the birth of innovative works based
on social problems that can provide change for the lives of the people around where the dance
was created.

Keywords: innovation, diffusion, change of context, dance creation


Full Text:

PDF

References


Ahimsa Putra, H.S., 2003. “Gendhon Humardani Sang Inovator dalam Berbagai Wacana”: Mengenang 20 tahun Kepergian Gendhon Humardani, Waridi (ed). Surakarta: Program Pendidikan Pascasarjana, STSI Surakarta

Bee, RL., 1974. Patterns and Processes. New York: The Free Press

Hawkins, Alma M., 2003. Bergerak Menurut Kata Hati. Terjemahan I Wayan Dibia (Jakarta: Ford dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia)

Kuswarsantyo, 2014. Seni Tradisional Sumber Pengembangan Karya Tari. Yogyakarta: Bale Seni.

Rahmawati, Ayu Diasti (et. al.). 2010. “Globalisasi Budaya dan Bahasa Indonesia Sebagai Indentitas Bangsa”. Multiversa, Journal of International Studies, Vol.1 No1.

Rianto, Pipin, 2017. Proses Kreatif Eko Supriyanto Dalam Karya Tari CRY JAILOLO. Surakarta: Skripsi, Program Studi Seni Tari Jurusan Seni Tari, ISI Surakarta.

Rogers, E.M., 1962. Diffusion of Innovations. New York: The Free Press of Glencoe.

Sahid, Nur. 2016. SEMIOTIKA untuk Teater, Tari, Wayang Purwa dan Film. Yogyakarta: Gigih Pustaka Mandiri.

Sutiyono. 2013. Poros Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Graha Ilmu.




DOI: https://doi.org/10.21831/imaji.v18i2.35812

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Supervised by

RJI Main logo


Our Journal has been Indexed by:

       

 Creative Commons License

website statistics View My Stats