NILAI-NILAI KEMANUSIAAN DALAM LAGU ‘AKU RETANG BAO’ DI MANGGARAI NUSA TENGGARA TIMUR

Wilfebri Oswaldus Wiko, Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tinjauan nilai-nilai etika nyanyian tradisi nenggo pada pertunjukan tari caci di Manggarai NTT. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan kajian etnografi, fenomenologi, dan hermeneutika. Penelitian  ini dilakukan di Kabupaten Manggarai,  Provinsi  Nusa  Tenggara  Timur.  Subjek  penelitian  ini adalah penari caci, tokoh/tua adat setempat, pemerintah setempat, dan tokoh masyarakat setempat. Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumen. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi dan dianalisis hingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, nyanyian tradisi “Aku Retak Bao” menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kebudayaan Manggarai. Kedua, nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dalam nyanyian tradisi “Aku Retak Bao” meliputi: 1) nilai kesenangan, 2) nilai vitalitas, 3) nilai spiritual dan nilai kesucian, dan nilai spiritual meliputi tiga nilai pokok yang terdiri dari nilai estetis, nilai benar dan salah, dan nilai dari pengetahuan murni demi diri sendiri. Nilai Kesucian berkaitan dengan kepercayaan orang Manggarai di antaranya kepercayaan akan roh alam dan roh leluhur (ritus teing hang/takung dan ritus toto urat), kepercayaan akan adanya roh halus, benda dan ucapan magis, dan Mori Kerang (Tuhan Pencipta). 

Kata kunci: nilai kemanusiaan, nyaanyian tradisi, Aku Retak Bao

 

VALUES OF HUMANITY IN SONG ‘AKU RETANG BAO’ IN MANGGARAI NUSA TENGGARA TIMUR

 

Abstract 

This study aims to review the ethical values of Nenggo traditional song in the Caci dance performance in Manggarai, East Nusa Tenggara Province. This research is a qualitative study using ethnographic, phenomenological, and hermeneutic studies. This research was conducted in Manggarai Regency, East Nusa Tenggara Province. The subjects of this study were Caci dancers, local traditional leaders / figures, local government, and local community leaders. Data sources consist of primary data and secondary data. Data collection was done through observation, interviews, and documents. The validity of the data was obtained through triangulation and analyzed to produce a conclusion. The results of this study are as follows. First, the singing of “Aku Retak Bao” becomes an inseparable part of Manggarai culture. Second, the humanity values contained in the tradition singing “Aku Retak Bao” include: 1) the value of pleasure, 2) the value of vitality 3) the spiritual value and the value of purity, and the spiritual value includes three basic values consisting of aesthetic values, true and wrong values, and the value of pure knowledge for one’s own sake. Purity Value relates to the beliefs of Manggarai people including belief in natural spirits and ancestral spirits (rites (riteteing hang/takung dan ritetoto urat), belief in the existence of spirits, magical objects and utterances, and Mori Kerang (God the Creator). 

Keywords: humanity values, traditional singing, Aku Retak Bao

Keywords


humanity values, traditional singing, Aku Retak Bao, nilai kemanusiaan, nyanyian tradisi

Full Text:

PDF

References


Deki Kanisius.2011. Tradisi Lisan Orang Manggarai. Jakarta: Parrhesia Institute Jakarta.

Hadarics, M., & Kende, A. (2018). Moral foundations of positive and negative intergroup behavior: Moral exclusion fills the gap. International Journal of Intercultural Relations, 64, 67-76.

M. Adi Rahman. 2010. Mengenal Seni Musik Tradisional. Bandung : PT. Wacana Gelora Cipta.

Magid, R. W., & Schulz, L. E. (2017). Moral alchemy: How love changes norms. cognition, 167, 135-150.

Muldma, M., & Kiilu, K. (2012). Teacher‘s View on the Development of Values in Music Education in Estonia. Procedia- Social and Behavioral Sciences, 45, 342-

Nggoro Adi. 2016. Budaya Manggarai Selayang Pandang. Ende: Nusa Indah

Sutiyono, S. 2011. Tradisi Masyarakat sebagai Kekuatan Sinkretisme di Trucuk, Klaten. Jurnal Penelitian Humaniora, 16(1), 45-

Sutiyono, S. 2017. Community identity politic of Brijo Lor society, Klaten in Ki Ageng Glego myth through Reog performance. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 17(2), 144-152.

Railton, P. (2017). Moral Learning: Conceptual foundations and normative relevance. Cognition, 167, 172-190.

Rachman, A. (2013). Bentuk dan Analisis Musik Keroncong Tanah Airku Karya Kelly Puspito. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 13(1).

Rachman, A., & Lestari, W. (2012). Bentuk Aransemen Musik Keroncong asli Karya Kelly Puspito dan Relevansinya Bagi Remaja Dalam Mengembangkan Musik Keroncong Asli. Catharsis, 1(2).

Widyaningrum, A. (2014). Orientasi Grup Vokal Awan Voice Pada Ideologi Pasar Musik Indonesia. Catharsis, 3(2).




DOI: https://doi.org/10.21831/imaji.v17i2.27809

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Supervised by

RJI Main logo


Our Journal has been Indexed by:

       

 Creative Commons License

website statistics View My Stats