PELESTARIAN KESENIAN MOP-MOP DI KABUPATEN ACEH UTARA

Umul Aiman, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Abstract


Abstrak

Mop-Mop dalam bahasa Aceh yang berarti mengunyah, seni pertunjukan ini dikatakan Mop-Mop karena tingkah laku pemainnya yang lucu ketika berakting dengan mulut monyong kedepan seperti orang mengunyah makanan. Kesenian Mop- Mop diangkat dari keseharian masyarakat dalam berumah tangga, yang terkadang sering terdapat perselisihan antara suami istri. Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang menghambat pelestarian kesenian Mop-Mop dan Upaya-upaya yang dilakukan dalam melestarikan kesenian Mop-Mop. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang pengambilan datanya melalui obrservasi langsung dan wawancara mendalam dari informan-informan kunci. Hasil Penelitian menyimpulkan bahwa adapun faktor-faktor penghambat dalam melestarikan kesenian Mop-Mop diantaranya yaitu (1) faktor ekonomi (2) faktor usia, (3) faktor jarak, (4) faktor kurangnya undangan untuk mengisi acara-acara hiburan, (5) faktor kurangnya perhatian dari pemerintah, (6) faktor kurangnya apresiasi masyarakat terhadap kesenian Mop-Mop, (7) faktor agama, (8) faktor kurangnya pengetahuan generasi muda terhadap kesenian Mop-Mop. Oleh karena itu, diperlukan beberapa upaya atau langkah nyata dari masyarakat khususnya pemerintah agar kesenian ini bisa tetap lestari di tengah-tengah arus modernisasi dan globalisasi seperti sekarang, diantaranya: (1) pemerintah memberikan perhatian lebih kepada kesenian Mop-Mop, (2) masyarakat khususnya generasi muda mempunyai kesadaran (berpartisipasi) dalam melestarikan kesenian Mop-Mop, (3) sanggar Meurak Jeumpa Aceh beserta pemerintah untuk bisa melengkapi dan memperbanyak buku-buku tentang kesenian Mop-Mop, (4) seniman Mop-Mop senantiasa mengajak anak-anak disekitar lingkungan para seniman untuk berpartisipasi dalam latihan Mop-Mop. Mop-Mop adalah bagian dari kekayaan kesenian di Aceh. Seharusnya memperoleh ruang perhatian untuk direvitalisasi, kesenian Mop-Mop sekarang sudah sangat langka dan perlu perhatian khusus agar kesenian ini tetap diakui keberadaannya.

 

Kata kunci: Pelestarian, kesenian Mop-Mop

 

MOP-MOP ART CONSERVATION IN THE DISTRICT NORTH ACEH

Abstract

Mop-Mop in Aceh language which means chewing, is a funny performing arts as the players perform amusing shapes of mouth like chewing food while acting. It comes from daily marriage life which reflect common domestic argumentation. This study examines the factors that inhibit the preservation of Mop-Mop art and the efforts in preserving it. This study is categorized as field research and the data were gained through direct observation and in-depth interviews with the key informants. The result of this study concludes that the inhibiting factors in preserving Mop-Mop art are: (1) economic factor (2) age factor, (3) distance factor, (4) lack of invitation to perform the Mop-Mop art, (5) lack of attention from the government, (6) less public appreciation of Mop-Mop art, (7) religious factors, (8) factors of youth’s lack of knowledge on Mop-Mop art. Therefore, it takes some concrete efforts or steps from the public, especially the government so that this art can be sustainable in the midst of the current modernization and globalization, such as: (1) the government gives more attention to the art of Mop-Mop, (2) the community Especially the young generation have awareness (participate) in preserving Mop-Mop art, (3) Meurak Jeumpa Aceh studio and government to be able to equip and reproduce books about Mop-Mop art, (4) Mop-Mop artists always invite children Around the environment of artists to participate in Mop-Mop rehearsal. Mop-Mop is a part of the valuable art in Aceh. Since Mop-Mop performing art is very rare, it needs revitalization. Thus, it needs special attention so that this art can exist and recognized.

Keywords: preservation, Mop-Mop art


Full Text:

PDF

References


Athaillah, dkk. 1981. Kesenian Tradisional Aceh. Banda Aceh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Budhiman, Arie. 2013. Pergelaran cipta budaya taman Ismail Marzuki. Jakarta: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

Hadi, Y. Sumandiyo. 2012. Seni Pertunjukan dan Masyarakat Penonton. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.

Jazuli, M. 2016. Peta Duna Seni Tari. Sukoharjo: CV. Farishma Indonesia.

Kawom, Zulfadli. 2011. Biola Aceh yang Hilang http://aceh.tribunnews.com/2011/10/ 23/ biola-aceh-yang-hilang.

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.




DOI: https://doi.org/10.21831/imaji.v15i1.14818

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Supervised by

RJI Main logo


Our Journal has been Indexed by:

       

 Creative Commons License

website statistics View My Stats