Kesadaran multikultural generasi Z dan implikasinya pada pendidikan

Ariefa Efianingrum, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Maryani Maryani, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Joko Sri Sukardi, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Farida Hanum, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Siti Irene Astuti Dwiningrum, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan profil dan perbedaan kesadaran multikultural generasi Z yang direpresentasikan oleh mahasiswa UNY. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif (metode campuran). Populasi penelitian adalah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta sejumlah 29.983 mahasiswa dengan pengambilan sampel secara acak multistage random sampling. Pelaksanaannya dilakukan dengan membagi populasi menjadi dua bagian, yaitu kelompok mahasiswa eksakta dan mahasiswa sosial-humaniora kemudian diambil sampelnya. Teknik penarikan sampel menggunakan rumus Lemeshow diperoleh sampel sebesar 95,73. Untuk menghindari adanya respon yang droup out maka jumlah sampel dibulatkan menjadi 200 orang untuk masing-masing kelompok mahasiswa eksakta dan mahasiswa sosial-humaniora dengan total 400 mahasiswa untuk kedua kelompok. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diadopsi dari kuesioner yang dikembangkan oleh Tim Zamroni dan kawan-kawan. Analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif dengan statistik uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kesadaran multikultural mahasiswa berdasarkan latar belakang keilmuan, yaitu mahasiswa dari fakultas sosial humaniora dan mahasiswa dari fakultas sains. Perbedaan ini menunjukkan bahwa latar belakang sosial budaya berimplikasi pada perbedaan kesadaran budaya. Diperlukan program yang holistik untuk memperkuat kesadaran multikultural di kalangan generasi Z.

 

The purpose of this research was to describe the profile of multicultural awareness of the students’ of Yogyakarta State University (UNY). This study used a descriptive approach by combining quantitative and qualitative methods (mix methods). The quantitative approach is used as the main method and the qualitative approach as the secondary method. The research population was students of Yogyakarta State University with a total of 29983 people. Multistage random sampling was conducted by dividing the population into two parts, namely groups of exact science students and social-humanities students, then the samples were taken. The sampling technique using the Lemeshow formula, obtained a sample of  95.73. To avoid a dropout of responses, the number of samples was rounded up to 200 people for each group of exact science students and social-humanities students with a total of 400 students for both groups. The data collection technique used a questionnaire which was adopted from the questionnaire developed by Tim Zamroni et al. Data analysis was quantitative analysis using T-test statistics. The results indicate that there are differences of the students’multicultural awareness based on scientific backgrounds, such as social humanities and science. This difference shows that scientific backgrounds can form different multicultural awareness. Socio-cultural background influences multicultural experiences in cultural communication and adaptation in social interactions. A holistic program is requiered to strengthen multi-cultural awareness among generation Z.


Keywords


kesadaran multikultural, pendidikan multikultral, generasi Z

Full Text:

PDF

References


Achmad, W., Poluakan, M. V., Dikayuana, D., Wibowo, H., & Raharjo, S. T. (2020). Potret generasi milenial pada era revolusi industri 4.0. Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial, 2(2), 187. https://doi.org/10.24198/focus.v2i2.26241

Assegaf, A. R. (2004). Pendidikan tanpa kekerasan: Tipologi kondisi, kasus dan konsep. Tiara Wacana.

Asyʼarie, M. (2002). Menggagas revolusi kebudayaan tanpa kekerasan. LESFI.

Aulia, S. S., & Paryanti, S. (2020). Penguatan pendidikan multikultural melalui kegiatan tadabur Hizbul Wathan. Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan PKn, 7(1), 1–6. https://doi.org/10.36706/jbti.v7i1.10129

Azizah, N. (2020). Urgensi kompetensi multikultural dari konselor sebagai sarana membangun integritas bangsa. Counsenesia Indonesian Journal of Guidance and Counseling, 1(01), 12-19.

Banks, J. A. (2015). Multicultural education. International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences: Second Edition, January 2010, 18–21. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-097086-8.92097-X

Bennett, N., & Lemoine, G. J. (2014). What a difference a word makes: Understanding threats to performance in a VUCA world. Business Horizons, 57(3), 311–317. https://doi.org/10.1016/j.bushor.2014.01.001

Bourn, D. (2011). Global skills: From economic competitiveness to cultural understanding and critical pedagogy,. Critical Literacy: Theories and Practices, 6,(1), 3–20.

Chiu, C. Y., Lonner, W. J., Matsumoto, D., & Ward, C. (2013). Cross-cultural competence: Theory, research, and application. Journal of Cross-Cultural Psychology, 44(6), 843–848. https://doi.org/10.1177/0022022113493716

Christiani, L. C., & Ikasari, P. N. (2020). Generasi Z dan pemeliharaan relasi antar generasi dalam perspektif budaya Jawa. Jurnal Komunikasi dan Kajian Media, 4(2), 84–105.

Gay, G. (2003). The importance of multicultural education. Educational Leadership, 61(4), 30–35.

Indrapagastuti, D. (2014). Multicultural education practice and problematic. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan aplikasi, Vol 2 No 1, 13–25. https://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa/article/viewFile/2614/2169

Lifintsev, D., Fleseriu, C., & Wellbrock, W. (2019). A study of the attitude of generation z to cross-cultural interaction in business. Informacijos Mokslai, 86, 41–55. https://doi.org/10.15388/Im.2019.86.25

Lonthor, A. (2020). Peran pendidikan multikultural dalam menciptakan kesadaran hukum masyarakat plural. Tahkim, XVI(2), 197–212.

Mahfud, C. (2009). Pendidikan multikultural. Pustaka Pelajar.

Munawar, M. (2019). Kompetensi sosio kultural untuk jabatan pimpinan tinggi pratama eselon ii. b dilingkungan pemerintah Aceh. FITRAH: International Islamic Education Journal, 1(1), 16-30.

Naafs, S., & White, B. (2012). Generasi antara: Refleksi tentang studi pemuda Indonesia. Studi Pemuda, I(2), 89–106.

Nugraha, D. (2020). Urgensi pendidikan multikultural di Indonesia. Jurnal Pendidikan PKN (Pancasila dan Kewarganegaraan), 1(2), 140. https://doi.org/10.26418/jppkn.v1i2.40809

Rohman, A., & Ningsih, Y. E. (2018, October). Pendidikan multikultural: penguatan identitas nasional di era revolusi industri 4.0. In Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin (Vol. 1, pp. 44-50).

Quappe, S., & Cantatore, G. (2005). What is cultural awareness , anyway ? How do I build it ? Culturosity.Com, 1(1), 1–3. http://www.culturosity.com/pdfs/What is Cultural Awareness.pdf

Wahyuni. I. (2015). Pendidikan multikultural: Upaya memaknai keragaman bahasa di Indonesia. Jurnal Pemikiran Islam, 1(1), 79–96.

Retnasari, L. (2018). Strategi pendidikan multikultural sebagai upaya mencegah radikalisme di era globalisasi. Mengembangkan Kompetensi Pendidik Dalam Menghadapi Era Disrupsi" Kerjasama PGSD - POR UMS, 4–5.

Sadjim, U. M. (2017). Pentingnya konsepsi pendidikan multikultural di sekolah pasca konflik sosial di Ternate. Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 1(1), 1–11. https://doi.org/10.24036/jippsd.v1i1.7930

Solehuddin, M., & Budiman, N. (2019). Multicultural competence of prospective preschool teachers in predominantly Muslim country. Cakrawala Pendidikan, 38(3), 438–451. https://doi.org/10.21831/cp.v38i3.25033

Stillman, D. & S. J. (2018). Generasi Z: Memahami karakter generasi baru yang akan mengubah dunia kerja. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.

Sukardi, J. S., Hanum, F., Dwiningrum, S. I. A., & Efianingrum, A. (2019). Cultural understanding of the students for multicultural education in the university. KnE Social Sciences, 2019, 358–366. https://doi.org/10.18502/kss.v3i17.4660

Susan, N. (2012). Negara gagal mengelola konflik: Demokrasi dan tata kelola konflik di Indonesia. Pustaka Pelajar.

Walker, R. (2009). Developing cultural awareness. AORN Journal, 27(7), 1302–1304. https://doi.org/10.1016/S0001-2092(07)61028-X

Yaqin, A. (2005). Pendidikan multikultural. LKIS.

Zamroni. (2013). Pendidikan demokrasi pada masyarakat multikultur. Ombak.

Zamroni, Dwiningrum, S. I. A., Hope, J., Kartowagiran, B., Sudartinah, T., Siteine, A., & Yao, Z. (2021). Cross-cultural competence in multicultural education in Indonesian and New Zealand high schools. International Journal of Instruction, 14(3), 597-612. https://doi.org/10.29333/iji.2021.14335a

https://www.glenguyton.com/2019/09/11/promoting-cultural-competence-in-the-workplace-.understanding-the-difference-between-cultural-competence-and-awareness/.

w w w. u. n. e. s. c. o.o r g




DOI: https://doi.org/10.21831/hum.v22i1.49102

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Ariefa Efianingrum, Maryani Maryani, Joko Sri Sukardi, Farida Hanum, Siti Irene Astuti Dwiningrum

Supervised by

RJI Main logo


Our Journal has been Indexed by

    


Creative Commons License
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum by http://journal.uny.ac.id/index.php/humanika is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

View My Stats