Walang Goreng Sebagai Ikon Wisata Kuliner Gunungkidul

Siti Halimah Agustina, Jurusan Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
V. Indah Sri Pinasti, Jurusan Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana walang goreng dapat menjadi ikon wisata kuliner Gunungkidul dan mengetahui apa saja dampak sosial serta ekonomi dengan adanya walang goreng sebagai ikon wisata kuliner bagi masyarakat Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Informan penelitian berjumlah 10 orang yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber data. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yaitu melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menjadikan walang goreng sebagai ikon wisata kuliner Gunungkidul dapat dilihat dari sejarah dan representasi walang goreng terhadap identitas daerah serta strategi yang dilakukan dalam menjadikan walang goreng sebagai ikon wisata kuliner Gunungkidul melalui faktor-faktor yang membentuknya. Keberadaan walang goreng sebagai ikon wisata kuliner Gunungkidul diwujudkan dengan menjadikan walang goreng sebagai atraksi wisata di Gunungkidul yang mampu memberikan dampak secara sosial dan ekonomi bagi masyarakat Gunungkidul.

Keywords


Walang Goreng, Ikon, Wisata, Kuliner, Gunungkidul

Full Text:

Download PDF

References


Becken, S. (2005, June). The Role of Tourist Icon For Sustainable Tourism. Journal of Vacation Marketing, 11.

Frochot, I. (2003). An analysis of regional positioning and its associated food images in French Tourism Regional Tourism Brochures. Wine, Food, and Tourism Marketing.

Herdiansyah, H. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Lazuardi, M (2015). Rencana Pengembangan Kuliner Nasional 2015-2019 Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta: PT. Republik Solusi.

Marzuqi, A. (2015). Penciptaan Motif Batik sebagai Ikon Kabupaten Lumajang. Jurnal Desain Komunikasi Visual Stikom Surabaya, 4(1).

Nurhidayati, S. E. (2015). Kuliner Lokal sebagai Sumber Daya Wisata di Era Global.

Pitana, I. d. (2009). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Purnamasari, A. M. (2011, April). Pengembangan Masyarakat Untuk Pariwisata di Kampung Wisata Toddabojo Sulawesi Selatan. Perencanaan Wilayah dan Kota, 22.

Stowe, L. &. (2010). Throw your napkin on the floor: Authenticity, culinary tourism, and a pedagogy of the senses. Australian Journal of Adult Learning, Number 3, 52.

Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suwantoro, G. (2004). Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Virna, N. (2007, Maret). Wisata Kuliner Bukan Sekedar Pemuas Nafsu Perut. Warta Pariwisata, 9.




DOI: https://doi.org/10.21831/dimensia.v8i2.36369

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Siti Halimah Agustina, V. Indah Sri Pinasti

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

eISSN : 2654-9344   |     pISSN : 1978-192X

Dimensia is abstracting, indexing, and listing  in the following databases: 

                           

Follow us at  dimensia.sosiologi

Suported by:

RJI Main logo

Dimensia dalam https://journal.uny.ac.id/index.php/dimensia/index mengikuti aturan lisensi Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional 

https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/deed.id

https://creativecommons.org/licenses/by-nc/2.0/deed.en

 

View My Stats