SASTRA SEBAGAI SARANA MENGEMBANGKAN RANAH AFEKTIF SISWA

Anwar Efendi,

Abstract


Kenyataan membuktikan bahwa ranah afektif merupakan bagian
yang dirasakim kurang mendapat perhatian dalam proses pendidikan. Hal
itu mengakibatkan siswa kurang memiIik:i pertimbangan rasa dan kepekaan.
Berbagai perilaku yang menunjukkan agresivitas, penggunaan
obat-obatan terlarang, kekerasan, kekejaman dan kecenderungan tindakan
kriminaIitas sebagaian besar bersumber dari adanya rasa "hampa"
harga diri pada diri siswa. I
Menghdapai kondisi demikian itu, pendidikan moral agama
mutIak diperlukan sebagai sarana penanaman niIai-niIai serta normanorma
budi pikerti. Di samping itu, salah satu hal yang perlu diperhatikan
adaIah masaIah pendidikan kesenian.
Termasuk dalam kesenian salah satunya adalah sastra. Pengenalan
dan pemahaman terhadap sastra melaIui proses pendidikan yang terus
menerus dengan dunia sesama yaitu dunia manusia dan kemanusiaan.
Dalam arti itulah sastra sebagai pemancar berbagai nilai dan bisa menjadi
sumber pengilhaman tentang kebajikan (virtue) dan kebajikan (wisdom).
Melalui pemanfaatan nilai-nilai dalam sastra, akhirnya akan tercapai
kondisi homo humanus, yaitu manusia yang mempunyai jiwa haIus,
manusia yang berbudaya di samping tetap mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dengan demikian akan terjadi keseimbangan
antara dimensi jasmaniah dan rohaniah dalam diri siswa sebagaimana
yang dikehendaki dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.21831/cp.v1i1.9200

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




 

Social Media:

     


 

 Creative Commons License
Jurnal Cakrawala Pendidikan by Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan UNY is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/index.

Translator
 
 web
    analytics
View Our Stats