MENAKAR HASIL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DI SMP

Gendon Barus,

Abstract


Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keterlaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di SMP dan mengukur capaian hasilnya. Pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi pada lima kota di Indonesia belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Selain berhenti hanya pada tataran kognitif, muatan nilai-nilai karakter yang diintegrasikan ke berbagai mata pelajaran sifatnya hanya “tempelan”, sekadar ditulis di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, tanpa eksplisitasi kongkret dalam pelaksanaan. Sebagian besar guru mata pelajaran yang dititipi muatan pendidikan karakter secara terintegrasi mengalami keterbatasan kemampuan mendeskripsikan, mengaktualisasikan, dan membumikan pelaksanaan misi itu. Pada sisi lain, kehadiran dan peran konselor yang secara khusus dibekali untuk peran transmitter pendidikan “hati” (pendidikan karakter) tidak dilibatkan sama sekali, sebagaimana tampak pada sebagian besar SMP di Indonesia tidak menyediakan jam layanan bimbingan klasikal. Gagasan penelitian ini diharapkan menginspirasi kerangka kerja ditemukannya model alternatif pendidikan karakter yang berorientasi pada terbangunnya kemitraan-kolaboratif profesional antara konselor/Guru BK dengan guru mata pelajaran dalam implementasi pendidikan karakter di sekolah. Kata Kunci: pendidikan karakter, bimbingan klasikal, peran konselor MEASURING THE RESULT OFTHE INTEGRATED CHARACTER EDUCATION IN JUNIOR HIGH SCHOOLS Abstract: This study was aimed to evaluate the implementation of the character education in Junior High School and to measure the result. The implementation of integrated character education in Junior High School in several cities in Indonesia has not shown satisfactory result. It was only at the cognitive level. The contents of character values integrated into a variety of subjects were just like "patches". They are only written in a lesson plan, without realization in the implementation. Most of the subject teachers who are entrusted with the content of character education integrated into the learning process, had limited ability to describe, actualize, and implement the mission. On the other hand, the counsellor who was specifically equipped with the transmitter role of character education was not involved at all. This could be seen in most junior high schools in Indonesia which did not provide a classical guidance service schedule. This study is expected to inspire the finding of an alternative of the character education model oriented to professional collaborative partnership between the counsellors and teachers implementing the character education. Keywords: character education, classroom guidance, the role of counsellor

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.21831/cp.v2i2.4827

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




 

Social Media:

     


 

 Creative Commons License
Jurnal Cakrawala Pendidikan by Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan UNY is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/index.

Translator
 
 web
    analytics
View Our Stats