Pengintegrasian nilai-nilai kearifan lokal dalam pendidikan multikultural

Umi Chotimah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya, Indonesia
Alfiandra Alfiandra, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya, Indonesia
Emil El Faisal, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya, Indonesia
Sulkipani Sulkipani, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya, Indonesia
Camelia Camelia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya, Indonesia
Iqbal Arpannudin, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Abstract


Tujuan artikel ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat dalam memperkuat integrasi nasional melalui pendidikan multikultural. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Nilai-nilai kearifan lokal masyarakat dalam adat pernikahan kelima suku tersebut secara umum terdiri dari nilai ketuhanan, persatuan, dan kerakyatan yang tercermin dalam prosesi sebelum pernikahan, saat pernikahan, dan setelah pernikahan. Dengan demikian, nilai-nilai kearifan lokal masyarakat tersebut pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang secara umum terdapat di setiap daerah yang dapat memperkuat integrasi nasional.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

This article was aimed at identifying and integrating local wisdom values fostering national integration through multicultural education. It was a qualitative research with case study as its method. Local wisdom values embedded in the all of five tribes’ marriage are the believe in God, Humanity, unity, and democracy. In other words, these local wisdom are in common among society members and can enhance national integration.


Keywords


local wisdom values, national integration, multycultural education

Full Text:

DOWNLOAD FULL TEXT

References


Al Arifin, A. H. (2012). The implementation of multicultural education in the educational practices in Indonesia. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 1(1), 72–82.

Bowie, F. (2006). Anthropology of religion. In R. A. Segal (Ed.), The Blackwell companion to the study of religion (hal. 3–24). Malden, Oxford, Victoria: Blackwell Publishing. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Chotimah, U. (2016). Implementation of character education local wisdom charged in basic education level in South Sumatera. In Sriwijaya University Learning and Education International Conference (Vol. 2, hal. 1221–1238). Indralaya: Sriwijaya University.

Djawanai, S. (2011). Recover and revitalize language diversity. In T. Mckinnon, Nurhayati, A. Subiyanto, M. Suryadi, & S. Waluyo (Ed.), International Seminar "Language and Shift (hal. 12–21). Semarang: Master Program in Linguistic, Diponegoro University.

El Faisal, E., & Sulkipani, S. (2016). Pengembangan bahan ajar berbasis muatan lokal pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 13(2), 113–126.

Fitriyanti, F., Faisal, E. L., Safitri, S., & Eriawaty, E. (2016). Development of instructional materials based local wisdom in social studies. In Sriwijaya University Learning and Education International Conference (Vol. 2, hal. 395–408).

Harsojo. (2003). Antropologi dan budaya. Jakarta: Aurora Baru.

Jayanti, V. D. (2013). Makna simbol dalam upacara pernikahan adat Sunda perspektif teori bentuk simbolik Ernst Cassirer. Universitas Gajah Mada.

Kaelan & Zubaidi, A. (2007). Pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi. Yogyakarta: Paradigma.

Karasik, O., & Pomortseva, N. (2015). Multicultural challenges: teaching contemporary American literature for Russian philological students. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 199(2015), 684–688.

Keraf, A. S. (2010). Etika lingkungan hidup. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Kongprasertamorn, K. (2007). Local wisdom environmental protection and community development: the clam farmers in Tambon Bangkhunsai, Phetchaburi Province, Thailand. Manusya: Journal of Humanities, 10(1), 1–10.

Kurniasih, E. (2012). Ragam bahasa dalam upacara pra-nikah adat Sunda “Ngeuyeuk Seureuh.” In A. Subyanto, Mualimin, & Prihantoro (Ed.), International Seminar " Language Maintenance Shift II (hal. 411–415). Semarang: Master Program in Linguistic, Diponegoro University in Collaboration with Balai Bahsa Jawa Tengah.

Mariane, I. (2014). Kearifan lokal pengelolaan hutan adat. Jakarta: Rajawali Pers.

Maulana, M. (2013). Upacara daur hidup dalam pernikahan adat Sunda. Refleksi, 13(5), 623–640.

Pusat Bahasa. (2008). Kamus besar Bahasa Indonesia (IV). Jakarta: Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional.

Sanaky, H. (2005). Sakral (sacred) dan profan: studi pemikiran Emile Durkheim tentang sosiologi agama. Yogyakarta.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Trice, H. M., & Beyer, J. M. (1985). Rites and ceremonials in organizational culture. Research in the Sociology of Organizations, 4(22), 1–70.




DOI: https://doi.org/10.21831/jc.v15i1.17288

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Umi Chotimah, Alfiandra Alfiandra, Emil El Faisal, Sulkipani, Iqbal Arpannudin

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Our journal indexed by:

                     

Supported by:

RJI Main logo

 

Jurnal Civics Media Kajian Kewarganegaraan is published by Univesitas Negeri Yogyakarta in collaboration with Indonesia Association Profession of Pancasila and Civic Education/Asosiasi Profesi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (AP3KnI).


Creative Commons License

Jurnal Civics is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 

j.civics stat