Pengaruh Modifikasi Pengaku Lateral terhadap Perilaku Struktur Jembatan Rangka Baja Pejalan Kaki

Authors

  • Agus Bukhori Susilo Departemen Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta 55281, Indonesia
  • Maris Setyo Nugroho Departemen Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta 55281, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.21831/center.v1i2.1816

Keywords:

Gaya Dalam, Jembatan, Lendutan, pengaku lateral

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui desain struktur jembatan pejalan kaki yang optimum serta menguji perilaku struktur jembatan rangka baja pejalan kaki terhadap pengaruh modifikasi komponen pengaku lateral. Penelitian juga bertujuan untuk mengetahui kapasitas batang yang dihasilkan dan besar perbandingan total anggaran yang dibutuhkan dalam fabrikasi jembatan dengan pengaku lateral dan tanpa pengaku lateral. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang dilakukan dengan pemodelan 3D pada dua desain pengaku lateral jembatan bentang enam meter dengan program bantu analisis. Pembebanan jembatan menggunakan kombinasi beban yang berpedoman pada SNI 1725:2016. Hasil analisis desain struktur utama jembatan dari kedua desain pengaku lateral berupa data lendutan, berat dan gaya-gaya yang bekerja kemudian dilakukan perhitungan terhadap kesesuaian aspek perencanaan jembatan yaitu kekuatan, kekakuan, dan kestabilan. Desain struktur yang optimum memiliki bentuk pelengkung tujuh segmen konfigurasi rangka kombinasi howe dan warren dengan bracing silang. Jembatan tanpa pengaku lateral menghasilkan deformasi lateral yang lebih besar dengan selisih 0,041 mm pada tengah bentang. Sedangkan pada deformasi arah Z, jembatan tanpa pengaku lateral menghasilkan lendutan yang lebih kecil dengan rerata selisih 0,0065 mm. Hasil lendutan maksimum yaitu sebesar 2,392 mm dan lebih kecil dari nilai izin L/800 (7,5 mm). Jembatan tanpa pengaku lateral memperoleh nilai kekakuan yang lebih tinggi dengan rerata selisih 0,004 mm. Gaya dalam yang dihasilkan adalah sebesar 20,623 kN pada top chord jembatan. Hasil analisis kapasitas batang menunjukkan bahwa pada batang tarik (Tn > Tu), tekan (Pn > Pu), geser (Vn > Vu), dan momen (Mn > Mu). Biaya fabrikasi jembatan tanpa pengaku lateral lebih ekonomis dengan selisih sebesar Rp362.000,00. Berdasarkan hasil tersebut maka jembatan tanpa pengaku lateral telah memenuhi aspek kriteria perancangan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

[1] AASHTO. (2007). AASHTO LRFD Bridge Design Specifications SI Units 4th Edition. Washington, DC: American Association of State Highway and Transportation Officials.

[2] Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. (2005). RSNI T-03-2005 tentang Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional (BSN).

[3] Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. (2016). SNI 1725-2016 tentang Pembebanan untuk Jembatan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional (BSN).

[4] Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. (2016). SNI 2833-2016 tentang Perencanaan Jembatan terhadap Beban Gempa. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional (BSN).

[5] Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. (2020). SNI 1729-2020 tentang Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional (BSN).

[6] Chaukab, Noor. (2023). Optimasi Perencanaan dan Uji Fisik Jembatan Nuansa Standar dengan Varian yang Lain Rangka Baja Modular untuk Pejalan Kaki Desa Kalibening. Univeritas Negeri Yogyakarta.

[7] Ikhsan, M.N., Awaludin, Ali, Triwiyono, Andreas. (2020). Kuat Tarik dan Pola Kegagalan Kombinasi Sambungan Baut dan Sekrup pada Baja Canai Dingin. INERSIA: Vol. XVI No. 2, hal. 144 – 157.

[8] Kementerian Pekerjaan Umum. (2010). Surat Edaran Menteri PU 02/SE/M/2010, tentang Pemberlakuan Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan Konstruksi Jembatan Gantung untuk Pejalan Kaki.

[9] Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2015). Surat Edaran Menteri PUPR 07/SE/M/2015, tentang Pedoman Persyaratan Umum Perencanaan Jembatan.

[10] Menteri Pekerjaan Umum. (2014). Peraturan Menteri PU Nomor 3 Tahun 2014, tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan

[11] Nugroho, M.S. Awaludin, Ali, Supriyadi, Bambang. (2017). Perencanaan Jembatan Pejalan Kaki Menggunakan Kayu Jati Hutan Rakyat Sebagai Matetrial Konstruksi. INERSIA: Vol. XIII No. 2, hal. 141–153.

[12] Presiden Republik Indonesia. (2022). Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun 2022, tentang Penugasan Khusus dalam Rangka Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur.

[13] Prihadi, W.R., Pratama, G.N.I.P. (2016). Konfigurasi Batang Pada Perancangan Rangka Atap Bambu. INERSIA: Vol. XII No. 2, hal. 173 – 183.

[14] Refani, A.N., Dibiantara, D., Suluch, M., Muqoddam, A.F. (2017). Studi Alternatif Bentuk Rangka Jembatan Canai Dingin untuk Pejalan Kaki Bentang Kecil Terhadap Rasio Berat dan Lendutan. Jurnal Aplikasi Teknik Sipil: Vol. XV No 2.

[15] Walikota Kota Yogyakarta. (2019). Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2019, tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Downloads

Published

2024-09-30

How to Cite

Susilo, A. B., & Nugroho, M. S. (2024). Pengaruh Modifikasi Pengaku Lateral terhadap Perilaku Struktur Jembatan Rangka Baja Pejalan Kaki. Journal of Civil Engineering and Sustainable Infrastructure (CENTER), 1(2), 59–70. https://doi.org/10.21831/center.v1i2.1816