CEDERA OLAHRAGA DALAM PERSPEKTIF TEORI MODEL EKOLOGI

Yustinus Sukarmin,

Abstract


Semua aktivitas manusia, termasuk olahraga, penuh dengan risiko atau bahaya.   Seiring dengan meningkatnya aktivitas olahraga meningkat pula risiko  atau bahaya tersebut. Sekecil apa pun risiko atau bahaya yang ada dalam aktivitas  olahraga, jika diabaikan atau tidak ditangani dengan sungguh-sungguh dan  tidak  dapat dikendalikan sepenuhnya akan menimbulkan kecelakaan dengan  segala  akibat yang merugikan manusia, di antaranya cedera.
Cedera yang terjadi pada waktu seseorang melakukan aktivitas fitness,  latihan, atau pertandingan olahraga, — kemudian disebut cedera olahraga —  meliputi sistem muskulosekeletal. Ada dua tipe cedera olahraga, yaitu: cedera  akut dan cedera kronis. Patah tulang, memar, robek ligamen, robek otot atau  tendo,  lecet, dan tergores adalah beberapa contoh cedera akut, sedangkan stress fractures, tendinitis, dan epifisitis atau apofisitis merupakan sebagian contoh  cedera  kronis.
Menurut teori keselamatan, kecelakaan (cedera) itu dapat dicegah atau  dihindari. Untuk mencegah terjadinya cedera olahraga secara akurat, orang  harus  tahu penyebabnya. Agar kejadian serupa tidak terulang kembali, penyebab  terjadinya kecelakaan (cedera) harus dihilangkan atau dikendalikan.    Teori model  ekologi mengatakan kecelakaan terjadi karena ada interaksi yang dinamis antara  dua faktor, yaitu faktor manusia (intrinsik) dan faktor  lingkungan (ekstrinsik).  Oleh sebab itu, penanganan terhadap faktor penyebab terjadinya kecelakaan  (cedera) harus dilakukan secara terpadu, artinya kedua-duanya harus  mendapatkan perhatian.


Kata kunci : cedera olahraga, model ekologi.


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.21831/medikora.v0i1.4702

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c)



Indexed by:

             


In Collaboration with:

   

Flag Counter

 View Journal Visitor Stats