RESPONS HUNTING PADA TERAPI DINGIN PADA PENANGANAN CEDERA OLAHRAGA

Novita Intan Arovah,

Abstract


Atlet merupakan populasi yang rentan mengalami cedera olahraga. Cedera olahraga tersebut memerlukan penanganan yang tepat untuk mempercepat proses pemulihan sekaligus mencegah terjadinya cedera ulang. Terapi dingin merupakan modalitas terapi yang sering digunakan untuk mengatasi cedera olahraga pada fase akut. Terapi dingin tersebut pada dasarnya bersifat anri-inflamadf. Walaupun demikian, apabila digunakan secara tidak   tepat dapat mengakibatkan efek vasodilatasi (respons hunting) yang bersifat kontraproduktif bagi proses inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu terjadinya hunting response pada terapi dingin dengan menggunakan es langsung, es yang dibungkus dengan kain serta air es.
Subjek penelidan ini adalah 10 orang probandus sehat berusia 17-20 tahun. Subjek menerima tiga perlakuan (es langsung, es dengan kain dan air es) dengan periode wash-out selama 1 minggu diantaranya. Pada tiap perlakuan dihitung waktu terjadinya vasokontriksi (warna pucat pada kulit) dan vasodilatasi (warna merah pada kulit) pada dua tempat perlakuan yakni telapak tangan dan fossa cubiti. Data tersebut kemudian diolah menggunakan oneway anova untuk melihat ada tidaknya perbedaan pada waktu vasokontriksi dan vasodilatasi inter dan antar kelompok. Uji-t kemudian dilakukan untuk menguji ada tidaknya perbedaan vasokontriksi dan dilatasi antarpasangan kelompok perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) terdapat perbedaan bermakna antara
waktu vasokontriksi dan vasodilatasi pada ketiga perlakuan terapi dingin (perlakuan es langsung, es dengan kain maupun air es), (ii) respon vasokontriksi dan vasodilatasi pada perlakuan es langsung lebih cepat terjadi daripada pada perlakuan es dengan kain maupun air es value —0.00), (iii) terdapat perbedaan bermakna antara waktu respons vasodilatasi dan vasokontriksi pada lokasi telapak tangan dan fossa cubiti dan (iv) respons vasokontriksi dan vasodilatasi pada telapak tangan dan fossacubiti lebih cepat terjadi daripada pada perlakuan es dengan kain maupun air es (p value—0.00).
Secara praktis, dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan terapi dingin pada cedera akut, pengaruran waktu terapi perlu memperhatikan letak dan jenis modalitas terapi dingin yang digunakan untuk menghindari terjadinya respons hunting.

Kata Kunci: respons hunting, terapi dingin, cedera olahraga


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.21831/medikora.v0i1.4658

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c)



Indexed by:

             


In Collaboration with:

   

Flag Counter

 View Journal Visitor Stats