Suluk pedalangan literature in a semiotic perspective

Sukisno Sukisno, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Abstract


Suluk pedalangan is a form of Javanese literary work, a type of poetry sung by a dalang (puppeteer) in a wayang kulit (shadow puppet) performance. Semiotically, Suluk functions to explain the characterization of scenes whether they are grand, tense, sad, or happy in accordance with the pathet (arrangement of notes) in karawitan (traditional Javanese gamelan music). This research aims to identify and understand the characteristics of suluk from a semiotic perspective. The method used is descriptive qualitative. The data source is Suluk Pedalangan which was collected by Padmosoekotjo (1978). The results of the research show that the suluk pedalangan texts use the Old Javanese language krama alus and krama madya. The results of the research show that the sulukan in wayang kulit performances has the characteristics of being one of the puppetry literature performed (sung) by puppeteers adapted to the pathet and time. When sung by the puppeteer, the sequence of sulukan is adjusted to the time, rhythm (pathet), and kempyung note sequence (beating two notes together with a distance of two notes). Semiotically, the meaning and function of sulukan in setting the atmosphere hold an important position, broadly serving to intensify, embellish, enhance, and shape the atmosphere in various scenes. Textually, sulukan basically refers to the scenes presented. However, if you do not know the meaning of the words, symbols and figures of speech used in sulukan, the aesthetic value and dramatic atmosphere of the scenes presented in wayang kulit performances will be less meaningful. Philosophically, the meaning of sulukan in relation to the sequence of kempyung notes and the time they are expressed symbolizes the journey of a human life, from birth, childhood, adolescence, adulthood, and old age.

Keywords: Puppetry literature, semiotics, sulukan, wayang


Keywords


puppetry literature, semiotics, sulukan, wayang

Full Text:

PDF

References


Amir, H. (1991). Nilai-nilai etis dalam wayang. Jakarta; Pustaka Sinar Harapan.

Berger, A. A. (2014). Semiotics and society. Society, 51, 22-26. https://link.springer.com/article/10.1007/s12115-013-9731-4.

Dewi, P. (2021). Karakteristik bahasa suluk dan janturan dalam pagelaran wayang purwa Jawa Timuran lakon Resa Saputra oleh Ki Dalang Bambang Sugia. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 7(2), 548-562.

Dhita, B. R. (2014). Kajian stilistika sastra suluk pedalangan Ki Seno Nugroho lakon salya gugur (Doctoral Dissertation, Universitas Gadjah Mada). https://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/72592.

Djoharnurani, S. (1991). Bahasa suluk pedalanqan (sebuah tinjauan sosio-linguistik). http://digilib.isi.ac.id/3198/.

Handoyo, C. B. (2014). Pertunjukan wayang “pakeliran padat” sebagai lternatif membangkitkan rasa menyukai wayang dan musik gamelan. Imaji, 12(1).62- 70. https://journal.uny.ac.id/index.php/imaji/article/view/3149/3103.

Hadiprayitno, K. (2009). Perlunya belajar wayang dalam kehidupan budaya Jawa. Keanekaragaman Budaya, IV(7), 523-530. https://core.ac.uk/download/pdf/227150524.pdf#page=31.

Hadiprayitno, K. (2009). Filsafat keindahan suluk wayang kulit purwa gaya Yogyakarta: Pemahaman konsep suluk sebagai jalan ke arah keluhuran budi dan moralitas bangsa. http://digilib.isi.ac.id/1688/.

Homsatun, E. (2014). Analisis semiotik dalam suluk pakeliran lakon Retno Sentiko oleh Ki Seno Nugroho. Aditya-Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, 5(1), 9-15. https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/616.

Murtiyoso, B. (1982/1983). Pengetahuan pedhalangan. Surakarta: ISI Surakarta

Murtiyoso, B., dkk (2007). Teori pedalangan. Surakarta: ISI Surakarta.

Padmosoekotjo, S. (1978). Suluk pedhalangan. Citra Jaya Murti.

Pradopo, R. D. (1997). Prinsip-prinsip kritik sastra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Riffaterre, M. (1978). Semiotics of poetry. Indiana University Press.

Riffaterre, M. (1985). The interpretant in literary semiotics. American Journal of Semiotics, 3(4), 41. https://www.jstor.org/stable/40320122.

Santosa, H., Kustiyanti, D., & Sudirga, I. (2016). Traces of musical instruments in kakawin bharatayudha. E. Journal of Cultural Studies, 9. https://jurnal.harianregional.com/ecs/id-35695

Saryono, G. W. (2019). Simbolisasi bahasa pada sulukan pewayangan yang dituturkan dalang wayang kulit kajian: etnolinguistik (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Sastroamidjojo, S. (1964). Renungan tentang pertunjukan wayang kulit, Jakarta:Kinta

Solichin & Suyanto. (2014). Cakrawala wayang Indonesia: Yayasan Sena Wangi.

Subroto, D. E. (2013). Kajian stilistika teks bahasa pedalangan wayang purwa gaya Surakarta. Jurnal Bahasa dan Seni, 41(2), 143-158. https://journal2.um.ac.id/index.php/jbs/article/view/105.

Sulaksono, D. (2013). Filosofi pertunjukan Wayang purwa. IBDA: Jurnal Kajian Islam Dan Budaya, 11(2), 238-246. https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/ibda/article/view/82.

Sutarno (2011). Gaya pedalangan wayang kulit purwa jawa serta perubahannya. Mudra, 2(1), https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/mudra/article/view/1583.

Suwatno, E. (2017). Wacana suluk pedalangan dalam bahasa Jawa berdasarkan bentuk dan fungsinya [suluk pedalangan discourse in Javanese language based on forms and functions]. Totobuang, 5(1), 45-55. https://totobuang.kemdikbud.go.id/jurnal/-index.php/totobuang/¬article/view/50.

Teeuw, A. (1983). Membaca dan menilai karya sastra. Jakarta: Gramedia.

Tinarbuko. S. (2008). Semiotika komunikasi visual. Yogyakarta: Jalasutra




DOI: https://doi.org/10.21831/ltr.v23i1.71764

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




______________________

 

                                 

 

__________________________________________________________________________________________________

 

 

RJI Main logo

 

      

The International Journal of Linguistic, Literature, and Its Teaching at http://http://journal.uny.ac.id/index.php/litera/ is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

 __________________________________________________________________________________________________ 

 

Flag Counter