KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT PESERTA PELATIHAN KELOMPOK PRAKOPERASI DI KECAMATAN NAMLEA KABUPATEN BURU

Ateng Wesa, Madrasah Aliyah Negeri 2 Ambon, Indonesia
Yoyon Suryono, Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan kelompok prakoperasi di Kecamatan Namlea, faktor pendukung dan penghambat pelatihan kelompok prakoperasi di Kecamatan Namlea, dan dampak pelatihan terhadap anggota kelompok Prakoperasi di Kecamatan Namlea. Penelitian ini merupakan penelitian kasus dengan pendekatan kualitatif naturalistik. Data yang diperoleh dianalisis secara interaktif dengan tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok prakoperasi dibentuk dari organisasi kelompok masyarakat yang memiliki pola pikir yang sama, dengan bantuan dari Dinas Koperasi lewat sosialisasi tentang proses pembentukan prakoperasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mendirikan prakoperasi. Biaya pelatihan disediakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Buru masih kurang sehingga waktu pelatihan terbatas sedangkan fasilitator su-dah baik. Diklat yang dilaksanakan disambut baik oleh peserta dari kelompok prakoperasi karena materi yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan peserta pelatihan dilapangan dalam mengelola usaha atau membuka usaha baru. Pelaksanaan pelatihan didukung oleh biaya dari pemerintah daerah Kabupaten Buru, memiliki fasilitator pelatihan yang memadai dan didukung oleh peserta pelatihan yang memilik motivasi untuk belajar agar dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola koperasi maupun usaha sendiri.Kontribusi pelatihan terhadap peserta pelatihan adalah dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM), membangkitkan semangat untuk berkoperasi dan berwirausaha, serta membantu masyarakat khususnya anggota kelompok prakoperasi dalam meningkatkan ekonomi keluarganya. Namun kurang transparansi keuangan dari pengurus kepada anggota sehingga banyak koperasi yang kurang berkembang.

Kata kunci: pelatihan, kelompok prakoperasi


THE ECONOMIC WELFARE OF THE COMMUNITY MEMBERS JOINING THE PRE-COOPERATIVE GROUP TRAINING IN NAMLEA DISTRICT, BURU REGENCY

Abstract

This research was aimed to know: the process of forming of pre-cooperative group in Namlea District, supportingand obstacle factors and of pre-cooperative group training in Namlea District, training effects towards pre-cooperative groups in Namlea District. This was a case research using a qualitative naturalistic approach. Data obtained was analyzed interactively by steps ofdata gathering, data reduction, data presentation and, drawing conclusion. The research result showed that pre-cooperative groups was established from community group organization that had the same patterned thinkers with the aids of Cooperative Office through a socialization on pre-cooperative establishment process and requirements to fulfill to establish a pre-cooperative. Training fee provided by Buru Regency regional government was still less so that training time was limited, while the facilitators had been good.  The education and training conducted was well welcomed by the training participants from pre-cooperative groups due to the modules given was adjusted to field training participant needs in managing business and run new businesses. The training enforcement was aided by Buru Regency regional governmental that had adequate training facilitators and supported by training participants who were motivated to learn in order that they could increase knowledge and skills to manage a cooperative as well as self business. The training contribution towards training participants was to be able to improve human resources (SDM), ignited enthusiasm to run cooperative and to do business and also to help people, especially pre-cooperative group members to improve their family economics. However, the lack of financial transparency from the co-operative administrators to the members so that a lot of cooperatives were less-developed.

Keywords: training, pre-cooperative groups

Keywords


pelatihan; kelompok prakoperasi

Full Text:

PDF

References


Baswir, Revrison. (2012). Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE

Bhatti, M Awais and Kaur, Sharan. (2010). The role of individual and training design factors on training transfer. The Journal of European Industrial Training, Vol. 34. Diakses dari www.emeraldinsight.com/0309-0590.htm. pada tanggal 5 Januar 2013.

Hamid, Edy Suandi. (2012). Dinamika ekonomi Indonesia. Yogyakarta: UII Press.

Huraerah, Abu. (2008). Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat model dan strategi pembangunan berbasis kerakyatan. Bandung: Humaniora.

Kamil, Mustofa. (2012). Model pendidikan dan pelatihan: konsep dan aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Mujiman, Haris. (2011). Manajemen pelatihan berbasis belajar mandiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial.

Rintuh, Cornelis & Miar. (2005). Kelembagaan dan ekonomi kerakyatan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Salvatore, Dominick. (2006). Mikro ekonomi Jakarta: Erlangga

Siagian, Sondang P. (2008). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharto, Edi. (2010). Membangun mayarakat memberdayakan rakyat, (kajian strategis pembangunan kesejahteraan (sosial & pekerjaan sosial). Bandung: Refika Aditama.

Suryono, Yoyon & Sumarno. (2012). Pembelajaran kewirausahaan masyarakat. Yogyakarta: Aditya media




DOI: https://doi.org/10.21831/jppm.v1i2.2685

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c)



JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat) indexed by:

 
 
Creative Commons License
JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat) by http://journal.uny.ac.id/index.php/jppm/index is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats