Social Capital and Resilience School for Disaster Mitigation Education in Yogyakarta Schools

Siti Irene Astuti Dwiningrum, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
- Prihastuti, Fakultas Psikologi Unair, Indonesia
- Suwarjo, FIP UNY, Indonesia

Abstract


This study was aimed at determining the usage of social capital to cope with the disaster and school resilience in disaster mitigation education and describing the resilience profiles of the schools in Bantul dan Sleman. The study was qualitative research conducted in high schools located in Sleman and Bantul, Yogyakarta. The subjects were teachers and students. The data were collected using observation, interviews, active participation, FGD, documentation, and questionnaires. The data were analyzed through the stages of data reduction, categorization, interpretation and presentation. Findings show that first, there exists social capital in the form collaboration and social norms between the schools and the society; second, disaster-prone areas need to improve and reform aspects of the school resilience consisting of improvement between the school and the society, establishment of clear rules and consistency in taking them, teaching students life skills, care and support in  realizing and communicating high expectations, and providing opportunities for meaningful participation.

MODAL SOSIAL DAN RESILIENSI SEKOLAH UNTUK PENDIDIKAN MITIGASI BENCANA DI SEKOLAH DI YOGYAKARTA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui modal sosial yang digunakan untuk mengatasi bencana dan ketahanan sekolah untuk pendidikan mitigasi bencana dan menggambarkan profil resiliensi sekolah di wilayah Bantul dan Sleman. Penelitian dilakukan di SMA Negeri di wilayah Sleman dan Bantul di, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah guru dan siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara partisipasi aktif, FGD, dokumentasi dan kuesioner. Data dianalisis melalui beberapa tahapan yakni pereduksian data, kategorisasi, interpretasi dan penyajian. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan pertama, adanya modal sosial berupa kolaborasi dan norma sosial antara sekolah dan masyarakat; kedua, sekolah di daerah rawan bencana perlu meningkatkan dan reformasi aspek ketahanan sekolah terdiri atas aspek dalam meningkatkan antara sekolah masyarakat, aspek dalam membangun aturan yang jelas dan menjalankan secara konsisten, aspek dalam mengajar keterampilan hidup bagi siswa, peduli dan mendukung aspek dalam mewujudkan harapan dan berkomunikasi diajarkan, dan aspek dalam memberikan kesempatan untuk berpartisipasi.


Full Text:

PDF

References


Arbon, P., Steenkamp, M., Cornell, V., Cusack, L., & Gebbie, K. (2016). Measuring disaster resilience in communities and households. International Journal of Disaster Resilience in the Built Environment, 7(2), 201-215. doi: 10.1108/IJDRBE-03-2015-0008.

Coleman, J. C. (1990). Foundations of social theory. Cambridge: Harvard University Press.

Dewi, N. R., & Hendriani, W. (2014). Faktor protektif untuk mencapai resiliensi pada remaja setelah perceraian orang tua. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial, 3(3), 37-43.

Dwiningrum, S. I. A. (2008). Pemulihan psikologi-sosial pasca gempa oleh guru di Kabupaten Bantul DIY. Cakrawala Pendidikan, 2(2), 201-213.

Dwiningrum, S. I. A. (2010). Peran sekolah dalam pembelajaran mitigasi bencana. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana, 1(1), 30-42.

Dwiningrum, S. I. A. (2011). Desentralisasi dan partisipasi masyarakat dalam pen-didikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dwiningrum, S. I. A. (2012). Ide pe-ngembangan modal sosial untuk peningkatan mutu sekolah pasca erupsi Merapi (Studi Kasus di SD Negeri Umbulharjo, Kabupaten Sleman Yogyakarta, Indonesia) (Laporan penelitian). Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, Yogyakarta.

Dwiningrum, S. I. A.(2013). Nations character education based on the social capital theory. Asean Social Science, 9(12), 144-155.

Dwiningrum, S. I. A. (2014). Schools in education and media hegemony in the perspective of multicultural education. Dalam Proceeding International Conference on Fundamentals and Implementation of Education (ICFIE) 2014 (pp. 191-196). Yogyakarta State University, Yogyakarta.

Dwiningrum, S. I. A. (2015). Modal sosial dalam pengembangan pen-didikan:Teori dan praktik. Yogyakarta: UNY Press.

Hasbullah, J. (2006). Social capital: Menuju keunggulan budaya manusia Indonesia. Jakarta: MR-United Press.

Häuberer, J. (2011). Social capital theory.Towards a methodological foundation (11th ed.). Wiesbaden: VS Verlag für Sozialwissenschaften.

Matsuura, S., & Shaw, R. (2015). Exploring the possibilities of school-based recovery and community building in Toni District, Kamaishi. Natural Hazards, 75(1), 613-633. doi: 10.1007/s11069-014-1344-8.

Ophiyandri, T., Amaratunga, D., Pathirage, C., & Keraminiyage, K. (2013). Critical success factors for community-based post-disaster housing reconstruction projects in the pre-construction stage in Indonesia. International Journal of Disaster Resilience in the Built Environment, 4(2), 236-249. doi: 10.1108/IJDRBE-03-2013-0005.

Sudaryono. (2006). Pendidikan pasca gempa. Makalah Pelatihan Manajemen Pendidikan Dasar. Diknas DIY, Yogyakarta.

Sudaryono. (2007). Resiliensi dan locus of control guru dan staf sekolah pasca gempa. Jurnal Kependidikan, 37(1), 55-70.

Shrestha, H. D., Yatabe, R., Bhandary, N. P., & Subedi, J. (2012). Vulnerability assessment and retrofitting of existing school buildings: A case study of Aceh. International Journal of Disaster Resilience in the Built Environment, 3, 52-65. doi: 10.1108/17595901211201132.




DOI: https://doi.org/10.21831/jk.v1i1.10091

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 JURNAL KEPENDIDIKAN



p-ISSN: 2580-5525 || e-ISSN: 2580-5533

Indexed by:

          


Creative Commons License

Jurnal Kependidikan by http://journal.uny.ac.id/index.php/jk is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View Journal Stats