Nilai-Nilai budaya Majemukan di Dusun Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul

Rina Suhartanti, SMP Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta, Indonesia

Abstract


Penelitian bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai budaya yang terdapat dalam adat Majemukan, di Dusun Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul. Penelitian menggunakan metode etnografi dengan jumlah subjek sebanyak 6 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis domain, analisis taksonomi, dan analisis komponensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Majemukan memiliki nilai-nilai budaya yaitu: 1) nilai religius, dapat dilihat dalam  rangkaian acara berupa rasa syukur dan pemanjatan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mulai dari arak gunungan, proses mendoakan berbagai ubo rampe, dan kesenian leyek; 2) nilai kemanusiaan, terlihat dalam pembagian hasil bumi kepada seluruh warga yang datang dalam acara mejemukan, dan terlihat pada keadilan dalam pembagian tugas, 3) nilai gotong royong, terlihat pada kerjasama yang dibangun dalam persiapan dan pelaksanaan yang melibatkan seluruh warga dusun, warga pondok dan perangkat desa, 4) nilai demokrasi, dapat dilihat dalam kegiatan rapat koordinasi dan dalam pengambilan suatu keputusan.

The cultural values of Majemukan in Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta

This study aims to determine the cultural values contained in the Majemukan custom in the Giriloyo Hamlet, Wukirsari, Imogiri, Bantul. The study used an ethnographic method with a total of 6 subjects. Data collection techniques use interviews, while data analysis uses domain analysis techniques, taxonomic analysis, and componential analysis. The results of the study show that pluralism has cultural values, namely: 1) religious values, which can be seen in a series of events in the form of Gunungan and prayer to God Almighty, starting from the mountain wine, the process of praying for various ubo rampe, and leyek arts; 2) the value of humanity, seen in the distribution of agricultural produce to all residents who come to the boring event, and seen injustice in the division of tasks, 3) the value of mutual cooperation, seen in the cooperation that was built in preparation and implementation involving all hamlet residents, cottage residents and village officials, 4) the value of democracy, can be seen in coordination meeting activities and in making a decision.



Keywords


Majemukan; Masyarakat; Nilai-nilai Budaya

Full Text:

PDF

References


Akbar, M. A., & Boseren, M. (2016). Pengaruh budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan kompetensi terhadap kinerja pegawai balai laboratorium kesehatan papua. Future: Jurnal Manajemen dan Akuntansi, 242-252.

Aly, N. (2015). Islam dan urusan kemanusiaan: konflik, perdamaian, dan filantropi. (H. Latief, & Z. Z. Mutaqin, Penyunt.). PT Serambi Ilmu Semesta.

Ashadi. (2017). Makna sinkretisme bentuk pada arsitektur mesjid-mesjid walisanga. Arsitektur UMJ Press.

Balai Arkeologi Yogyakarta (24 September 2019). Sultan Agung (1613-1646 TU). Dipetik 20 Maret, 2021, dari Balai Arkeologi D.I Yogyakarta: https://arkeologijawa.kemdikbud.go.id/2019/09/24/sultan-agung-1613-1646-tu/

Bertens, K. (2013). Etika. PT Kanisius.

Faturahman, B. M. (2018). Aktualisasi nilai demokrasi dalam perekrutan dan penjaringan perangkat desa. Sospol, 4(1), 132-148. https://doi.org/10.22219/sospol.v4i1.5557

Fitriyanati, N., & Sasongko, R. N. (2019). Adopsi nilai-nilai budaya lokal dalam kepemimpinan kepala sekolah. Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan PPs, 328-341.

Halim, D. (2020, June 16). Polri sebut angka kriminalitas naik 38,45 persen dalam sepekan. Kompas.com, hlm 1. https://nasional.kompas.com/read/2020/06/16/18151321/polri-sebut-angka-kriminalitas-naik-3845-persen-dalam-sepekan

Hudayana, B. (2021). Pengembangan seni-budaya sebagai penguatan identitas komunitas kejawen dan santri di desa pada era reformasi. Satwika: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, 5(1), 1-17. https://doi.org/10.22219/satwika.v5i1.15641

Isnaini, M. (2013, November). Internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter di madrasah. Jurnal Al-Ta'lim, 1(6), 445-550. https://doi.org/10.15548/jt.v20i3.41

Kurnia, W., & Hizbaron, D. R. (2020). Sustainable livelihood strategies: comparative cases at the aftermath of landslide at Ponorogo and Bantul, Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Enviromental Science (The 3rd Enviromental Resources Management in Global Religion (pp. 1-12). IOP Publishing. https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/451/1/012102/meta

Oktarini, D. A., Widyawati, K., & Rukiyah. (2017). Sejarah makam Imogiri antara naskah serat Pengetan Jasan Dalem Para Nata dengan cerita rakyat (kajian intelektual). Institutional Repository (UNDIP-IR), 1-10.

Rahyono, F. (2009). Kearifan budaya dalam kata. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Setyaningrum, N. D. B. (2018). Budaya lokal di era global. Ekspresi seni, 20(2), 102-112. http://dx.doi.org/10.26887/ekse.v20i2.392

Simanjuntak, S., & Benuf, K. (2020). Relevansi nilai ketuhanan dan nilai kemanusiaan dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. Diversi Jurnal Hukum, 6(1), 22-46. https://doi.org/10.32503/diversi.v6i1.890

Siswoyo, D., Sulistyono, T., Dardiri, A., Rohman, A., Hendrowibowo, L., & Sidharto, S. (2013). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Subarkah, Lugas. (2020, September 6). Intoleransi di DIY meningkat 5 tahun terakhir, ada motif politik hingga ekonomi. Harianjogja.com, hlm 1. https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2020/09/06/510/1049119/intoleransi-di-diy-meningkat-5-tahun-terakhir-ada-motif-politik-hingga-ekonomi

Subiyakto, B., Syahruddin, & Rahman, G. (2016). Nilai-nilai gotong royong pada tradisi 'bahaul' dalam masyarakat banjar di desa andhika sebagai sumber pembelajaran IPS. Vidya Karya, 31(2), 153-165. http://dx.doi.org/10.20527/jvk.v31i2.3993

Sudrajat, Wulandari, T., & Wijayanti, A. T. (2015). Muatan nilai-nilai karakter melalui permainan tradisional di paud among siwi, Panggungharjo, Sewon, Bantul. JIPSINDO, 44-65. https://doi.org/10.21831/jipsindo.v0i0.4524

Spardley, J. (1997). Penelitian etnografi. Tiara Wacana

Sugiyono. (2019) Metode penelitian pendidikan (kuantitatif, kualitatif, kombinasi, R&D, dan penelitian tindakan). Penerbit Alfabeta.

Sujarwa. (2014). Ilmu sosial dan budaya dasar. Pustaka Pelajar.

Wati, D. C., & Arif, D. B. (2017). Penanaman nilai-nilai religius di sekolah dasar untuk penguatan jiwa profetik siswa. Konferensi Nasional Kewarganegaraan III (hal. 60-63). Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. http://ppkn.uad.ac.id/knkn/prosiding/60-63-dian-chrisna-wati-dikdik-baehaqi-arif/

Wulandari, T., Wijayanti, A. T., & Saliman. (2019). Pendidikan karakter dalam keluarga melalui pola asuh orang tua. Jurnal Kependidikan, 3(1), 129-142. https://doi.org/10.21831/jk.v3i1.22392

Zuriah, N., & Sunaryo, H. (2020). Konstruksi pendidikan karakter di perguruan tinggi. Bildung.




DOI: https://doi.org/10.21831/jipsindo.v9i1.45437

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia)

ISSN: 2355-0139 (Print) | 2615-7594 (Online)

Published by: Universitas Negeri Yogyakarta

Website: https://journal.uny.ac.id/index.php/jipsindo

Email: jipsindo@uny.ac.id


Visitor Statistic


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.