Analisis Model Komunikasi Kepala Sekolah Ditinjau Dari Perspektif Gender (Studi Kasus di SMK Islam P.B. Soedirman 2 Jakarta dan SMK Mandiri Bekasi)

Sri Giyanti,

Abstract


Analisis Model Komunikasi Kepala Sekolah Ditinjau Dari Perspektif Gender (Studi Kasus Pada SMK Islam P.B. Soedirman 2 Jakarta dan SMK Mandiri Bekasi). Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan berkomunikasi kepala sekolah perempuan di SMK Islam P.B. Soedirman 2 Jakarta dengan kepala sekolah laki-laki di SMK Mandiri Bekasi.

Penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui pengamatan/observasi, wawancara mendalam, dan dokumen tentang berbagai model komunikasi yang digunakan yaitu : 1). Model Lasswell; sering memberikan pertanyaan. 2). Model Shannon; berkomunikasi dengan tatap muka, komunikasi lewat telepon, radio dan televisi, memakai otak, anggukan kepala, sentuhan, kontak mata, ingatan dan menetralkan gangguan. 3). Model Schraumn; kesamaan dalam bidang pengalaman, balikan. 4). Model Berlo; faktor keterampilan, sikap, pengetahuan, kebudayaan, sistem sosial dan satu arah. 5). Model Seiler; latar belakang. 6). Model S-R; Isyarat-isyarat, gambar-gambar, tindakan, timbal balik, dan banyak efek. 7). Model Aristoteles; persuasi, klasik, pidato dan sangat sederhana. Kemudian data tersebut dianalisis, analisis yang digunakan ialah dengan  mendeskripsikan secara kualitatif mengenai perbedaan, dan skala ukur yang digunakan ialah skala nominal.

Hasil hipotesis komparatif dua sample independen mengungkapkan, bahwa model komunikasi yang dilakukan kepala sekolah perempuan di SMK Islam P.B. Soedirman 2 Jakarta lebih bervariasi, kepala sekolah perempuan lebih banyak menggunakan model komunikasi dibanding model komunikasi yang dilakukan kepala sekolah laki-laki. Karena otak perempuan dirancang untuk lebih bersifat relasional, dan lebih mudah bagi perempuan untuk menyesuaikan gaya komunikasi mereka dengan lawan bicara yang bermacam-macam. Berbicara membantu kepala sekolah perempuan dalam mengklasifikasikan dan menata informasi di kepala. Berbeda dengan model komunikasi  yang dilakukan oleh kepala sekolah laki-laki di SMK Mandiri Bekasi. Karena memang otak mereka dirancang secara berbeda pula. Kepala sekolah laki-laki berkomunikasi lebih untuk bertukar informasi, memecahkan masalah atau bahkan untuk menunjukkan dominasi. Jadi kepala sekolah laki-laki berfikir selalu dalam hati, dan mengungkapkan hasil akhir atau kesimpulannya saja. Mereka tahu jelas apa yang memang perlu diungkapkan.


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.21831/informasi.v2i2.4447

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2015 Sri Giyanti

Supervised by

RJI Main logo


Our Journal has been Indexed by:

           

 

 Creative Commons License

Informasi by http://journal.uny.ac.id/index.php/informasi is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.


View My Stats