Analysis of the family’s communication pattern and the benefits of mother school program for building a harmonious family

Firdanianty Pramono, STISIPOL Candradimuka, Palembang, Sumatera Selatan., Indonesia

Abstract


Positive communication plays an important role in building a harmonious family. The objectives of this research were to: 1) Identify the characteristics of Mother School participants in 3 urban villages in Bogor; 2) Classifying family communication patterns of participants in Mother Schools based on low, moderate, and high categories; and 3) Analyze the benefits of Mother School program. The study was conducted with quantitative and qualitative approaches. The respondents were 84 people from the villages of Ciluar, Ciparigi, and Kedung Halang. Quantitative data were processed descriptively and analyzed using the Anova one way test. The qualitative data were obtained from the writing of participants in Ciluar village as many as 30 people, and then analyzed to find out the benefits of Mother School program. The results showed that the majority (84.62%) of respondents stated strongly agree that family togetherness is everything and 71.79 percent felt very close to their husband and children. By region, the participants of Mother School in Ciparigi village whose family communication was in high category had the highest percentage (60.71%). Maternal education level is considered to be a key factor in family communication in Ciparigi Mother School participants, better than 2 other villages. Qualitative analysis showed that participants feel the benefits of Mother School which can increase knowledge and understanding of how to care their children and build a harmonious family. This research is expected to be input for the Government of Bogor to further improve the quality of family resources.

Komunikasi yang positif berperan penting dalam membangun keluarga harmonis. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengidentifikasi karakteristik peserta Sekolah Ibu di 3 kelurahan Kota Bogor; 2) Mengelompokkan pola komunikasi keluarga peserta Sekolah Ibu berdasarkan kategori rendah, sedang, dan tinggi; dan 3) Menganalisis manfaat program Sekolah Ibu. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Responden yang disurvei berjumlah 84 orang berasal dari kelurahan Ciluar, Ciparigi, dan Kedung Halang. Data kuantitatif diolah secara deskriptif dan dianalisis dengan uji one way Anova. Adapun data kualitatif diperoleh dari tulisan peserta di kelurahan Ciluar sebanyak 30 orang, kemudian dianalisis untuk mengetahui manfaat program Sekolah Ibu. Hasil penelitian menunjukkan, sebagian besar (84,62%) responden menyatakan sangat setuju bahwa kebersamaan keluarga adalah segalanya dan 71,79 persen merasa sangat dekat dengan suami dan anak-anaknya. Berdasarkan wilayah, peserta Sekolah Ibu di kelurahan Ciparigi yang komunikasi keluarganya masuk kategori tinggi memiliki persentase terbanyak (60,71%). Tingkat pendidikan ibu diduga merupakan faktor utama komunikasi keluarga peserta Sekolah Ibu di Ciparigi lebih baik dibandingkan 2 kelurahan lain. Analisis kualitatif memperlihatkan, peserta merasakan manfaat Sekolah Ibu yang dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang cara mengasuh anak dan membangun keluarga harmonis. Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Pemerintah Kota Bogor untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya keluarga.


Keywords


pola komunikasi keluarga, manfaat, sekolah ibu, Bogor

Full Text:

PDF

References


Acharya, N. & Joshi, S. (2009). Influence of parents' education on achievement motivation of adolescents. Indian Journal Social Science Researches, 6(1), 72–79.

Amalia, R.M., Akbar, M.Y.A., & Syariful. (2017). Ketahanan keluarga dan kontribusinya bagi penanggulangan faktor terjadinya perceraian. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, 4(2), 129–135.

Andjariah, S. (2005). Kebahagiaan perkawinan ditinjau dari faktor komunikasi pada pasangan suami istri. Jurnal Psikologi, 1(1).

Asilah & Hastuti, D. (2014). Hubungan tingkat stres ibu dan pengasuhan penerimaan-penolakan dengan konsep diri remaja pada keluarga bercerai. Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 7(1), 10–18.

Badan Pusat Statistik (BPS). (2018). Statistik Indonesia 2018. Jakarta: BPS.

e Silva, R.N.A., Bongardt, D.V.D., Looij-Jansen, P.V.D., Wijtzes, A., & Raat, H. (2016). Mother– and father–adolescent relationships and early sexual intercourse. Pediatrics, 138(6), 1–9.

Fadhli, A. (2012). Membangun ketahanan keluarga melalui penguatan pondasi agama. Jurnal Momentum, 2(2), 53–64.

Goldberg, J.S., & Carlson, M.J. (2014). Parents’ relationship quality and children’s behavior in stable married and cohabiting families. J Marriage Fam., 76(4), 762–777. doi:10.1111/jomf.12120.

Guanchen, S. & Shijie, S. (2013). Constructing a Harmonious Family: Family Relationships From Estrangement to Interaction. Cross-Cultural Communication, 9(5), 82–86.

Gunarsa, S. D. & Gunarsa, Y. (2004). Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hamzah, A. (2002). Pengaruh komunikasi keluarga terhadap kenakalan remaja. (Studi tentang kenakalan remaja di Kelurahan Karang Besuki Malang). [Tesis]. Universitas Negeri Malang, Malang.

https://www.indopos.co.id/read/2018/09/22/150411/ketika-tingkat-perceraian-makin-tinggi-di-bogor. Diunduh pada Rabu, 10 Oktober 2018.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). (2016). Pembangunan Ketahanan Keluarga. Jakarta: KPPPA.

Koerner, A.F. & Fitzpatrick, M.A. (2004). Communication in intact families. Dalam A.L. Vangelisti (editor). Handbook of Family Communication. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Mefalopulos, P. (2008). Development Communication Sourcebook. Broadening the Boundaries of Communication. Washington DC (US): The World Bank.

Megawangi, R. (2007). Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Jakarta: Penerbit Indonesia Heritage Foundation.

Metia, C. (2017). Hubungan komunikasi interpersonal dengan keharmonisan keluarga pada ibu-ibu sebagai karyawan di kecamatan Percut Sei Tuan. Consilium, 4(4), 22–40.

Muhwezi, W.W., Katahoire, A.R., Banura, C., Mugooda, H., Kwesiga, D., Bastien, S., & Klepp, K.I. (2015). Perceptions and experiences of adolescents, parents and school administrators regarding adolescent-parent communication on sexual and reproductive health issues in urban and rural Uganda. Reproductive Health, 12(110), 3–16. doi: 10.1186/s12978-015-0099-3.

Nancy, M. N. (2013). Hubungan nilai dalam perkawinan dan pemaafan dengan keharmonisan keluarga. Proceeding Pesat (psikologi, ekonomi, sastra, arsitektur & teknik sipil), 5, 32–39.

Pramono, F., Lubis, D.P., Puspitawati, H., & Susanto, D. (2016). The influence of adolescent communication patterns to emotional intelligence and learning achievement of senior high school students in Bogor. International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR), 30 (1), 121-134.

Prianto, B., Wulandari, N. W. & Rahmawati, A. (2013). Rendahnya komitmen dalam perkawinan sebagai sebab perceraian. Jurnal komunitas, 5(2), 208–218.

Puspitawati, H. (2006). Pengaruh faktor keluarga, lingkungan teman dan sekolah terhadap kenakalan pelajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kota Bogor. [Disertasi]. Program Studi Gizi Masyarakat dan Ilmu Keluarga. Pascasarjana IPB. Bogor.

Puspitawati, H. (2012). Gender dan Keluarga. Konsep dan Realita di Indonesia. Bogor: IPB Press.

Rahmah, S. (2018). Pola komunikasi keluarga dalam pembentukan kepribadian anak, Jurnal Alhadharah, 17(33), 13–31.

Rahmawati & Gazali, M. (2018). Pola komunikasi dalam keluarga. Al-Munzir, 11(2), 163–181.

Runcan, P. L., Constantineanu, C., Lelics, B., & Popa, D. (2012). The role of communication in the parent-child interaction. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 46, 904–908.

Santrock, J.W. (2007). Remaja. Jilid 2. Benedictine Widyasinta, penerjemah. Jakarta: Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Adolescence. Ed ke-11.

Sari, D.P. & Puspitawati, H. (2017). Family conflict and harmony of farmers family. Journal of Family Sciences, 2(1), 28–41.

Segrin, C. & Jeanne, F. (2005). Family Communication. Lawrence Erlbaum Associates, United States of America (USA).

Setiono, K. (2011). Psikologi Keluarga. Bandung: Penerbit PT Alumni.

Socha, T.J. (2009). Family as Agency of Potential. Dalam L.R. Frey dan K.N. Cissna (Eds). Routledge Handbook of Applied Communication Research (pp. 309-330). New York (US): Routledge.

Song, I. S. & Hattie, J. (1984). Home environment, self-concept, and academic achievement, A causal model in approach. Journal of Educational Psychology, 76 (6), 1269–1281.

West, R. & Turner, L.H. (2011). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Buku 1. M.N.D. Maer, penerjemah. Jakarta: Salemba Humanika. Diterjemahkan dari: Introducing Communication Theory: Analysis and Application. Ed. ke-3.

Wilson, G.L., Hantz, A.M., & Hanna, M.S. (1995). Interpersonal Growth Through Communication. Iowa (US): WCB Brown & Benchmark Publishers. Ed. ke-4.

Wiratri, A. (2018). Menilik ulang arti keluarga pada masyarakat Indonesia. Jurnal Kependudukan Indonesia, 13(1), 15–26.




DOI: https://doi.org/10.21831/informasi.v50i1.30136

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Firdanianty Pramono

Supervised by

RJI Main logo


Our Journal has been Indexed by:

           

 

 Creative Commons License

Informasi by http://journal.uny.ac.id/index.php/informasi is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.


View My Stats