Blaming the victim: Representation the victim of rape in M.F.A film

Titik Indriyana, Diponegoro University, Indonesia
Choirul Ulil Albab, Department of Communication Studies, Dian Nuswantoro University, Indonesia

Abstract


The media in representing rape victims is still gender biased, such as blaming the victim. This study aims to find out how female victims of rape are shown in the M.F.A film by using semiotics to analyze the structure and ideology contained in the text. The theory used by researchers to analyze texts (M.F.A.) is the concept of radical feminism. The results of the research show in the M.F.A. film, women are shown as sexual objects of men. Women are represented as having to accept anything, including their fate when raped by men. They are not given the strength to resist and only accept it. Even in the eyes of the public and the law, women who are rape victims are still weak and are actually cornered (Blaming the Victim). Reports of rape are considered fabricated and have no strong evidence. In the film M.F.A. women who demanded their rights were silenced, by patriarchal ideologies. What's worse is the silence of a woman, because they have been hegemony in patriarchal ideology

Media dalam merepresentasikan korban perkosaanmasih bias gender. Bahkan menyalahkan korban (Blaming The Victim). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perempuan korban perkosaan ditampilkan dalam film M.F.A dengan menggunakan semiotika untuk menganalisis struktur dan ideologi yang terdapat di dalam teks. Konsep yang digunakan peneliti untuk menganalisis teks (Film M.F.A.) adalah feminisme radikal. Feminis radikal berpendapat, perempuan harus memiliki kendali atas tubuh mereka.Hasil penelitian menunjukkan dalam Film M.F.A., perempuan diperlihatkan sebagai objek seksual dari laki-laki. Perempuan direpresentasikan harus menerima apapun, termasuk nasibnya ketika diperkosa oleh laki-laki. Mereka tidak diberikan kekuatan untuk melawan dan hanya menerimanya. Di mata masyarakat dan hukum pun, perempuan korban perkosaan masih lemah dan justru disudutkan (Blaming the Victim). Laporan mengenai perkosaan dianggap mengada-ada dan tidak memiliki bukti yang kuat. Dalam Film M.F.A. perempuan yang menuntut hak-haknya dibungkam, oleh ideologi-ideologi patriarki. Yang lebih parah lagi adalah yang membungkam juga seorang perempuan, karena mereka telah terhegemoni ideologi patriarki.


Keywords


media massa

Full Text:

PDF

References


Adipoetra, F. G. (2016). Representasi patriarki dalam film Batas. E Komunikasi, 4(1), 1–11.

Barthes, R. (1974). S/Z. New York: Hill & Wang.

Byerly, C. M. and K. R. (2006). Women and media, a critical introduction. Australia: Blackwell Publishing.

Chandler, D. (2007). Semiotics the basics (Second). USA and Canada: Routledge.

Fakih, M. (2008). Analisis gender dan transformasi sosial. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Jaya, A. S. (2014). Representasi seksualitas perempuan dalam film Suster keramas. The Messenger, 6, 1–7.

Komisi Nasional Perempuan. (2019). Catatan tahunan kekerasan terhadap perempuan 2019.

Laoera, B. D. (2016). Membaca konstruksi seksualitas: Sebuah kajian resepsi mahasiswi santri terhadap film perempuan punya cerita. Providing Konferensi Internasional Feminisme: Persilangan Identitas, Agensi dan Politik (20 Tahun Jurnal Perempuan), 52–92.

Lestari, A. P. (2017). Children and teenagers spectatorship about Indonesian idol junior 2016: Children singing adult’s song reception study. The Messenger, 9(1), 55–64.

Lestari, A. P. (2018). Blaming the victim: Kekerasan simbolik berupa alienasi gender korban pemerkosaan pada berita asusila di Suara Merdeka.Com. Diponegoro University.

Morissan. (2013). Teori komunikasi: Individu hingga massa. Jakarta: Prenadamedia Group.

Putri, D. M. A. (2012). Blaming the victim: Representasi perempuan korban pemerkosaan di media massa (Analisis semiotika dalam pemberitaan di koran Suara Merdeka Desember 2011 – Februari 2012). 1(1), 1–15.

Setiawan, Y. B. (2011). Analisis wacana kritis pemberitaan kekerasan berbasis gender di surat kabar harian Suara Merdeka. Komunikasi Makna, 2, 1–20.

Solomon, D. A. (2007). The sisterhood: Inside the lives of mormon women. New York: Palgrave MacMillan.

Susanty, D.I. & Julqurniati. N. (2019). Kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga di Flores Timur. Sosio Konsepsia, 8(2), 139-156.

Tanjung. S & Ramanda. I. (2019). Semiotics of border (analysis of Batas, a film of Rudi Soedjarwo). Informasi, 49(1), 37–49.

Tong, R. P. (2005). Feminist thouhgt: Pengantar paling komprehensif kepada arus utama pemikiran feminis. Yogyakarta: Jalasutra.

Webb, J. (2009). Understanding representation. London: Sage Publications ltd.




DOI: https://doi.org/10.21831/informasi.v50i1.27861

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 titik indriyana

Supervised by

RJI Main logo


Our Journal has been Indexed by:

           

 

 Creative Commons License

Informasi by http://journal.uny.ac.id/index.php/informasi is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.


View My Stats