Strategi Pemenuhan Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Yogyakarta

Retna Hidayah, Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta 55281, Indonesia
Sativa Sativa, Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta 55281, Indonesia
Sumarjo H, Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta 55281

Abstract


ABSTRACT

Green open space (GOS) is one of the important elements in land allocation in each region which functions to maintain the balance of the ecosystem. In accordance with statutory provisions, the quantity of GOS is set at 30% of total area in each region covering 20% of public GOS and 10% private GOS. Most regions have not succeeded in fulfilling the stipulated quantity of GOS, including Yogyakarta City which has only reached public GOS of 17,78 % in 2014. This study aims to identify the existing public GOS and the strategies undertaken to fulfill the provision of public GOS. The descriptive approach was applied in this study and aims to gain two types of data consisting of existing area of public GOS and strategy in providing public GOS implemented in Yogyakarta City. Existing public GOS was collected by interpreting of Quickbird images which were digitized and validated by a ground survey, while the strategy data in providing public GOS was obtained through secondary sources of Spatial Planning and Land Service reports in 2018-2019. Image interpretation has resulted in data of public GOS of 220.45 ha or 6.64%, making it still has a backlog of 435.04 ha to reach the requirement. Strategies to increase the public GOS were implemented through planting trees along roads/railways, land acquisition for green area in the settlement, and clearing river borders from building. This program increased the public GOS by 0.064%, indicating that the process was quite slow, and the area obtained was not significant. Another strategy is needed by starting to think of alternative solution through private GOS.

 

ABSTRAK

Ruang terbuka hijau (RTH) menjadi salah satu fungsi penting dalam alokasi peruntukan setiap wilayah yang berfungsi menjaga keseimbangan ekosistem. Sesuai ketentuan peraturan perundangan, ditetapkan besaran 30% untuk fungsi RTH dengan proporsi 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Dalam pelaksanaannya sebagian besar wilayah belum berhasil memenuhi capaian sesuai besaran yang ditetapkan. RTH publik Kota Yogyakarta berdasar data tahun 2014 mencapai 17,78 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran RTH publik dan mengidentifikasi strategi yang dilakukan dalam rangka memenuhi penyediaan RTH publik untuk mencapai target yang disyaratkan. Menggunakan pendekatan deskriptif, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan dua jenis data mencakup data luas eksisting RTH publik dan data strategi penyediaan RTH. Data luas RTH diperoleh melalui interpretasi citra Quickbird yang didigitasi dan divalidasi dengan ground survey, sementara data strategi penyediaan RTH diperoleh melalui sumber sekunder dari laporan Dinas Tata Ruang dan Pertanahan 2018-2019.  Interpretasi citra menghasilkan data luas RTH publik Kota Yogyakarta sebesar 220,45 ha atau sebesar 6,64%, sehingga masih memiliki backlog RTH publik seluas 435.04 ha. Strategi untuk meningkatkan luas RTH publik melalui penanaman pohon di sepanjang jalan/KA, pembebasan tanah untuk area hijau di permukiman, dan pembebasan sempadan sungai dari bangunan untuk refungsi menjadi RTH yang menghasilkan kenaikan sebesar 0,063%. Peningkatan yang terjadi cukup lambat dan luasan yang diperoleh belum mampu menambah luasan RTH publik secara signifikan.  Diperlukan strategi lain untuk meningkatkan RTH dengan mulai berpikir alternatif melalui peningkatan RTH privat.


Keywords


Ruang Terbuka Hijau; Strategi; Wilayah Perkotaan

Full Text:

PDF

References


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 2007.

L. Rahardian, “Ruang Terbuka Hijau yang Masih Terpinggirkan di Indonesia,” Kabar24, 2019.

W. Fahreza and Restu, “Analisis Ruang Terbuka Hijau Perumahan Nasional di Kota Medan,” J. Geogr., vol. 8, no. 2, pp. 197–207, 2015.

S. Murtini, A. Sutedjo, and I. M. Zain, “Analysis of Green Open Space in Kembangan Surabaya City,” Adv. Soc. Sci. Educ. Humanit., vol. 390, pp. 162–164, 2019.

E. F. Rini, H. Sulistyarso, and A. Pamungkas, “Factors Influencing the Availability of Green Open Space in East Surabaya,” J. Archit. Environ., vol. 13, no. 1, pp. 75–92, Apr. 2014, doi: 10.12962/j2355262x.v13i1.a718.

D. A. K. Sari, L. F. Widyawati, and D. Pramesti, “The Availability and Role of Urban Green Space in South Jakarta,” in IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, Mar. 2020, vol. 447, no. 1, pp. 1–10, doi: 10.1088/1755-1315/447/1/012055.

R. Setiowati, H. S. Hasibuan, and R. H. Koestoer, “Green open space masterplan at Jakarta Capital City, Indonesia for climate change mitigation,” IOP Conf. Ser. Earth Environ. Sci., vol. 200, no. 1, pp. 1–8, 2018, doi: 10.1088/1755-1315/200/1/012042.

A. Ratnasari, S. R. P. Sitorus, and B. Tjahjono, “Yogyakarta Green City Planning based on Land Use and Adequacy of Green Open Space,” Tata Loka, vol. 17, pp. 196–208, 2015.

P. Prakoso and H. Herdiansyah, “Analisis Implementasi 30% Ruang Terbuka Hijau di DKI Jakarta,” Maj. Ilm. Globe, vol. 21, no. 1, pp. 17–26, Apr. 2019, doi: 10.24895/mig.2019.21-1.869.

W. Setyani, S. Risma, P. Sitorus, D. Dyah, and R. Panuju, “Analisis Ruang Terbuka Hijau dan Kecukupannya di Kota Depok,” 2017.

V. Hasyimi and D. S. A. Suroso, “Urban Green Space Development Strategy–Reconverting Gas Station To Public Parks In The City Of Surabaya, Indonesia,” J. Geosci. Eng. Environ. Technol., vol. 2, no. 2, pp. 102–109, 2017, doi: 10.24273/jgeet.2017.2.2.306.

N. D. P. Peramesti, “Implementasi Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah dalam Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Administrasi Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta,” J. Polit., vol. 3, no. 1, pp. 1–10, 2016.

S. M. A. Haq, “Urban Green Spaces and an Integrative Approach to Sustainable Environment,” J. Environ. Prot. (Irvine,. Calif)., vol. 02, no. 05, pp. 601–608, 2011, doi: 10.4236/jep.2011.25069.

Prihandono Aris, “Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Menurut UU No. 26/2007 Tentang Penataan Ruang dan Fenomena Kebijakan Penyediaan RTH di Daerah,” J. Permukim., vol. 5, no. 1, pp. 13–23, 2010.

H. Budiman, A. Mashdurohatun, and E. Suparman, “Factors Influencing the Implementation of Spatial Planning Policy in the Regions (A Case Study in Region III Cirebon),” in Advances in Economics Business and Management Research, 2020, vol. 140, no. Icleh, pp. 113–118, doi: 10.2991/aebmr.k.200513.023.

R. Setyati and W. Utomo, “Implementasi Kebijakan Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perumahan Kota Banjarbaru,” J. Kebijak. Adm. Publik, vol. 19, no. 1, pp. 59–70, 2015.

S. Subarudi and I. Samsoedin, “Kajian Kebijakan Hutan Kota: Studi Kasus Di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Dki),” J. Anal. Kebijak. Kehutan., vol. 9, no. 2, pp. 144–153, 2012, doi: 10.20886/jakk.2012.9.2.144-153.




DOI: https://doi.org/10.21831/inersia.v17i1.40765

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Retna Hidayah, Sativa Sativa, Sumarjo H

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 

Publisher:                   Co-Publisher:

Indexed by:
 
  
 

Supported by:
Jurnal Ilmiah Magister Managemen
 

Social Media:


 Online (e-ISSN): 2528-388X  || Printed (p-ISSN): 0216-762X

Lisensi Creative Commons
INERSIA by https://journal.uny.ac.id/index.php/inersia/index was distributed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.