INDIGENEOUSASI SOSIOLOGI: MELALUI PENGEMBANGAN MATER! SOSIOLOGI BERKARAKTE R NILAI-NILAI BUDAYA LOKAL UNTUK PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA

Erianjoni *,

Abstract


Selama ini dalam tataran wacana yang muncul di kalangan sosiolog (seperti, Iwan Gardono FISIP UI) untuk meningkatkan indigenisasi sosiologi di Indonesia, yaitu perlunya perbaikan mendasar dari "hulu"sampai yang intinya mencoba untuk "mereplikasi" (dan inovasi) pola-pola komunitas sosiologi di tempat (negara) lain, upaya tersebut adalah; (1) perlu sistem rekrutmen sosiolog dan lembaga penelitian yang lebih baik, (2) pola kenaikan pangkat dan jabatan benar-benar dikaitkan dengan prestasi dan kontribusi ilmuwan (dari terendah, terbaru sampai senior), (3) dalam pengajaran, utamanya pascasarjana, perlu pembahasan masalah "theory/ model/ indicator building/ contruction"sehingga melatih para sosiolog tidak hanya sekedar menjadi "konsumen" melainkan sebagai "produsen", (4) diseminasi hasil penelitian dapat secara langsung atau tidak langsung akan memasarkan produk indigenisasi (5) diseminasi melalui media haruslah merupakan kelanjutan dari diseminasi pada komunitas ilmiah atau mempopulerkan sosiologi dan (6) pembuatan jaringan "networking"baik dari komunitas nasional ke intemasional atau komunitas daerah. Berangkat dari persoalan tentang enam wacana yang digagas oleh Iwan Gardono tersebut, penulis men-coba menyampaikan wacana lain dalam upaya indigeneousasi sosiologi di Indonesia, yaitu melalui materi ajar sosiologi itu sendiri yang selama ini menurut asumsi penulis belum pemah terwacanakan di kalangan akademisi khususnya di LPTK dan tenaga pendidikan (guru), padahal melalui proses pendidikan atau pengenalan sosiologi pada jenjang pendidikan menengah (SMP/SMA) memiliki posisi yang strategis. Perkembangan ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan kurikulum dan proses pembelajaran juga harus dibarengi dengan materi ajar sosiologi. Dalam pengamatan penulis selama hampir 3 tahun terlibat sebagai tenaga pendamping guru dalam pengajaran sosiologi di beberapa SMA di Propinsi Sumatera Barat khususnya di Kabupaten Sijunjung dan Solok Selatan, ditemukan pada 5 SMA di Kabupten Sijunjung dan 3 SMA di Kabupaten Solok Selatan (tahun 2008 sam-pai tahun 2010) berbagai persoalan teknis dan non teknis yang menunjukkan kerancuan dalam pembelajaran sosiologi khususnya materi sosiologi dan bahan ajar, yang tidak bersentuhan dengan kontekstual wilayah ma-sing-masing seperti yang dituntut oleh KTSP, sehingga pengajaran sosiologi pun ikehilangan karakter. Pembelajaran sosiologi akan berperan dalam proses character building siswa untuk itu perlu materi ajar yang berkarakter, pada buku sumber yakni 4 buku teks SMA (terbitan percetakan nasional) tidak memenuhi kri-teria tersebut, sementara materi ajar sosiologi terlalu orientalisme dan sentralistik, maka perlu diwarnai dengan local knowledge dan local wisdom masyarakat dalam arti sosiologi perlu Indigen" (membumi). Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk Mengiventarisasi nilai-nilai budaya lokal untuk pengembangan materi sosiologi bermuatan dan Mengemukakan strategi integrasi materi sosiologi ke dalam buku sumber yang ber-muatan lokal.

Keywords: Indigeneousasi, nilai budaya lokal, materi sosiologi.


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.21831/socia.v11i02.3583

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c)



SOCIA is published by Faculty of Social Sciences, Yogyakarta State University in collaboration with HISPISI.

eISSN : 2549-9475    |     pISSN : 18295797

SOCIA is abstracting, indexing, and listing  in the following databases: 

                                


Suported by:

RJI Main logo


View My Stats