ICB (INDONESIAN CULTURE IN BATIK): USAHA BATIK KREATIF BERMOTIF BUDAYA-BUDAYA INDONESIA
Abstract
Abstrak
Pengakuan UNESCO terhadap batik merupakan bentuk pengakuan yang strategis terhadap eksistensi batik. Indonesian Culture in Batik (ICB) memberikan nuansa baru pada perkembangan batik di Indonesia karena mengaplikasikan budaya Indonesia di dalam motif batik. Tujuan dari usaha ICB adalah (1) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap budaya-budaya Indonesia, (2) untuk memproduksi ICB yang mengaplikasikan budaya-budaya Indonesia ke dalam motif batik, (3) untuk membuka peluang usaha baru bagi mahasiswa dan masyarakat. Metode yang digunakan yaitu pemilihan motif, pembuatan desain, pembuatan pola cap, pembuatan batik, dan pembuatan baju. Dari bulan April sampai Agustus 2015, ICB telah memproduksi 447 produk baik motif pesona Yogyakarta, maupun Kalimantan Barat dan berhasil menjual 384 produk dengan keuntungan Rp.12.623.000,00. Strategi pemasaran yang dilakukan adalah personal selling, agensi, iklan, dan pameran. Usaha ICB merupakan usaha yang dapat meningkatkan kecintaan terhadap budaya-budaya Indonesia dengan bukti dari tanggapan masyarakat. Produk yang dihasilkan pada usaha ICB adalah kain dan baju batik yang bermotif budaya-budaya Indonesia dengan teknik cap dan tulis. Usaha ICB berpotensial untuk dikembangkan. Hal ini dibuktikan dengan dukungan dana yang diberikan dari LPPM UNY dan Dinas Pendidikan DIY, grafik penjualan yang meningkat setiap bulannya, dan hasil dari penjualan ICB.
Kata Kunci: Batik, ICB, Budaya Indonesia
ICB (INDONESIAN CULTURE IN BATIK): CREATIVE BATIK BUSINESSPATTERNED
WITH INDONESIAN CULTURES
Abstract
UNESCO recognition of batik is a strategic recognition of the existence of batik. Indonesian Culture in Batik (ICB) gives a new nuance to the development of batik in Indonesia becauseitpromotes Indonesian culture in the pattern. The purpose of the ICB business are (1) to raise people awareness of the cultures of Indonesia, (2) to produce the ICB that applies the cultures of Indonesia into the motif, (3) to open up new business opportunities for university students and the community. The methods used are motif choosing, design making, pattern stamp making, batik making, and shirt making. From April to August 2015, ICB has been producing 447 batik products with Yogyakartanese and West Kalimantan charm motif and managed to sell 384 products with a profit of Rp.12.623.000,00. Marketing strategy used are personal selling, agency, advertising and exhibitions. ICB is a business that could increase the interest of Indonesian cultures with evidence of feedback from the community. The products produced are batik fabric and shirt patterned Indonesian cultures using stamping and writing techniques. ICB business is potentially to be developed. It is proved by the financial support provided by LPPM UNY and DIY Educational Agency, sales chart which increases each month, and the proceed of the sales of the ICB.
Keywords: Batik, ICB, Indonesian Culture
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.