TARI BEDHAYA ANGLIR MENDHUNG DI MANGKUNEGARAN SARANA LEGITIMASI DAN LOYALITAS PENGUASA
Asti Kurniawati, Universitas Sebelas Maret, Indonesia
Tundjung Wahadi Sutirto, Universitas Sebelas Maret, Indonesia
Supariadi -, Universitas Sebelas Maret, Indonesia
Susanto -, Universitas Sebelas Maret, Indonesia
Yusana Sasnti Dadtun, Universitas Sebelas Maret, Indonesia
Abstract
Penelitian ini mendiskusikan tentang fungsi Tari Bedhaya Anglir Mendhung di Mangkunegaran yang menjadi sarana memperkuat legitimasi dan loyalitas bagi pemimpin di Mangkunegaran. Penelitian ini mengajukan beberapa pertanyaan yaitu, apakah fungsi Tari Bedhaya Anglir Mendhung dalam prosesi jumenengan di Mangkunegaran? dan bagaimana perkembangan Tari Bedhaya Anglir Mendhung di Mangkunegaran?
Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, tahap heuristik, kritik, verifikasi dan historiografi. Untuk menemukan realitas historis terkait dengan Tari Bedhaya Anglir Mendung di Mangkunegaran, penelitian ini menggunakan data-data tertulis berupa arsip, buku, artikel surat kabar maupun jurnal juga foto-foto penari Anglir Mendung tahun 1983 di Perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran. Selain itu, penelitian ini juga memanfaatkan sumber lisan berupa wawancara dengan tokoh-tokoh yang memahami perkembangan Tari Bedhaya Anglir Mendung di Mangkunegaran.
Kesimpulan penelitian ini Tari Bedhaya Anglir Mendhung memiliki fungsi penting di Mangkunegaran, yaitu sebagai sarana memperkuat legitimasi pemimpin di Mangkunegaran selain juga membangun loyalitas di Mangkunegaran. Tari Bedhaya Anglir Mendhung yang merupakan hasil cipta dari pendiri Kadipaten Mangkunegaran, yaitu Raden Mas Said yang kemudian menjadi KGPAA Mangkunegara I. Sejak pemerintahan KGPAA I terdapat tradisi pementasan Tari Bedhaya Anglir Mendhung dalam acara Tingalan Wiyosan Jumenengan Dalem di Mangkunegaran namun kemudian tidak lagi dilakukan pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunegara III. Hal ini disebabkan karena Tari Bedhaya Anglir Mendhung diserahkan sebagai hadiah pernikahan kepada Paku Buwana V. Atas perintah dari KGPAA VIII maka Tari Bedhaya Anglir Mendhung kembali direkonstruksi ulang. Hasil rekonstruksi tersebut terlihat dari perubahan jumlah penari perempuan pada Tari Bedhaya Anglir Mendung.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/mozaik.v15i2.77372
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.