PERAN KELOMPOK FEMINIS BELANDA DALAM PENDIDIKAN DOKTER MARIE THOMAS TAHUN 1912-1922
Abstract
Abstrak
Dokter perempuan pertama di Indonesia yaitu Marie Thomas banyak diberitakan oleh media online setelah ilustrasi beliau muncul di tampilan muka aplikasi pencarian Google. Sosok Marie Thomas sebagai perempuan pertama yang berhasil menempuh pendidikan tinggi di Hindia-Belanda memang tidak banyak yang mengkaji. Hanya sedikit dibahas dalam beberapa studi sejarah kesehatan. Setelah berdiri selama lebih dari 60 tahun, akhirnya Sekolah Pendidikan Dokter Hindia-Belanda (School Tot Opleiding van Indische Artsen/STOVIA) mengizinkan murid perempuan untuk mengenyam pendidikan medis. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis latar belakang Marie Thomas dapat diterima di STOVIA dan kontribusi dari kelompok feminis Belanda dalam keberhasilan pendidikan dokternya. Metode yang digunakan adalah metode sejarah dengan lima tahapan, yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Sumber primer yang digunakan dalam artikel ini berasal dari buku dan surat kabar terbitan sezaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang keluarga turut berperan dalam kemudahan yang didapatkan Marie Thomas untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Selain itu, Marie Thomas yang dibantu oleh kelompok feminis Belanda mampu menjadi pelopor di tengah tingginya diskriminasi terhadap perempuan dan pendidikan yang buruk. Tokoh pejuang hak perempuan seperti Aletta H. Jacobs mampu meyakinkan Gubernur-Jenderal akan pentingnya tenaga kesehatan perempuan untuk mengatasi masalah kesehatan di masyarakat. Peran mereka berlanjut dengan memberikan bantuan dana selama pendidikan kedokteran Marie Thomas.
Kata Kunci: Feminis, Dokter Perempuan, Marie Thomas.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/moz.v12i1.45612
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.