Pengaruh program terapi rehabilitasi cedera terhadap keberhasilan pemulihan cedera ankle kronis
Pasha Erik Juntara, Universitas Muhammadiyah Kotabumi, Lampung, Indonesia
Antonius Tri Wibowo, Program Studi Ilmu Keolahragaan, Fakultas Keguruan dan Pendidikan, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pemberian program layanan terapi rehabilitasi yaitu terapi manual (pijat), elektroterapi (TENS), terapi latihan dan terapi dingin (cold therapy) terhadap tingkat keberhasilan penyembuhan cedera olahraga pergelangan kaki dengan indikasi peningkatan jangkauan. gerakan sendi (ROM) dan penurunan tingkat persepsi nyeri pada cedera pergelangan kaki kronis. Penelitian menggunakan Pre-experimental design with One Group Pretest-Posttest Design yang mengukur ROM gerak sendi pergelangan kaki (Plantarfleksi, Dorsifleksi) menggunakan instrumen goniometer dan pengukuran persepsi nyeri diukur dengan skala rating Visual Analogue Scale (VAS) sebelum dan setelah proses rehabilitasi pada 20 orang Kabupaten Klaten yang mengalami cedera engkel. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, pengujian hipotesis menggunakan uji paired sample t-test untuk menguji data yang berdistribusi normal, sedangkan Wilcoxon signed rank untuk menguji data yang tidak berdistribusi normal dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan data dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian program layanan terapi rehabilitasi yaitu terapi manual (pijat), elektroterapi (TENS), terapi latihan dan terapi dingin (cold therapy) dapat meningkatkan Range of Motion (ROM) secara signifikan. di pergelangan kaki (p < 0,05) dengan efektivitas 51,53% dan skala nyeri berkurang secara signifikan (p < 0,05) dengan efektivitas 51,76%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian pelayanan terapi rehabilitasi efektif dalam menurunkan skala nyeri dan meningkatkan Range of Motion (ROM) pasca cedera ankle.
The effect of injury rehabilitation therapy program on the successful recovery of chronic ankle injury
Abstract
This study aims to examine the effiectiveness of providing rehabilitation therapy service programs, namely manual therapy (massage), electrotherapy (TENS), exercise therapy and cold therapy (cold therapy) on the success rate of healing ankle sports injuries with indications of increasing the range of motion of the joints ( ROM) and decreased levels of pain perception in chronic ankle injury. The study used a Pre-experimental design with One Group Pretest-Posttest Design which measured ROM of ankle joint motion (Plantarflexion, Dorsiflexion) using a goniometer instrument and measurement of pain perception was measured by the Visual Analogue Scale (VAS) rating scale before and after the rehabilitation process on 20 people of Klaten Regency who had ankle injuries. The data analysis used was descriptive quantitative, hypothesis testing using paired sample t-test to test normally distributed data, while Wilcoxon signed rank to test data that are not normally distributed with a significance level of 5%. Based on the data from this study, it was shown that the provision of rehabilitation therapy service programs, namely manual therapy (massage), electrotherapy (TENS), exercise therapy and coldtherapy (cold therapy) could significantly increase the Range of Motion (ROM) in the ankle (p < 0.05 ) with an effectiveness of 51.53% and significantly reduced pain scale (p < 0.05) with an effectiveness of 51.76%. Based on these results, it can be concluded that the provision of rehabilitation therapy services is effective in reducing pain scale and increasing Range of Motion (ROM) after ankle injury.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdurrahman Nukman S. (2017). Efektivitas Program Rehabilitasi Post Operatif Cedera Lutut Dalam Meningkatkan Range Of Motion Pasien di Jogja Sports Clinic. Universitas Negeri Yogyakarta.
Ali Satia Graha dan Bambang Priyonoadi. (2009). Terapi Masase Frirage. Penatalaksanaan cedera pada anggota tubuh bagian atas (FIK UNY).
Alton Thygerson. (2011). Pertolongan Pertama (J. Erlangga. (ed.)).
Anderson, M.K., Parr, G.P., & Hall, S. J. (2009). Foundations of Athletic Training (USA: Wolte).
Anggriawan, N., Kushartanti, W., Choeibuakaew, W., & Yuniana, R. (2022). The development of self-healing model with massage therapy and exercise therapy for a wrist injury. Jurnal Keolahragaan, 10(1), 9–20.
Bambang Priyonoadi. (2008). Sport Massage (Massase Olahraga) (FIK. UNY).
Bianco, T., Malo, S., & Orlick, T. (2016). Sport Injury and Illness : Elite Skiers Describe Their Experiences Sport Injury and Illness (Elite 439).
Brumitt, J. (2008). ). The Role of Massage in Sports Performance and Rehabilitation: Current Evidence and Future Direction (Journal Sc).
Chan K, Ding B, dan M. K. (2011). Acute and chronic lateral ankle instability in the athlete”. (Bulletin o).
Clifford D. Stark, E. S. (2010). Living with Sports Injuries. (Pa. Maple-).
Dunkin, M. A. (2004). Sports Injuries. Http://Www.Niams.Nih.Gov/Hi/Topics/Sport_ Injuries/SportsInjuries.Htm.
Dyah, A. W. S. (2019). Cedera olahraga serta penyakit terkait olahraga. Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, Volume 2,.
Endar Sugiarto. (2002). Psikologi dalam Pelayanan Industri Jasa (Gramedia P).
Hardian, Pamungkas Aji., Sapto Adi., dan S. R. (2017). Studi Tentang Managemen Prasarana Olahraga di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Pemalang (FIK. Unive).
Hilmy, C. R. (2010). Trauma pada Sendi Pergelangan Kaki (FKUI).
Kisner, C and Allen, L. (2007). Therapeutic Exercise (Davis Comp).
Leddy, M. H., Lambert, M. J., & Ogles, B. M. (2014). Research Quarterly for Exercise and Sport,. https://doi.org/https://doi.org/10.1080/02701367.1994.10607639.
Murti, B. (2010). Pengantar Evidence Based-Medicine. Ilmu Kesehatan Masyarakat. (Universita).
Nurkhasanah, S. . (2014). Pengaruh Masase Effleurage Terhadap Penurunan Intensitas Skala Nyeri Disminore pada Siswi Kelas IX MTsN 1 Bukittinggi tahun 2014. Jurnal Kesehatan. Bukittinggi: STIKes Prima Nusantara Bukittinggi 5 (2), 27-28.
Paul M. Taylor. (2002). Mencegah dan Mengatasi Cedera Olahraga (PT Raja Gr).
Ratmiko dan Atik S.W. (2010). Manajemen Pelayanan (Pustaka Pe).
Rosmita, I. (2009). Kontribusi Fleksibilitas Pergelangan Tangan dan Sendi Bahu terhadap Keterampilan Dropshoot dalam Permainan Bulu Tangkis. Skripsi Sarjana FPOK UPI.
Setianingrum, S. (2020). Pelayanan Klinik Terapi Olahraga Berdasarkan Evidence Basic Medicine Di Jogja Sports Clinic (Skripsi). (Jurusan Il).
Sugiyono. (2006). Buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Sumartiningsih, S. (2012). Cedera Keseleo pada Pergelangan Kaki (Ankle Sprains) (Universita).
Taylor, P.M., & Taylor, D. K. (2010). Mencegah dan mengatasi cedera olahraga (Grafindo P).
Wara Kushartanti, RL. Ambardini, dan S. (2019). Penerapan Model Terapi Latihan untuk Rehabilitasi Cedera. Jurnal FIK. Hlm.
Yuniana, R., Tomoliyus, Wara Kushartanti, B., Intan Arovah, N., & Nasrulloh, A. (2022). Effectiveness of massage therapy continued exercise therapy against pain healing, ROM, and pelvic function in people with chronic pelvic injuries. Journal of Physical Education and Sport ® (JPES), 22(6), 1433–1441. https://doi.org/10.7752/jpes.2022.06180
DOI: https://doi.org/10.21831/medikora.v21i2.53440
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 MEDIKORA
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Indexed by:
In Collaboration with: