ANALISIS SEMIOTIKA PEIRCE DALAM PENGGUNAAN BAHASA EMPAT PILAR BERBANGSA DAN BERNEGARA MPR RI

Hastangka Hastangka, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Armaidy Armawi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Kaelan Kaelan, Universitas Gadjah Mada, Indonesia

Abstract


Abstrak

Penggunaan istilah “Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara” sebagai program sosialisasi MPR RI telah menimbulkan perdebatan. Istilah yang digunakan sejak tahun 2009 ini memberi dampak pada aspek linguistik di antaranya aspek sosiolinguistik, semantik, pragmatik, dan semiotika bahasa. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan persoalan semiotik penggunaan istilah Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara oleh MPR RI, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa frasa Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara. Pengumpulan data dilakukan menggunakan inventarisasi data, kategorisasi data, dan klarifikasi data. Metode untuk menganalisa penelitian ini memakai analisis semiotika. Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, istilah “Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara” merupakan preposisi unik dan tidak lazim dalam konteks sosiolinguistik masyarakat Indonesia. Kedua, istilah Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara yang mengkategorikan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan bentuk kesalahan semantik dan pragmatik. Ketiga, secara aturan penulisan simbol dan tanda, istilah tersebut bertentangan dengan hakikat kedudukan dan fungsi dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika karena dijadikan sebagai satu varian yang sama, yaitu pilar. Keempat, penggunaan istilah Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara telah mengacaukan sistem tanda dan simbol, terutama pada makna semiotis Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

 

Kata Kunci: Bahasa, Empat Pilar, Semiotik, Simbol.  

 

 

PEIRCE SEMIOTIC ANALYSIS IN THE USE OF THE FOUR PILLAR OF LANGUAGE NATION AND STATE OF MPR RI

 

Abstract

 

The application of the term “Four Pillars of the Nation and of the State” as the socialization program of MPR RI evokes debates. This term, which has been used since 2009, gives a significant  impact in many aspects of linguistics, especially in the aspect of sosiolinguistic, semantic, pragmatic, and semiotics of language. This research aims to describe and analyze the problem of semiotics in the use of the Four Pillars of the Nation and of the State by the People's Consultative Assembly of the Republic of Indonesia. The “Four Pillars” referred to by the People's Consultative Assembly consist of Pancasila, 1945 Constitution, the Unitary State of the Republic of Indonesia, and Unity in Diversity. The research data is from the phrase “Four Pillars of the Nation and of the State” which is collected by using the data inventory, data categorization, and data clarification. Method of analyzing the data in this research is using semiotic analysis. Result: The results of this study indicate that: first, the term “Four Pillars of the Nation and of the State” is a unique and unusual preposition in the sociolinguistics context of Indonesian society. Second, this term which categorizes Pancasila, the 1945 Constitution, the Unitary State of the Republic of Indonesia, and Unity in Diversity becomes a  mistake of the language terminology. It is because they are on the contrary to the semantic and pragmatic aspects. Third, based on the rules of writing the symbols and the sign, the Four Pillars of the Nation and of the State does contradict the position and function Pancasila, the 1945 Constitution, the Unitary State of the Republik of Indonesia, and Unity in Diversity originally have, as one exact same variant. Fourth, based on the semiotic aspects, the use of the Four Pillars of the Nation and of the State has disrupted the system of signs and symbols, especially the semiotic meaning of Pancasila, the 1945 Constitution, the Unitary State of the Republic of Indonesia, and Unity in Diversity.

 

Keywords: language, four pillars, semiotics, symbol.


Full Text:

PDF

References


Aburaera. Sukarno., Muhadar., dan Maskun. 2013. Filsafat Hukum Teori dan Praktek, Jakarta: Kencan.

Baldwin, Thomas. 2006. “Philosophy of Language in the Twentieth Century”, in the Oxford Handbook of Philosophy of Language edited Ernets Lepore and Barry C. Smith, Oxford: Clarendon press.hal. 60-99.

Basman. 2009 . Filsafat Ilmu sebuah Pengantar, Yogyakarta: Gusepa.

Black, Max. 1962. Dewey's Philosophy of Language, Source: The Journal of Philosophy, Vol. 59, No. 19 (Sep. 13, 1962), pp. 505-523. Published by: Journal of Philosophy, Inc.. Stable URL: http://www.jstor.org/stable/2023359. Accessed: 29-10-2015 10:40.

Budi HH, Setio. 2000. Teknik-Teknik Analisa Media. Yogyakarta:Universitas Atmajaya.

Christman, John. 2002. Social and Political Philosophy a Contemporary Introduction, London: Routledge.

Detiknews. 2013. Taufiq Kiemas dan Sejarah Gagasan Empat Pilar. Diakses 21 Juni 2018 16:48, dari https://news.detik.com/berita/2268539/taufiq-kiemas-dan-sejarah-gagasan-empat-pilar-.

Eco, Umberto. 1979. A Theory of Semiotics, USA: Indiana University Press.

Hadiatie, Dwi Aroem. 2014. 4 Pilar Kebangsaan dalam Bingkai Kritik. Diakses 21 Juni 2018, 15:43, darihttps://www.kompasiana.com/dwie aroem/4-pilar-kebangsaan-dalam-bingkai-kritik_552aa14df17e618529d623b0.

Hutton, Christopher. 2009. Language, Meaning, and The Law. England: Edinburgh University Press.

Kaelan. 2012. Problem Epistemologis Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara, Yogyakarta: Paradigma.

Kaelan. 2013. Negara Kebangsaan Pancasila, Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis, dan Aktualisasnya, Yogyakarta: Paradigma.

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Tingkat Atas, cetakan X, Flores: Nusa Indah.

Latif, Abdul dan Ali Hasbi. 2010. Politik Hukum, Jakarta: Sinar Grafika.

Lestaria, Eka. 2014. “Implikasi Yuridis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 34/PUU-XI/2013 terhadap Pemenuhan Asas Kepastian Hukum dan Keadilan”. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Hukum UGM.

Mauws, Michael K, dan Phillips. Nelson. 1995. Understanding Language Games. Source: Organization Science, Vol. 6, No. 3 (May - Jun., 1995), pp. 322-334. Published by: INFORMS. Stable URL: http://www.jstor.org/stable/2635254. Accessed: 29-10-2015 10:52.

Mustansyir, Rizal. 1988. Filsafat Bahasa Aneka Masalah Arti dan Upaya Pemecahannya, Jakarta: Prima Karya.

Mustansyir, Rizal. 2011. Filsafat Tanda Charles Sanders Peirce dalam Perspektif Filsafat Analitis dan Relevansinya bagi Budaya Kontemporer di Indonesia, Disertasi, Yogyakarta: Fakultas Filsafat.

Nurtjahjo, Hendra. 2005. Ilmu Negara Pengembangan Teori Bernegara dan Suplemen, Jakarta: Rajawali Press.

News.okezone.com. 2013. Pancasila Tak Pantas dijadikan 4 Pilar Kebangsaan. Diakses 21 Juni 2018, 18:16, darihttps://news.okezone.com/read/2013/09/30/339/874389/ pancasila-tak-pantas-dijadikan-4-pilar-kebangsaan.

Pimpinan MPR RI dan Tim kerja Sosialisasi MPR RI periode 2009-2014.(2012). Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Jakarta: MPR RI.

Prasad, K.S. Ed. 2002. The Philosophy of Language in Classical Indian Tradition, New Delhi: Decent Books.

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 100/PUU-XI/2013.

Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi (cetakan Keempat). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suantoko. 2017. Makna Simbol Sastra Lisan Tanduk Masyarakat Adat Genaharjo Kabupaten Tuban. Jurnal Dialektika, Volume 2, Juni 2017, hlm.41-70.

Supardiyono. 2013. Kritik Terhadap Diskursus 4 Pilar Kebangsaan. Diakses 21 Juni 2018 16:25, dari https://www.kompasiana.com/sapardiyono/kritik-terhadap-diskursus-4-pilar-kebangsaan_552b98e26ea834302b8b458a.

Tjahjoko, Guno Tri. 2016. Politik Ambivalensi, Nalar Elite di Balik Pemenangan Pilkada, Yogyakarta: Polgov UGM.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945.

Undang-Undang Nomor 2 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang partai politik.

Ugm.ac.id. 2013. PSP UGM Koreksi 4 Pilar Kebangsaan. Diakses 20 Juni 2018 18:31, dari https://ugm.ac.id/id/berita/8195-psp.ugm.koreksi.4.pilar.kebangsaan.

Wildan, Muhammad. 2013. Kritik 4 Pilar. Diakses 21 Juni 2018 15:56, dari https://www.kompasiana.com/willdhanne/kritik-4 pilar.

Zoest, van Aart. 1992. “Interpretasi dan Semiotika”, dalam Serba-Serbi Semiotika (Penyunting Panuti Sudjiman dan Aart van Zoest), Jakarta: Gramedia Pustaka. Hal. 1-25.

Majalah

Majalah Majelis, edisi No.12/TH.X/Desember 2016.

Majalah Majelis, edisi No.01/TH.XI/Januari 2017.




DOI: https://doi.org/10.21831/ltr.v17i3.20059

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




______________________

 

                               

 

__________________________________________________________________________________________________

 

Litera Journal is published by the Faculty of Languages, Arts, and Culture Universitas Negeri Yogyakarta in collaboration with Himpunan Sarjana Kesusasteraan Indonesia (HISKI)

 

RJI Main logo

 

      

The International Journal of Linguistic, Literature, and Its Teaching at http://http://journal.uny.ac.id/index.php/litera/ is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

 __________________________________________________________________________________________________ 

 

Flag Counter