Penguatan “Kaulinan Barudak Sunda” sebagai permainan tradisional
Chandra Purnama, Departemen Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran, Indonesia
Emil Mahyudin, Departemen Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran, Indonesia
Abstract
This article aimed to strengthen “Kaulinan Barudak Sunda” as a traditional game towards the community in an effort to improved cultural security in Jatinangor District. To achieved this goal, we provided an understanding of the importance of “Kaulinan Barudak” traditional games towards the community through Focus Group Discussion regarding the identification and formulation of activity objectives, socialization, mentoring and practised of Kaulinan Barudak Sunda for children, and evaluation of activities. The method of implementing this activity was Problem Based Learning by solving problems that occurred regarding the fading of knowledge and practised of Kaulinan Barudak Sunda among children, also carried out with the Community Based Research method by involving the community in compiling shared ideas as needed. Based on the resulted of data analysis, we concluded that there was an increase of 68.5% in the aspects of the participants' perceptions, attitudes, and actions regarding traditional games. Thus, this activity contributed to providing knowledge, attitudes, and actions of participants in supporting the strengthening of Kaulinan Barudak Sunda in the Jatinangor District.
Abstrak
Artikel ini bertujuan memberikan penguatan Kaulinan Barudak Sunda sebagai permainan tradisional terhadap masyarakat sehingga dapat meningkatkan keamanan kultural di Kecamatan Jatinangor. Untuk mencapai tujuan tersebut, kami memberikan pemahaman mengenai pentingnya permainan tradisional Kaulinan Barudak Sunda terhadap masyarakat melalui kegiatan diskusi kelompok terfokus (Focuss Group Discussion) mengenai identifikasi dan perumusan tujuan kegiatan, sosialisasi kegiatan, pendampingan dan praktek beberapa bentuk Kaulinan Barudak Sunda kepada anak-anak, dan evaluasi kegiatan. Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah Problem Based Learning dengan memecahkan permasalahan yang terjadi mengenai lunturnya pengetahuan dan praktek Kaulinan Barudak Sunda di kalangan anak-anak, juga dilakukan dengan metode Community Based Research dengan melibatkan masyarakat dalam menyusun gagasan bersama yang diperlukan. Berdasarkan hasil analisis data, kami menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan sebesar 68,5% pada aspek persepsi, sikap dan tindakan peserta mengenai permainan tradisional. Dengan demikian, kegiatan ini berkontribusi memberikan pengetahuan, sikap dan tindakan peserta di dalam mendukung penguatan Kaulinan Barudak Sunda sebagai permainan tradisional di Kecamatan Jatinangor.
Keywords
Full Text:
Fulltext PDFReferences
Adji, Y. (2017). 360 permainan anak di Jabar, yang dimainkan hanya 40%. Pikiran-Rakyat.Com. https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-01273828/360-permainan-anak-di-jabar-yang-dimainkan-hanya-40-392856
Adpriyadi, A. (2017). Peningkatan kemampuan motorik kasar melalui permainan tradisional Engklek pada anak kelompok B. JPPM (Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat), 4(2), 187–198. https://doi.org/10.21831/jppm.v4i2.10016
Amirudin, A., & Mukarom, Z. (2019). Pendidikan karakter dalam Kaulinan Budak Baheula: Studi nilai pendidikan karakter melalui permainan anak tradisional Sorodot Gaplok dari Jawa Barat. Al-Bidayah: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 10(2), 211–228. https://doi.org/10.14421/al-bidayah.v10i2.160
Chaelani, I., Febrianta, Y., & Muslim, A. (2019). Analisis kebutuhan pengembangan model permainan tradisional Jawa Tengah untuk pembelajaran matematika di sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Keolahragaan, 2(1), 155–163. http://ejournal.stkippacitan.ac.id/index.php/jemani/article/view/273
Diantama, S. (2018). Permainan tradisional sunda sebagai pengembangan karakter bangsa (Studi etnografi pada komunitas Hong Dago Bandung). Citizenship Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan, 6(1), 30. https://doi.org/10.25273/citizenship.v6i1.1871
Friedman, J., & Randeri, S. (2004). Worlds on the move: Globalisation migration and cultural security. In Humanity and Security and Global Governance. I.B.Tauris.
Han, S., & Ma, Y. (2014). Cultural differences in human brain activity: A quantitative meta-analysis. NeuroImage, 99, 293–300. https://doi.org/10.1016/j.neuroimage.2014.05.062
Hidayat, D. (2013). Permainan tradisional dan kearifan lokal Kampung Dukuh Garut Selatan Jawa Barat. Academica, 5(2), 1057–1070. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/academica/article/view/2244
Irianto, A. M. (2017). Kesenian tradisional sebagai sarana strategi kebudayaan di tengah determinasi teknologi komunikasi. Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa Dan Sastra, 12(1), 90. https://doi.org/10.14710/nusa.12.1.90-100
Khoiri, A. (2018). Permainan tradisional, puncak dari segala kebudayaan. CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20180817120306-241-323001/permainan-tradisional-puncak-dari-segala-kebudayaan
Lestari, D. J. (2016). Model pembelajaran tematik “Kaulinan Barudak” untuk meningkatkan kecerdasan sosial anak. JPKS (Jurnal Pendidikan Dan Kajian Seni), 1(1), 43–53. https://doi.org/10.30870/jpks.v1i1.852
Mulyadiprana, A., Ganda, N., & WS, R. (2017). Permainan tradisional Kaulinan Barudak untuk mengembangkan kemampuan mengelola emosi diri sendiri anak usia dini. Jurnal PAUD Agapedia, 1(2), 181–189. https://ejournal.upi.edu/index.php/agapedia/article/view/9358
Mulyati, E., & Hendriyana, H. (2013). Kaulinan Barudak sebagai sumber penciptaan tari anak-anak di Kabupaten Sumedang. Panggung, 23(3). https://doi.org/10.26742/panggung.v23i3.146
Munawaroh, H. (2018). Pengembangan model pembelajaran dengan modifikasi permainan congklak sebagai sarana stimulasi perkembangan anak usia dini di RA Perwanida Wonosobo. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, 5(3), 302–313. https://doi.org/10.32699/ppkm.v5i3.477
Murphy, K. M. (2017). A quiet harvest: linkage between ritual, seed selection and the historical use of the finger-bladed knife as a traditional plant breeding tool in Ifugao, Philippines. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine, 13(1), 3. https://doi.org/10.1186/s13002-016-0124-9
Nowicka, M. (2014). Migration, citizenship and cultural security: Case of Polish Immigrants in Reykjavik. Securitologia, 19(1), 129–139. https://doi.org/10.5604/18984509.1129728
Nugraha, F., & Zahrah, R. F. (2018). Permainan tradisonal “Kaulinan Barudak” untuk meningkatkan kemampuan bersikap empati siswa kelas V sekolah dasar. Visipena Journal, 9(2), 396–405. https://doi.org/10.46244/visipena.v9i2.468
Nursalikah, A. (2019). Mendikbud ajak masyarakat lestarikan permainan tradisional. Republika. https://republika.co.id/berita/pyxqao366/mendikbud-ajak-masyarakat-lestarikan-permainan-tradisional
Nursanti, A. (2019). Melestarikan permainan tradisional, mengembangkan desa wisata. Pikiran Rakyat. https://www.pikiran-rakyat.com/advertorial/pr-01320651/melestarikan-permainan-tradisional-mengembangkan-desa-wisata
Panjaitan, L. M., & Sundawa, D. (2016). Pelestarian nilai-nilai civic culture dalam memperkuat identitas budaya masyarakat: Makna simbolik Ulos dalam pelaksanaan perkawinan masyarakat Batak Toba di Sitorang. Journal of Urban Society’s Arts, 3(2), 64–72. https://doi.org/10.24821/jousa.v3i2.1481
Pereira, C. (2017). Religious dances and tourism perceptions of the “tribal” as the repository of the traditional in Goa, India. Etnografica, 21(1), 619–642. https://doi.org/10.4000/etnogra
Radzuan, I. S. M., Fukami, N., & Ahmad, Y. (2014). Cultural heritage, incentives system and the sustainable community: Lessons from Ogimachi Village, Japan. Geografia-Malaysian Journal of Society and Space, 10(1), 130–146. http://ejournal.ukm.my/gmjss/article/view/18467
Suherlan, D. (2019). Tak ada referensi, 40 % permainan rakyat tradisional punah. Jabar News. https://jabarnews.com/read/69584/tak-ada-referensi-40-permainan-rakyat-tradisional-punah
Sulistyaningtyas, R. E., & Fauziah, P. Y. (2019). Pengembangan buku panduan permainan tradisional untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun. JPPM (Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat), 6(1), 50–58. https://doi.org/10.21831/jppm.v6i1.23477
Surahman, S. (2016). Determinisme teknologi komunikasi dan globalisasi media terhadap seni budaya Indonesia. REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, Dan Animasi, 12(1), 31. https://doi.org/10.24821/rekam.v12i1.1385
Utami, N. I., Kurnia, I., Octafiana, L., & Nursyidah, H. (2018). Engklek geometri: Upaya pelestarian permainan tradisional melalui proses pembelajaran matematika di SMP Muhammadiyah 4 Surabaya. J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat), 6(1), 12–18. https://doi.org/10.29100/j-adimas.v6i1.678
Wahyuningsih, D., & Suyanto, S. (2015). Implementasi kearifan lokal melalui model BCCT untuk pengembangan kemampuan sosial anak usia dini. JPPM (Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat), 2(1), 10. https://doi.org/10.21831/jppm.v2i1.4840
Watanabe, Y. (2018). Handbook of cultural security (Y. Watanabe (ed.)). Edward Elgar Publishing Limited.
Wiana, R. D., Mutiaz, I. R., & Mansoor, A. Z. (2012). Perancangan game “Galah Asin” untuk memperkenalkan budaya tradisional Jawa Barat. Wimba: Jurnal Komunikasi Visual & Multimedia, 4(2), 73–86. http://journals.itb.ac.id/index.php/wimba/article/view/10833
Yang, D., Cui, J., & Pan, S. (2016). Non-traditional security: A study of endogenous cultural security based on the Buddha event. Proceedings of the 2016 International Conference on Education, Management and Computing Technology (ICEMCT-16), Icemct, 845–849. https://doi.org/10.2991/icemct-16.2016.183
DOI: https://doi.org/10.21831/jppm.v7i1.28798
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat) indexed by:
JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat) by http://journal.uny.ac.id/index.php/jppm/index is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.