Implementasi pembangunan Desa Wisata Batik Desa Babagan Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang
Abstract
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi pembangunan desa wisata batik dengan fokus penelitian; proses pembangunan, wujud partisipasi, faktor pendukung dan penghambat, dan dampak. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah pengrajin batik dan kepala desa, sebagai informan adalah pembatik, dan tokoh masyarakat. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber, metode dan teori. Teknik analisis data melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian adalah proses pembangunan dari perencanaan telah adanya aktivitas membatik. Pelaksanaan terciptanya interaksi antara pengrajin dan pembatik yang terjalin hubungan patron-klien. Wujud partisipasi bersumber dari masyarakat lokal dan sistem sosial di luar masyarakat. Faktor pendukung berupa daya dukung fisik, sosial, budaya, dan ekonomi. Faktor penghambat berupa tidak semua warga setempat bisa membatik. Dampak secara fisik adanya peningkatan infrastruktur, dan dampak nonfisik terdapatnya peningkatan yang terdiri dari segi pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya.
Kata kunci: pembangunan masyarakat; desa wisata; budaya; batik
The Implementation of the Development of Batik Tourism Village in Babagan Lasem Sub-District Rembang Regency
Abstract
This research aims to describe the implementation of rural batik tourism development focusing on; process of development, their participation, the supporting factors and obstacles, and the impact. This is a descriptive qualitative approach research. The research subjects were batik craftsmen and the head of the village, the informants were batik makers, and community leaders. The data were collected through interviews, observation and documentation. The validation used triangulation techniques of sources, methods and theory. The data were analyzed through some stages of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. The results are the development process of batik village planning activities. Interaction between craftsmen and batik makers established patron-client relations. The participation of local communities is realized and social system outside the community. The support factors are in the form of physical capability, social, cultural, and economic capacity. The obstacles are not all the society members are batik makers. The physical impacts are the improvement of infrastructure buildings, and the non-physical impact can be seen from education, economic, social and cultural improvement.
Keywords: community development; tourism village; culture; batikKeywords
Full Text:
FULLTEXT PDFReferences
Adisasmita, R. (2006). Membangun desa partisipatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Badan Pusat Statistik. (2008). Studi penentuan kriteria penduduk miskin: metodologi penentuan rumah tangga miskin. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Kota Semarang. (2013). Kota Semarang dalam angka. Semarang.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. (2009). Jawa Tengah dalam angka. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. (2014). Jawa Tengah dalam angka. Semarang.
Chambers, R. (1988). Rural development: Putting the last first. England: Longman Group UK Limited.
Chusnah, U. (2008). Evaluasi partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan di SMA Negeri 1 Surakarta. Tesis magister, tidak diterbitkan, Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota, Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.
Csapo, J. (2012). The Role and importance of cultural tourism in modern tourism industry. In M. Kasimoglu & H. Aydin (Eds.), Strategies for tourism industry - micro and macro perspectives (in print e, pp. 201–232). China: InTech China & Europe. http://doi.org/10.5772/2685
Departemen Dalam Negeri. (1996). Perencanaan partisipatif pembangunan masyarakat desa. Jakarta: Penebar Swadaya.
Dewi, L. G. L. K. (2013). Usaha pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat Desa Beraban dalam pengelolaan tanah lot secara berkelanjutan. Analisis Pariwisata, 13(1), 32–44.
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Rembang. (2014). Data pengrajin batik tulis. Rembang: Pos Informasi Pasar dan Perdagangan (PIPP), Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Rembang.
Field, J. (2016). Modal sosial. London: Routledge.
Firmansyah, S. (2009). Partisipasi masyarakat. Diambil pada tanggal 8 Mei 2014, dari https://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi masyarakat/
Hadiyanti, P. (2006). Kemiskinan & upaya pemberdayaan masyarakat. Komunitas, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 2(1), 33–46.
Hauberer, J. (2011). Social capital theory: Towards a methodological faundation. Germany: VS Verlag.
Hong, L. (2013). Impact of characteristic culture on the optimization of rural tourism industry. Journal of Landscape Research, 5(6), 34–38.
Ife, J., & Tesoriero, F. (2014). Community development: Community-based alternatives in an age of globalization. Australia: Pearson Education Australia.
Kaswan, & Akhyadi, A. S. (2015). Social entrepreneurship: Mengubah masalah sosial menjadi peluang usaha. Bandung: Alfabeta.
Kavaliku, L. (2005). Culture and sustainable development in the pacific. In A. Hooper (Ed.), Culture and sustainable development in the Pacific (p. 12). Australia: Asia Pacific Press at The Australian National University.
Laksana, N. S. (2013). Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat desa dalam program desa siaga di Desa Bandung Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kebijakan Dan Manajemen Publik, 1(1), 56–66.
Malik, A., & Dwiningrum, S. I. A. (2014). Keberhasilan program desa vokasi terhadap pemberdayaan masyarakat di Desa Gemawang Kabupaten Semarang. Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat, 1(2), 124–135. http://doi.org/10.21831/jppm.v1i2.2683
Miles, M. B., & Hubberman, A. M. (1994). Qualitative data analysis. London: Sage Publications.
Okech, R., Haghiri, M., & George, B. P. (2012). Rural tourism as a sustainable development alternative: An analysis with special reference to Luanda, Kenya. CULTUR, 6(3), 36–54.
Pemayun, C. I. A. (2010). Format kerjasama pengelolaan daya tarik wisata antara pemerintah Kabupaten Gianyar dengan Desa Pakraman. Analisis Pariwisata, 10(1), 9–15.
Poerwanto, & Sukirno, Z. L. (2012). Inovasi produk dan motif seni batik pesisiran sebagai basis pengembangan industri kreatif dan kampung wisata minat khusus. Jurnall Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial, 1(4), 217–229.
Pujiastuti, W. (2016). Social marketing: Strategi jitu mengatasi masalah sosial di Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sri, A. A. P. (2013). Faktor-faktor yang memotivasi perempuan sebagai pengelola pondok wisata di Kelurahan Ubud Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar. Analisis Pariwisata, 13(1), 1–10.
Raharjana, D. T. (2012). Membangun pariwisata bersama rakyat: Kajian partisipasi lokal dalam membangun desa wisata di Dieng Plateau. Jurnal Kawistara, 2(3), 1–22.
Setiawan, F. B. (2012). Partisipasi masyarakat dalam pembangunan jalan poros desa di Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota, 8(3), 257–265.
Soetomo. (2010). Strategi-strategi pembangunan masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Subekti, S. (2008). Pemberdayaan masyarakat miskin melalui kelompok usaha ekonomi produktif di Desa Tepusan Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Tesis magister, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Suharto, D. G. (2016). Membangun kemandirian desa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sunaryo, B. (2013). Kebijakan pembangunan destinasi pariwisata: konsep dan aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.
Suryono, Y. (2008). Pengembangan sumber daya manusia: Pendekatan strategis dan pendidikan. Yogyakarta: Gama Media.
Suryono, Y., & Sumarno. (2013). Pembelajaran kewirausahaan masyarakat. Yogyakarta: Aditya Media.
Susilo, Y. S., & Soeroso, A. (2014). Strategi pelestarian kebudayaan lokal dalam menghadapi globalisasi pariwisata: Kasus Kota Yogyakarta. Jurnal Penelitian BAPPEDA Kota Yogyakarta, 4, 3–11. Retrieved from www.jogja.go.id
Theresia, A., Andini, K. S., Nugraha, P. G. P., & Mardikanto, T. (2014). Pembangunan berbasis masyarakat. Bandung: Alfabeta.
Uemura, T. (2005). Sustainable rural development in western Africa: The naam movement and the six “s.” Western Africa: Sustainable Development Department (SD), Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO). Retrieved from http://www.fao.org/waicent/faoinfo/sustdev/ ROdirect/ROan0006.htm
UNESCO World Conference on Education for Sustainable Development. (2009). Bonn declaration. Bonn, Germany. Retrieved from www.esd-world-conference-2009.org
Unjiya, M. A. (2014). Lasem negeri dampoawang: sejarah yang terlupakan. Yogyakarta: SALMA IDEA.
DOI: https://doi.org/10.21831/jppm.v4i1.12713
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat) indexed by:
JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat) by http://journal.uny.ac.id/index.php/jppm/index is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.