sports culture one student one sport policy in malaysia
Abstract
Sport and fitness is becoming more and more important in the lives of every human on the earth. Sports should be
integral in a person’s life. This is due to the benefits derived in terms of health and to increase their mastery of nature
and the environment (WHO 2010). Sport involves basic human skills which are developed and exercised for their
own sake, in parallel with several advantages and benefits. Centers for Disease Control and Prevention, (2010),
emphasised the risk of insufficient sport and physical activities in adolescents which lead to negative effect on health
and fitness. Malaysia has a long history in sports, unfortunately in recent years; the glory dwindled due to the society’s
changing lifestyle. This phenomenon has prompted the government to form a new policy promoting the school Physical
Education and sporting activities. Malaysian Education Ministry has launched “One Student One Sport” policy on
9th of June 2011, which focused on producing and developing a well balanced student in terms of physical, emotion,
spiritual and intellect. The policy is in line with the National Sports Policy to cultivate sports in the community, and was
started in schools through two strategies, that is “Sports For All and Sports For Excellence.” One of the aims include
nurturing human capital through wholesome participation amongst students in sports throughout the year, cultivating
a sporting culture so that they become a member of the society with an active, balanced and healthy lifestyle, forming
good values and self-discipline and creating a track record towards sporting excellence. The purpose of the policy is
to move towards a balanced development of body and mind of our young ones. At the same time, it hopes to instill
health and vitality into the sports culture in schools. But, the success of “one student, one sport” policy depends on
three factors. First, the Education Ministry must try to meet the needs of sports facilities and equipments. The second
factor is that the number of sports periods must be increased. Third, the Physical Education curriculum design also
requires some changes in order to attract the interest of students and make it as a culture in their life.
Key Word: one sport, one student, policy
Abstrak
Olahraga dan kesehatan kini menjadi hal yang semakin penting dalam hidup setiap manusia di dunia. Olahraga
seharusnya bersifat integral bagi kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan manfaat yang akan diperoleh untuk
kebugaran tubuh dan keterampilan memahami alam dan lingkungan (WHO 2010). Olahraga meliputi kemampuan
dasar manusia, yaitu berkembang dan bergerak untuk kepentingan manusia itu sendiri. Kegiatan ini bersifat paralel
dengan berbagai keuntungan dan manfaat yang didapat. Centers for Disease Control and Prevention, (2010),
menekankan pada resiko aktivitas fisik dan olahraga, yang tidak cukup bagi orang dewasa, yang mampu mengarah
kepada efek negatif bagi kesehatan. Malaysia memiliki sejarah yang panjang dalam dunia olahraga. Namun sayangnya
beberapa tahun belakangan, kejayaan dunia olahraga tergeser dengan gaya hidup masyarakat yang berubah. Hal ini
mendorong pemerintah untuk membentuk kebijakan baru yang bertujuan mengenalkan mata pelajaran Pendidikan
Jasmani dan olahraga ke berbagai sekolah.Kementerian Pendidikan Malaysia telah mengeluarkan kebijakan “One
Student One Sport” atau “Satu Siswa Satu Olahraga” pada 9 Juni 2011. Fokus kebijakan ini yaitu menghasilkan dan
mengembangkan kemampuan siswa untuk memiliki keseimbangan tubuh yang baik dan kecerdasan jasmani, emosi,
spiritual, dan intelektual. Kebijakan ini sesuai dengan misi Kebijakan Olahraga Nasional untuk memperkuat olahraga di
berbagai komunitas. Misi ini dimulai dari sekolah melalui dua strategi, yaitu “Sport for All and Sport for Excellence“ atau
“Olahraga untuk Semua dan Olahraga untuk Keunggulan.” Adapun tujuannya antara lain untuk membina siswa melalui
partisipasi yang menyeluruh, memperkuat budaya olahraga sehingga mereka mampu menjadi anggota masyarakat
yang aktif, menyeimbangkan gaya hidup sehat, membentuk disiplin diri dan nilai-nilai terpuji, serta menghasilkan rekam jejak yang unggul dalam bidang olahraga.Tujuan kebijakan “One Student One Sport” adalah untuk membentuk jiwa
dan raga yang seimbang dalam diri generasi muda. Selain itu, kebijakan ini diharapkan mampu melestarikan budaya
olahraga di sekolah untuk menjaga kesehatan tubuh. Namun, keberhasilan kebijakan ini membutuhkan tiga faktor
pendukung. Pertama, Kementerian Pendidikan harus berusaha memenuhi kebutuhan akan peralatan dan fasilitas
olahraga. Kedua, jam olahraga harus ditingkatkan. Ketiga, rancangan kurikulum Pendidikan Jasmani perlu dimodifikasi
agar mampu menarik minat para siswa dan menjadikan olahraga sebagai budaya hidup mereka.
Kata Kunci: satu olahraga, satu siswa, kebijakan
integral in a person’s life. This is due to the benefits derived in terms of health and to increase their mastery of nature
and the environment (WHO 2010). Sport involves basic human skills which are developed and exercised for their
own sake, in parallel with several advantages and benefits. Centers for Disease Control and Prevention, (2010),
emphasised the risk of insufficient sport and physical activities in adolescents which lead to negative effect on health
and fitness. Malaysia has a long history in sports, unfortunately in recent years; the glory dwindled due to the society’s
changing lifestyle. This phenomenon has prompted the government to form a new policy promoting the school Physical
Education and sporting activities. Malaysian Education Ministry has launched “One Student One Sport” policy on
9th of June 2011, which focused on producing and developing a well balanced student in terms of physical, emotion,
spiritual and intellect. The policy is in line with the National Sports Policy to cultivate sports in the community, and was
started in schools through two strategies, that is “Sports For All and Sports For Excellence.” One of the aims include
nurturing human capital through wholesome participation amongst students in sports throughout the year, cultivating
a sporting culture so that they become a member of the society with an active, balanced and healthy lifestyle, forming
good values and self-discipline and creating a track record towards sporting excellence. The purpose of the policy is
to move towards a balanced development of body and mind of our young ones. At the same time, it hopes to instill
health and vitality into the sports culture in schools. But, the success of “one student, one sport” policy depends on
three factors. First, the Education Ministry must try to meet the needs of sports facilities and equipments. The second
factor is that the number of sports periods must be increased. Third, the Physical Education curriculum design also
requires some changes in order to attract the interest of students and make it as a culture in their life.
Key Word: one sport, one student, policy
Abstrak
Olahraga dan kesehatan kini menjadi hal yang semakin penting dalam hidup setiap manusia di dunia. Olahraga
seharusnya bersifat integral bagi kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan manfaat yang akan diperoleh untuk
kebugaran tubuh dan keterampilan memahami alam dan lingkungan (WHO 2010). Olahraga meliputi kemampuan
dasar manusia, yaitu berkembang dan bergerak untuk kepentingan manusia itu sendiri. Kegiatan ini bersifat paralel
dengan berbagai keuntungan dan manfaat yang didapat. Centers for Disease Control and Prevention, (2010),
menekankan pada resiko aktivitas fisik dan olahraga, yang tidak cukup bagi orang dewasa, yang mampu mengarah
kepada efek negatif bagi kesehatan. Malaysia memiliki sejarah yang panjang dalam dunia olahraga. Namun sayangnya
beberapa tahun belakangan, kejayaan dunia olahraga tergeser dengan gaya hidup masyarakat yang berubah. Hal ini
mendorong pemerintah untuk membentuk kebijakan baru yang bertujuan mengenalkan mata pelajaran Pendidikan
Jasmani dan olahraga ke berbagai sekolah.Kementerian Pendidikan Malaysia telah mengeluarkan kebijakan “One
Student One Sport” atau “Satu Siswa Satu Olahraga” pada 9 Juni 2011. Fokus kebijakan ini yaitu menghasilkan dan
mengembangkan kemampuan siswa untuk memiliki keseimbangan tubuh yang baik dan kecerdasan jasmani, emosi,
spiritual, dan intelektual. Kebijakan ini sesuai dengan misi Kebijakan Olahraga Nasional untuk memperkuat olahraga di
berbagai komunitas. Misi ini dimulai dari sekolah melalui dua strategi, yaitu “Sport for All and Sport for Excellence“ atau
“Olahraga untuk Semua dan Olahraga untuk Keunggulan.” Adapun tujuannya antara lain untuk membina siswa melalui
partisipasi yang menyeluruh, memperkuat budaya olahraga sehingga mereka mampu menjadi anggota masyarakat
yang aktif, menyeimbangkan gaya hidup sehat, membentuk disiplin diri dan nilai-nilai terpuji, serta menghasilkan rekam jejak yang unggul dalam bidang olahraga.Tujuan kebijakan “One Student One Sport” adalah untuk membentuk jiwa
dan raga yang seimbang dalam diri generasi muda. Selain itu, kebijakan ini diharapkan mampu melestarikan budaya
olahraga di sekolah untuk menjaga kesehatan tubuh. Namun, keberhasilan kebijakan ini membutuhkan tiga faktor
pendukung. Pertama, Kementerian Pendidikan harus berusaha memenuhi kebutuhan akan peralatan dan fasilitas
olahraga. Kedua, jam olahraga harus ditingkatkan. Ketiga, rancangan kurikulum Pendidikan Jasmani perlu dimodifikasi
agar mampu menarik minat para siswa dan menjadikan olahraga sebagai budaya hidup mereka.
Kata Kunci: satu olahraga, satu siswa, kebijakan
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/jpji.v11i1.8164
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia
Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at https://journal.uny.ac.id/index.php/jpji.