Model pemanasan berbasis gerak dan lagu bagi anak tunanetra
Sri Winarni, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model pamanasan yang dapat mengajarkan siswa tunanetra gerak pemanasan/beraktivitas mengunakan media, dengan memberikan contoh berupa CD dan buku panduan kepada guru pendidikan jasmani di Sekolah Luar Biasa (SLB). Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini dilakukan dengan mengunakan penelitian pengembangan (Research and Development), dengan model pengembangan ADDIE, yang terdiri dari 4 tahapan yaitu: (1) Analysis (tahap analisis), (2) Design (tahap desain), (3) Development & Implementation (tahap pengembangan dan impelmentasi), (4) Evaluation (tahap evaluasi). Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa Model Pemanasan Berbasis Gerak & Lagu Bagi Anak Tunanetra dinyatakan layak sebagai model pemanasan untuk anak tunanetra di SLB. Hal ini didukung oleh hasil uji kelayakan yang diperoleh dari beberapa penguji, ahli materi dengan skor rata-rata: (4,2) dengan kategori sangat baik, ahli media dengan skor rata-rata: (4,75) dengan kategori sangat baik, praktisi dengan skor rata-rata: (4,0) dengan kategori baik, dan uji lapangan mendapatkan skor rata-rata: (4,24) dengan kategori sangat baik.
Sound and movement-based warming up model for children with visual impairment
Abstract
The study aims at producing a warming model for teaching the students with visual impairment how to perform the warming-up activities by means of media. The warming up is modelled based on the CD and the manual for the teachers of Sports and Health Education in Special Schools. In order to achieve the objective, the study should be conducted by implementing the Research and Development (R&D) efforts using the ADDIE Developmental Model which consists of: (1) Analysis; (2) Design; (3) Development & Implementation; and (4) Evaluation. The results of the study show that the Sound and Movement-Based Warming-Up Model for the Students with Visual Impairment is feasible to serve as the warming up model for the students with visual impairment in the Special Schools. The conclusion is supported by the feasibility tests from several experts as follows: (1) (4,20) with “Very Good” category from Material Expert; (2) (4,75) with “Very Good” category from Media Expert; (3) (4,00) with “Good” category from Practitioner; and (4) (4,24) with “Very Good” category from Field Testing.
Keywords
Full Text:
FULLTEXT PDFReferences
Mahendra, A. (2002). Pembelajaran senam di sekolah dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Margono, A. (2012). Plpg pendalaman materi penjas. Surakarta: UNS Surakarta.
Alter, J. M. (1996). 300 teknik perengangan olahraga. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Hidayat, A., & Suwandi, A. (2013). Pendidikan anak berkebutuhan khusus tunanetra. Jakarta: PT. Luxima Metro Media.
Gall, M.D. & Borg, W.R. (1983). educational research: An Introduction. New York: Longman.
Hidayat, I. (1996). Senam. Bandung: FPOK-IKIP Bandung.
Sudiyono. (2003). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Undang-Undang. No. 3 Th 2005. Tentang "Sistem Keolahragaan Nasional”.
Undang-Undang. No. 20 Th 2003. Tentang "Sistem Pendidikan Nasional”.
DOI: https://doi.org/10.21831/jpji.v13i1.21024
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at https://journal.uny.ac.id/index.php/jpji.