PENGARUH LATIHAN BASIC MOVEMENT DI TEMPAT TERHADAP KONDISI FISIK ATLET BULU TANGKIS

Tri Hadi Karyono, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Dwiki Sapto Paluris, Kementerian Hukum dan HAM, Indonesia
Sridadi Sridadi, Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
R Sunardianta, Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Subagyo Irianto, Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Faidillah Kurniawan, Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Abstract


Basic movement adalah gerak dasar yang berguna menguatkan dan mempelajari keterampilan umum baik fisik maupun teknik yang melibatkan gerakan lokomotor, non lokomotor, dan manipulative. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan basic movement di tempat terhadap kondisi fisik atlet bulu tangkis. Penelitian menggunakan eksperimen dengan desain pretest and posttest group experiment. Subjek berjumlah 18 atlet yang menjadi satu kelompok eksperiman. Selama 24 kali pertemuan dengan latihan 90 menit setiap kali pertemuan, subjek diberi pelakuan basic movement di tempat berupa lunges di tempat, ingkling satu kaki di tempat, loncat dua kaki di tempat, dan lari dorong dinding. Setelah diberikan perlakuan, subjek akan menjalani tes kondisi fisik. Data tes kondisi fisik menggunakan instrumen penelitian tes kecepatan lari 30 meter, Illinois agility run test, multistage fitness test, dan vertical jump test. T-test digunakan untuk analisis data dengan signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh latihan basic movement di tempat terhadap kondisi fisik atlet bulu tangkis dengan nilai nilai thitung (15.123) > ttabel (2.1098). Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan pada pelatih maupun pembina bulu tangkis untuk menggunakan latihan basic movement di tempat untuk mendukung pencapaian kondisi fisik atlet bulu tangkis.

 

THE EFFECT OF STATIC BASIC MOVEMENT TRAINING ON THE PHYSICAL CONDITION OF BADMINTON ATHLETES


ABSTRACT

 Basic movement is a movement that is useful for strengthening and learning general skills both physical and technical involving locomotor, non-locomotor, and manipulative movements. The study aims to determine the effect of static basic movement training on the physical condition of badminton athletes. The study used an experiment with a pretest and posttest group experiment design. Subjects totalled 18 athletes who became one experimental group. During 24 meetings with 90 minutes of training each meeting, the subjects were given static basic movement treatment in the form of lunges in place, one-legged jump in place, two-legged jump in place, and wall push running. After being given the treatment, the subject will conduct a physical condition test. The physical condition test data used the research instruments of the 30-metre running speed test, Illinois agility run test, multistage fitness test, and vertical jump test. T-test was used for data analysis with a significance of 5%. The results showed that there was an effect of static basic movement training on the physical condition of badminton athletes with the value of tcount (15.123) > ttable (2.1098). Based on the results of this study, it is recommended to badminton coaches to use static basic movement exercises to support the achievement of physical condition of badminton athletes.


Keywords


latihan basic movement di tempat, kondisi fisik, bulu tangkis

Full Text:

PDF

References


Bakhtiar, Syahrial. (2015). Merancang Pembelajaran Gerak Dasar Anak. Padang: UNP Preess.

Grice T. (2007). Bulutangkis Petunjuk Praktis Untuk Pemula Dan Lanjut. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hidyah, Taufiq. (2011). Latihan Multilateral Alternatif Untuk Meningkatkan Kondisi Fisik Pemain Bola Basket. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Vol. 1, Edisi 2.

Irianto, Djoko Pekik. (2018). Dasar-dasar Latihan Olahraga Untuk Menjadi Atlet Juara. Yogyakarta: Pohon Cahaya.

Janssen, J., Kirschner, F., Erkens, G., Kirschner, P. A., & Paas, F. (2010). Making the black box of collaborative learning transparent: Combining process-oriented and cognitive load approaches. Educational Psychology Review, 22(2), 139-154. doi: 10.1007/s10648-010-9131-x.

Lumintuarso, R. (2013). Pembinaan Multilateral bagi Atlet Pemula. Yogyakarta: UNY Press.

Nurhasan & Cholil. (2007). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK Bandung.

Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga.

Putra, Roy Try, Kiyatno, Siswandari. (2017). Analisis Faktor Biomotor dan Psikomotor Dominan Penentu Kemampuan Groundstore Forehand Tenis Lapangan. Surakarta: UNS.

Sajoto. M. (1988). Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suharjana, Fredericus. (2010). Pembinanaan Kemampuan Multilateral Melalui Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga Bagi Anak Sekolah Dasar. Yogyakarta: FIK UNY.

Sukadiyanto. (2011). Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: Lubuk Agung.

Syarifudin & Muhadi. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Vanagosi, K. D. (2016). Konsep Gerak Dasar Untuk Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 2(1), 72-79.

Zhannisa, U. H., Royana, I. F., Prastiwi, B. K., & Pratama, D. S. (2018). Analisis Kondisi Fisik Tim Bulutangkis Universitas PGRI Semarang. Journal Power of Sports (JPOS), 1(1), 30-41.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Jurnal Pendidikan Dasar dan Aktifitas Jasmani

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Jurnal Pendidikan Dasar dan Aktifitas Jasmani
is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at https://journal.uny.ac.id/index.php/jpdaj