PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. INDUSTRI SANDANG NUSANTARA UNIT PATAL SECANG

RATNA WIJAYANTI,

Abstract


PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM

UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI

PADA PT. INDUSTRI SANDANG NUSANTARA

UNIT PATAL SECANG

Oleh:

RATNA WIJAYANTI

06412144015

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang. Penelitian ini mempunyai tiga tujuan utama. Pertama, bertujuan untuk mengetahui perhitungan Harga Pokok Produksi dengan metode tradisional yang digunakan oleh perusahaan. Kedua, untuk mengetahui perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Activity-Based Costing System. Ketiga, untuk mengetahui perbedaan besarnya Harga Pokok Produksi pada perusahaan dengan menggunakan metode tradisional

dan Activity-Based Costing System.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi yaitu teknik dengan cara mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen perusahaan mengenai data yang terkait dengan Harga Pokok Produksi. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah Harga Pokok Produksi pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah data-data yang berhubungan dengan penentuan Harga Pokok Produksi.

Harga Pokok Produksi dengan metode tradisional diperoleh hasil untuk Cotton 30/1 adalah sebesar Rp1.496.491,00 dan untuk Cotton 40/1 sebesar Rp1.011.107,00 sedangkan untuk Rayon 30/1 sebesar Rp1.148.254,00. Harga Pokok Produksi menggunakan Activity-Based Costing System diperoleh hasil Harga Pokok Produksi untuk Cotton 30/1 adalah sebesar Rp1.519.713,00, untuk Cotton 40/1 sebesar Rp1.131.135,00 dan untuk Rayon 30/1 sebesar Rp908.139,00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Activity-Based Costing System apabila

dibandingkan dengan metode tradisional maka memberikan hasil yang lebih besar kecuali pada Rayon 30/1. Perbedaan yang terjadi disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada metode tradisional biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja yaitu jumlah unit produksi. Pada Activity-Based Costing System biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada beberapa cost driver sehingga Activity-Based Costing System mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap produk secara tepat berdasar konsumsi masing-masing aktivitas.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.