ABDURRAHMAN WAHID DAN MODERNISASI PENDIDIKAN PESANTREN
Abstract
Sudah lebih dari 8 Indonesia belum bisa bangkit dari situasi krisis ekonomi, hal ini terjadi karena Indonesia mengalami krisis multidimensional yang muaranya adalah krisis budaya. Benar kata Tony Barnett, kita tidak kekurangan tenaga profesional dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, namun permasalahannya terletak pada konteks budaya bagi impelentasi keputusan teknis. Max Weber juga berkeyakinan kalau pemikiran agama mempunyai pengaruh besar bagi diterimanya sistem industri kapitalis. Atau dengan kata lain, industri modern berkembang di Eropa setelah tersebarnya teologi Protestan dari Jean Calvin. Hal itu menyanggah pandangan bahwa agama merupakan unsur yang paling sulit mengalami perubahan dan perubahannya itu bersifat reaksioner terhadap perubahan masyarakat. Islam belum bisa tampil sebagai peradaban yang unggul karena belum berhasil mengembangkan suatu pemikiran keagamaan yang menyeluruh. Dalam kasus Indonesia, umat Islam dituntut mampu merumuskan budaya Islam Indonesianis. Pembaharuan Islam masih bersifat parsialis karena hanya didasarkan pada aspek rasio (bersifat normatif berdasarkan al-Qur’an dan Hadits) dan melupakan tradisi bangsa Indonesia. Akibatnya, pembaharuan itu ditentang oleh mereka yang tinggal di daerah pedesaan yang hidup selaras dengan tradisi.
Full Text:
Full PaperDOI: https://doi.org/10.21831/istoria.v14i1.19397
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Saefur Rochmat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Printed ISSN (p-ISSN): 1858-2621
Online ISSN (e-ISSN): 2615-2150
ISTORIA has been Indexed by:
Supervised by:
/>Jurnal ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah by History Education Study Program, UNY is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.