IDENTIFIKASI JALUR DAN TEMPAT EVAKUASI TSUNAMI BERDASARKAN FEMA P646 PADA OBJEK-OBJEK WISATA PANTAI DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi Kasus: Pantai Nguyahan, Ngobaran dan Ngrenehan)

Limpat Wibowo Aji, UGK, Indonesia

Abstract


ABSTRAKJumlah pengunjung maksimal objek wisata pantai di Kabupaten Gunungkidul antara Tahun 2014-2017 sejumlah 18.369 jiwa per bulan, sehingga jika terjadi tsunami potensi korban sangat besar, maka untuk meminimalkan korban jiwa saat terjadi tsunami diperlukan suatu kebijakan untuk pengurangan risiko terhadap bencana tersebut dengan strategi penyelamatan yang komprehensif dan upayanya menyediakan Sistem Peringatan Dini Tsunami. Tujuan penelitian adalah menentukan tempat evakuasi tsunami pada objek-objek wisata pantai di Kabupaten Gunungkidul berdasarkan FEMA P646 dan membandingkan dengan hasil penentuan  tempat evakuasi tsunami yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Gunungkidul kesesuaian dengan pedoman FEMA P646. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif yaitu menganalisis jalur dan tempat evakuasi (TE) dengan berpedoman dengan FEMA P646 untuk menentukan tempat evakuasi tsunami, ketinggian elevasi merupakan bahan dasar dari analisis yang dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengumpulan data ketinggian elevasi, waktu tiba tsunami, proyeksi jumlah pengunjung untuk menunjang analisis. Titik evakuasi (TE)/titik aman dibutuhkan dalam proses evakuasi, maka analisis mengenai area evakuasi tersebut perlu dilakukan. Proses analisis dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan ketinggian elevasi titik aman. Ketinggian elevasi titik aman dapat berupa titik yang berada di luar jangkauan gelombang tsunami ataupun area yang berada di dalam area genangan tsunami. Hasil penelitian ini adalah nilai ketinggian titik kumpul/titik aman 25 meter dari permukaan laut menjadi dasar untuk menyelamatkan diri, jika dihubungkan dengan kecepatan orang berjalan (kondisi lemah), maka waktu kedatangan/waktu tiba tsunami didapat tidak lebih dari 1 jam, hal ini masih dalam batasan sesuai dengan Federal Emergency Management Agency (FEMA P-646, 2008), lokasi titik kumpul/titik aman evakuasi tsunami tersebut bisa digunakan penyelamatan pertama korban tsunami dengan mempertimbangkan waktu kedatangan tsunami, sedangkan pada BPBD untuk penampungan korban tsunami menggunakan fasilitas umum walaupun jaraknya jauh dan mengindahkan waktu kedatangan tsunami.Kata kunci: elevasi, evakuasi, identifikasi, pantai, tsunamiABSTRACTThe maximum number of monthly visitors to the tourism coasts in Gunungkidul Regency between 2014 and 2017 is 18.369 people. Those Indian Ocean beaches that are in the southern sides of the Island of Java are prone to tsunami disaster. However, there were no systematic and scientific study to make analysis of the tsunami disaster mitigation to those tourism beaches. Therefore, a series of policies with comprehensive rescue strategies and efforts to minimize the risk of the tsunami disaster is required. The purpose of this study was to determine places of tsunami evacuation for the tourism beaches in Gunungkidul Regency based on P646 of FEMA (Federal Emergency Management Agency) and compare them with the result of the determine places of tsunami evacuation conducted by BPBD (Local Disaster Management Authority) of Gunungkidul Regency, Yogyakarta. This purpose also includes the want of the authors to implement the method of this study to be the policy of tsunami mitigation for similar tourism beaches in the Special Territory of Yogyakarta as well as similar beaches in Indonesia. This study uses quantitative method with descriptive analysis technique that is analyzing the paths and places of tsunami evacuation based on P646 of FEMA. Given location elevation is the basic ingredient of the analysis, and therefore, elevation data, tsunami arrival time, projected number of visitors to support the analysis need to be gathered. The analysis of the evacuation areas is required to determine the evacuation places that are safe points in the evacuation process. An elevation of a safe point elevation can be a point that is beyond the reach of tsunami waves or safe areas within the tsunami pool areas. The results of this study are the height of the gathering point / safe point 25 meters above sea level to be the basis for saving themselves, if connected with the speed of walking (weak condition), then the arrival time / arrival time of the tsunami is not more than 0.5 hours. This is still within limits in accordance with the Federal Emergency Management Agency (FEMA P-646, 2008), the location of the gathering point / tsunami evacuation safe point can be used as the first rescue of tsunami victims by considering the arrival time of the tsunami. On the other hand, BPBD accommodate tsunami victims using public facilities even though they are far away and heed the arrival time of the tsunami.Keywords: elevation, evacuation, identification, beach, tsunami

Keywords


elevasi, evakuasi, identifikasi, pantai, tsunami

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.21831/inersia.v16i1.31313

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Limpat Wibowo Aji

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 

Publisher:                   Co-Publisher:

Indexed by:
 
  
 

Supported by:
Jurnal Ilmiah Magister Managemen
 

Social Media:


 Online (e-ISSN): 2528-388X  || Printed (p-ISSN): 0216-762X

Lisensi Creative Commons
INERSIA by https://journal.uny.ac.id/index.php/inersia/index was distributed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.