Makna nilai hidup manusia pada Gurindam Dua Belas dalam seni pertunjukan karya tari Seri Petua

Rezky Gustian Asra, Institut Seni Indonesia Denpasar, Indonesia
I Gede Yudarta, Institut Seni Indonesia Denpasar, Indonesia
I Wayan Mudra, Institut Seni Indonesia Denpasar, Indonesia

Abstract


Penelitian ini mengkaji potensi peningkatan makna dan pesan dalam Gurindam Dua Belas, karya sastra klasik Melayu, melalui seni pertunjukan, khususnya tari. Gurindam Dua Belas tidak hanya merupakan warisan budaya, tetapi juga sumber nilai yang relevan bagi kehidupan modern. Dengan seni pertunjukan sebagai medium, penelitian ini bertujuan menghidupkan kembali pesan moral dan etika yang terdapat dalam teks. Analisis awal mengungkapkan nilai-nilai etis yang terkandung, dan selanjutnya, penelitian ini mengeksplorasi adaptasi teks ke dalam seni pertunjukan melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan elemen visual untuk menyampaikan makna secara lebih mendalam.Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas makna nilai hidup manusia pada Gurindam Dua Belas dalam Seni Pertunjukan karya tari Seri Petua.  Metode penelitian yang digunakan kualitatif, melibatkan observasi, wawancara, dan dokumentasi, dengan penerapan teori hermeneutika. Hasil penelitian menyoroti makna Gurindam Dua Belas yang termanifestasi dalam seni pertunjukan tari, diantaranya makna nilai hidup hubungan manusia dengan penciptanya, dirinya sendiri, dan orang lain. Kesimpulannya, penelitian ini berhasil mendemonstrasikan potensi pengayaan dan pemahaman yang lebih dalam terhadap Gurindam Dua Belas melalui medium seni pertunjukan tari. Selain itu, penelitian ini juga memberikan kontribusi signifikan dalam dunia pendidikan, dengan menawarkan cara baru untuk mengajarkan nilai-nilai etika dan moral yang terkandung dalam karya sastra klasik kepada generasi muda, sehingga dapat lebih mudah dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kata kunci: Gurindam Dua Belas, makna, seni pertunjukan, tari

 

Meaning of human life values in Gurindam Dua Belas through the dance performance Seri Petua

 

Abstract

This study examines the potential enhancement of meaning and messages in Gurindam Dua Belas, a classical Malay literary work, through performing arts, specifically dance. Gurindam Dua Belas is not only a cultural heritage but also a source of values relevant to modern life. Using performing arts as a medium, this research aims to revive the moral and ethical messages contained in the text. An initial analysis reveals the ethical values embedded within, and subsequently, the study explores the adaptation of the text into performance art through facial expressions, body movements, and visual elements to convey meaning more deeply. The purpose of this research is to discuss the meaning of human life values in Gurindam Dua Belas within the dance performance "Karya Tari Seri Petua." The research method employed is qualitative, involving observation, interviews, and documentation, applying hermeneutic theory. The findings highlight the meaning of Gurindam Dua Belas as manifested in dance performances, including the significance of the human relationship with the Creator, oneself, and others. In conclusion, this study successfully demonstrates the potential for enrichment and a deeper understanding of Gurindam Dua Belas through the medium of dance performance. Additionally, this research provides significant contributions to the field of education by offering a new way to teach the ethical and moral values contained in classical literary works to younger generations, making them easier to understand and apply in everyday life.

Keywords: Gurindam Dua Belas, meaning, performing arts, dance


Keywords


Gurindam Dua Belas, Makna, Seni Pertunjukan, Tari

Full Text:

PDF

References


Adinnda Intan Mulya Prayetno, A. K. (2024). Analisis Gurindam Dua Belas Sebagai Salah Satu Peninggalan Sastra Islam Oleh Raja Ali Haji. Jurnal Bima : Pusat Publikasi Ilmu Pendidikan bahasa dan Sastra, 311.

Afitri, H. R. (2023, Agustus 9). Makna Nilai Hidup Gurindam Dua Belas. (R. G. Asra, Interviewer)

Al Azhar, D. A. (2011). Penafsiran dan Penjelasan Gurindam Dua Belas. Tanjung Pinang: Pemerintah kota Tanjung Pinang bekerja sama dengan Yayasan Panggung Melayu.

Andly, L. (2022). Nilai moral dan makna dalam syair tari Toga kerajaan Siguntur. Imaji, 80.

Ani Rakhmawati, Y. M. (2019). Kupas Tuntas Gurindam 12: Apresiasi Sastra Klasik Sebagai Upaya Menjayakan Bahasa. Kongres Bahasa Indonesia, 7.

dan Wahyu Lestari, M. R. (2021). Peran Masyarakat dalam Menjaga Eksistensi Kesenian Ebeg Wahyu Krida Kencana pada Masa Pandemik Covid-19 di Desa Tambaknegara Kabupaten Banyumas. Imaji, 98.

Fitria, R. (2008). Memahami Hermeneutika dalam Mengkaji Teks. Syi’ar, 34.

hadi, Y. S. (2014). KOREOGRAFI (Bentuk-Teknik-Isi). Yogyakarta: Cipta Media.

Hidajat, R. (2011). Koreografi & Kreativitas. Yogyakarta: kendil media pustaka seni indonesia.

Mujiyantol, A. R. (2018). Kupas Tuntas Gurindam 12 : Apresiasi Sastra Klasik sebagai Upaya Menjayakan Bahasa dan Sastra Indonesia. Repositori Institusi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, 7.

Palmer, R. E. (1969). Hermeneutics : Interpretation Theory in Schleiermacher, Dilthey, Heidegger,and Gadamer, Evanston. Evanston: Northwest-ern University Press.

Samsul Fajri, M. H. (2023). Semiotika Rolan Barthes: Gerak Tari pada pertunjukan Bedug Kerok di Kampung Seni Yudha Asri. Imaji, 169.

Sembodo Ardi Widodo (Richard Palmer, 1. (2008). Metode Hermeneutik dalam Pendidikan. UNISIA, 326.

Syafi’i, A. G. (2019). Warna Dalam Islam. Jurnal AN-nida', 68.

Wirasyam, R. I. (2018). ISYARAT. UNM, 6.




DOI: https://doi.org/10.21831/imaji.v22i2.70316

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Supervised by

RJI Main logo


Our Journal has been Indexed by:

       

 Creative Commons License

website statistics View My Stats