Kiat dan keberhasilan masyarakat Jawa: “Memayu hayuning bawana” dalam bidang budaya seni wayang
Abstract
Masyarakat Jawa sejak dulu sampai sekarang, merasa diri bagian dari sistem dunia, hingga merasa wajib memayu hayuning bawana dalam bidang apapun termasuk budaya seni wayang, agar dunia ini menjadi baik, maju, dan lestari. Penelitian dilakukan maksudnya untuk mengetahui kiat dan keberhasilan masyarakat Jawa tersebut dalam memayu hayuning bawana khusus dalam budaya seni wayang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kajian, maksudnya materi dikaji dengan formal dalam hal ini adalah “kiat dan keberhasilan”. Objeknya masyarakat Jawa, datanya diperoleh dari berbagai wawancara, buku, dan clib file yang ada selama ini. Instrumennya peneliti sendiri dengan alat bantu, audiovisual, photo, dan rekam suara. Hasilnya, kiat masyarakat Jawa zaman Hindu memayu hayuning bawanna dalam bidang budaya seni wayang, seni wayang digunakan untuk Tuhan (agama), dalam hal ini adalah untuk ibadah, hasilnya mereka paham agama, dan wayang menjadi baik, maju dan lestari. Kiat masyarakat zaman Islam memayu hayuning bawanna dalam bidang budaya seni wayang, seni wayang digunakan untuk Tuhan (agama), dalam hal ini untuk dakwah, hasilnya mereka paham agama, dan wayang menjadi baik, maju dan lestari. Sedang masyarakat Jawa zaman sekarang memayu hayuning bawanna dalam bidang budaya seni wayang, seni wayang digunakan untuk material—hiburan, ekonomi, dan pertunjukan, hasilnya mereka tidak paham agama, dan wayang juga tidak menjadi baik, maju dan lestari.
Kata kunci: kiat, masyarakat Jawa, wayang
Wisdom and success of the Javanese community: "Memayu hayuning bawana" in the field of wayang art and culture
Abstract
The Javanese people, from the past until now, feel themselves part of the world system, to the point where they feel obligated to support hayuning bawana in any field, including wayang art culture, so that this world can be good, advanced, and sustainable. The aim of the research was to find out the tips and success of the Javanese people in embracing hayuning bawana specifically in wayang art culture. The research method used is the study method, meaning that the material is studied formally in this case is "tips and successes". The object is the Javanese people, the data is obtained from various interviews, books, and existing clip files. The instrument is the researcher himself with tools, audiovisual, photos, and sound recording. As a result, the tips of the Javanese people of the Hindu era memayu hayuning Bawanna in the field of wayang art culture, wayang art was used for God (religion), in this case it was for worship, the result was that they understood religion, and wayang became good, advanced and sustainable. Tips for the people of the Islamic era to memayu hayuning bawanna in the field of wayang art culture, wayang art is used for God (religion), in this case for da'wah, the result is that they understand religion, and wayang becomes good, advanced and sustainable. While the Javanese people are currently embracing hayuning Bawanna in the field of wayang art culture, wayang art is used for materials—entertainment, economy, and performances, the result is that they don't understand religion, and wayang also doesn't become good, advanced and sustainable.
Keywords: ips, Javanese people, wayang
Full Text:
PDFReferences
Abdullah, A. (2002).Wayang Purwa dan Dakwah. Bandung: Al-ma’arif.
Amidjoyo, S. S. (1961). Renungan Tentang Pertunjukan Wayangkulit. Jakarta: Kinta.
Hazim, A. (1991). Nilai Etis dalam Wayang. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Kamala, S. (2004). Mahabarata (diterjemahkan oleh igede sanjaya). Surabnaya: Paramita.
Kamala, S. (2004). Ramayana. (diterjemahkan oleh igede sanjaya). Surabnaya: Paramita.
Mahmud, M. (2003). Kamus Nusantara. Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian dan Kebudayaan. Belian dan Sukan: Brunei Darussalam.
Murtiyoso, B. (1977). Pengantar Apresiasi Pedalangan. Surakarta: Proyek Institut Kesenian Indonesia.
Muyosuseno, M. (2002). Pendidikan budi Pekerti. Surabaya: Jayabaya.
Soetarno, S. (1996). Wayang Kulit Jawa. Surakarta. CV. Cinderawasih.
Soetarno, S. (1978). “Dampak Perubahan Sistem Nilai Terhadap Pertunjukan Wayang Kulit”. Laporan Penelitian, Dibeayai oleh Program DUE Like, No. Kontrak: 343/P/DUE/2000. Sekolah Tinggi Indonesia Surakarta: 96.
Sudibyoprono, S. (1972). Biografi Wayang Purwa. Jakarta: Direktorat Kesenian, Direktorat Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
DOI: https://doi.org/10.21831/imaji.v21i1.59299
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Supervised by
Our Journal has been Indexed by:
View My Stats