The value of tolerance in learning Nusantara dance
Abstract
Tolerance is an attitude that must be owned by every individual as part of the diversity of the world community, especially as citizens of Indonesia with various ethnicities, cultures, languages, and customs. Archipelago Dance Learning is one of the subjects that can instill the value of tolerance in students. In the cognitive domain, students learn various dances, both dance as physical, ideas, and systems. Meanwhile, in affection, students learn to appreciate, appreciate, and love various types of dance in Indonesia. In the psychomotor domain, students learn to practice the movements of the Nusantara Dance. This paper will examine the role of learning Indonesian dance towards the tolerance attitude of students through a hermeneutic approach. This study uses a qualitative descriptive method with a Gadamer hermeneutic approach to gain the broadest possible understanding of the learning of Nusantara Dance in instilling tolerance values in students. The results obtained from this study indicate that based on the results of analysis and interpretation, the results show that learning Indonesian dances not only provides theoretical knowledge about the diversity of traditional dances in Indonesia but also becomes a medium for instilling tolerance values in students. Understanding various cultures and understanding the various customs, norms, and values of certain ethnic groups or ethnic groups.
Keywords: tolerance, multiculture, learning archipelago dance
Nilai toleransi pada pembelajaran Tari Nusantara
Abstrak
Toleransi merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki oleh setiap individu sebagai bagian dari keberagaman masyarakat dunia, terlebih sebagai warga negara Indonesia yang beraneka ragam suku bangsa, budaya, bahasa, dan adat istiadat. Pembelajaran Tari Nusantara merupakan salah satu mata pelajaran yang mampu menanamkan nilai toleransi bagi peserta didik. Pada ranah kognitif peserta didik mempelajari bebagai tari yang ada baik tari sebagai fisik, ide maupun sistem. Sementara ranah afeksi peserta didik belajar mnegapresiasi, menghargai , dan mencintai berbagai macam tari di Indonesia. Pada ranah psikomotorik peserta didik belajar mempraktikan gerak-gerak Tari Nusantara. Tulisan ini akan mengkaji peranan pembelajaran Tari Nusantara terhadap sikap toleransi peserta didik melalui pendekatan hermeneutik. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif dengan pendekatan hermeneutic Gadamer untuk mendapatkan pemahaman seluas mungkin mengenai pembelajaran Tari Nusantara dalam menanamkan nilai toleransi pada peserta didik. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa Berdasarkan hasil analisis dan penafsiran diperoleh hasil bahwa pembelajaran tari nusantara tidak hanya memberikan pengetahuan secara teori mengenai keberagaman tari tradisi yang ada di Indonesia tetapi juga menjadi media dalam menanamkan nilai toleransi bagi peserta didik. Memahami ragam budaya dan turut memahami beragam adat istiadat, norma, dan nilai pada kelompok etnis atau suku bangsa tertentu.
Kata Kunci: toleransi, multikultural, pembelajaran tari nusantara
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Casram, C. (2016). Membangun sikap toleransi beragama dalam masyarakat plural. Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya, 1(2), 187-198.
Dewantara, K. H. (1977). Pendidikan: Bagian pertama. Yogyakarta: Luhur Taman Siswa.
Dimyati, D., & Purwanta, E. (2021). Peran guru dalam menanamkan nilai toleransi pada anak usia dini di Indonesia. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,5(2), 1696-1705.
Faudhiyah, U. (2011). Simbol dan makna kebangsaan dalam lirik lagu-lagu dolanan di Jawa Tengah dan implementasinya dalam dunia pendidikan. Jurnal Lingua Bahasa dan Sastra, 11(1), 15-26.
Hadi, Y. S. (2012). Koreografi: Bentuk-Teks-Isi. Yogyakarta: Multi Grafindo.
Kusmayati, A. H. H. (2011). Kontribusi pembelajaran seni dalam pembentukan karakter manusia. Medan: Fakultas Bahasa dan Seni UNIMED.
Lincona, T. (2012). Character matters: Persoalan karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Masunah, J. (2010). Pendidikan multikultural dan demokrasi. Proseding Seminar Quo Vadis Pendidikan Seni.
Masunah, J., & Narawati, T. (2012). Seni dan pendidikan seni. Bandung: P4ST UPI.
Mustari, M. (2011). Nilai karakter refleksi untuk pendidikan karakter. Yogyakarta: LaksBang Press Indo.
Nuryani, W. et al (2020). Nilai-nilai pendidikan tata busana dan rias Srimpi Pandhelori dalam perspektif hermeneutik. Jurnal Panggung, 30(2), 307-324.
Palmer, Richard E. (2003). Hermeneutika teori baru mengenai interpretasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sholihah, N. (2017). Pembelajaran toleransi melalui metode collective painting. Jurnal Seminar Quo Vadis, XII, 75-81.
Sustiawati, N. L. (2011). Kontribusi seni tari nusantara dalam membangun pendidikan multikultural. Jurnal Mudra, 26(2), 126-134.
Soedarsono, R.M. (2010). Seni pertunjukan Indonesia di era globalisasi. Yogyakarta: UGM Press.
Sumardjo, J. (2014). Estetika paradoks. Bandung: Kelir.
DOI: https://doi.org/10.21831/imaji.v21i1.57901
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Supervised by
Our Journal has been Indexed by:
View My Stats