Tradisi Nitik: Karakteristik, proses, dan makna batik Nitik Yogyakarta
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan karateristik, proses dan makna dibalik motif batik Nitik khas Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif studi literatur dan penafsiran terhadap subjek yaitu tradisi Nitik. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara ahli dan seniman batik yang terdapat di Yogyakarta sebagai fenomena dalam seni tradisi. Analisis data dilakukan dengan cara interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan paparan proses tradisi nitik, karakteristik khas batik Nitik adalah tidak adanya proses pembuatan pola pada batik Nitik beserta makna filosofinya. Beberapa contoh filosofi di balik makna motif batik Nitik antara lain motif Dewi Rengganis yang mencerminkan sifat kecantikan, keluwesan, dan ketangkasan pemimpin putri; motif Jaya Kirana yang bermakna kewenangan yang termashur; serta motif Kuncup Kanthil yang erat hubungannya dengan makna ketuhanan. Pada saat ini 60 motif batik Nitik telah berhasil diidentifikasi dengan variasi motif tumbuhan. Upaya pelestarian tradisi Nitik yang dilakukan oleh pengrajin, penggiat batik, dan masyarakat daerah Trimulyo digiatkan dengan tujuan menghasilkan motif nitik terkini dan proses regenerasi sebagai upaya pelestarian budaya membatik untuk generasi muda.
Nitik tradition: Characteristics, process, and meaning behind the motif of Nitik Batik Yogyakarta
This study aimed to explain the characteristics, processes, and meanings behind the motif of Nitik batik, Yogyakarta. This research was conducted qualitatively by studying literature and interpretation of the subject. The data collection was carried out through observation and interviews with experts and batik artists in Yogyakarta. The data analysis was carried out through interpretation. The research results show that the exposure to the nitik tradition process, a distinctive characteristic of Nitik batik, is no pattern-making process in nitik batik and its philosophical meaning. Some examples of the philosophy behind the meaning of the nitik batik motif include the Dewi Rengganis motif, which reflects the beauty, flexibility, and agility of female leaders; the Jaya Kirana motif, which means the famous authority; and the Kuncup Kanthil motif, which is closely related to the meaning of divinity. At this time, 60 nitik batik motifs have been identified with various plant motifs. Efforts to preserve the Nitik tradition carried out by artisans, batik activists, and the people of the Trimulyo area are intensified to produce the latest nitik motifs and the regeneration process to preserve batik culture for the younger generation.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Hani, D. (2007). Buku motif batik Yogya. Pena Persada Dekstop Publishing.
Hasanuddin. (1997). Sketsa pemikiran tentang kebudayaan, kemanusiaan, dan lingkungan hidup. University Press.
Koentjaraningrat. (1979). Sejarah teori antropologi I. UI Press.
Kusriyanto, A. (2013). Batik-filosofi, motif dan kegunaan. Andi Offset.
Moleong. (2002). Pendekatan kualitatif. Rineka Cipta.
Peursen, C. V. (1988). Strategi kebudayaan. Kanisius.
Saraswati, N. (2020). Paguyuban Batik Sekar Nitik Kembangsongo, Desa Trimulyo, Bantul Tahun 2000-2015: Tinjauan sejarah dan perkembangannya. AVATARA, e-Jurnal Pendidikan Sejarah, 4(3), 593-608.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sztompka, P. (2007). Sosiologi perubahan sosial. Prenada Media Grup.
Wolff, J. (1993). The sosial production of art. New University Press.
DOI: https://doi.org/10.21831/hum.v26i2.40586
Refbacks
- There are currently no refbacks.
p-ISSN: 1412-4009 || e-ISSN: 2528-6722
Indexed by:
Jurnal Penelitian Humaniora by http://journal.uny.ac.id/index.php/humaniora is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.