Nilai sosial-religius pada tradisi pantang tanah dan monjojak tanah

Fitri Zulhandayani, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Indonesia
Elly Prihastuti Wuriyani, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Indonesia
Rosmawaty Harahap, Universitas Negeri Medan

Abstract


Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan nilai sosial-religius terhadap kajian tradisi lisan yang dimiliki oleh masyarakat Suku Rao, tradisi tersebut adalah “pantang tanah” dan “monjojak tanah”. Metodologi yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif deskriptif dengan melakukan studi pustaka dan metode analisis data menggunakan metode analisis isi. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa masyarakat Suku Rao pada sebuah tradisi pantang tanah dan monjojak tanah hingga saat ini masih dipercaya mempunyai manfaat serta dipercayakan membawa berkah, keselamatan bahkan menghindari anak dari marabahaya, seperti sakit perut, lumpuh, bisu, cacat mental dan lain sebagainya. Niali social religious menitikberatkan pada rasa penghormatan kepada orang lain. Tradisi pantang tanah mendeskripsikan masyarakat setempat menghormati petuah-petuah dari orang tua suku Rao. Sama halnya dengan tradisi upacara monjojak tanah dimana prosesi upacara itu sendiri memiliki nilai sosial-religius dari segi menghormati lelur, mencintai masyarakat bahkan bergotong-royong membantu segala persiapan prosesi upacara monjojak tanah itu sendiri.

Social-religious value in the tradition of pantang tanah and monjojak tanah

This study was aimed at explaining the socio-religious value of oral traditions owned by the Rao people, these traditions are "pantang tanah" and "monjojak tanah". The methodology used was descriptive qualitative approach by conducting library research and data analysis method using content analysis method. Based on results show that the Rao Tribe community in a tradition of pantang tanah and monjojak tanah is still believed to have benefits and is entrusted with bringing blessings, safety and even avoiding children from harm, such as stomach pain, paralysis, muteness, disability. mentally and so on. Social religious values focus on respect for others. The tradition of pantang tanah describes the local people respecting the advice of their parents from the Rao tribe. It is the same with the tradition of the monjojak tanah ceremony where the ceremonial procession itself has a socio-religious value in terms of respecting ancestors, loving the community, and even working together to help in all the preparations for the procession of monjojak tanah ceremony itself.

Keywords


nilai sosial-religius, suku Rao, pantang tanah, monjojak tanah

Full Text:

PDF

References


Abdul, S. (2002). Sosiologi skematika teori dan terapan. PT. Bumi.

Arliman, L. (2018). Peran investasi dalam kebijakan pembangunan ekonomi bidang pariwisata di provinsi Sumatera Barat. Kanun Jurnal Ilmu Hukum, 20(2), 273-294.

Departemen Pendidikan Nasinal. (2013). Kamus besar bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.

Dewi, S. F., & Saifullah. (2020). Serba-serbi perantau Rao (Rawa) di Malaysia. Gre Publishing.

Fajarwati, N. (2016). Pengembangan nilai sosial religius anak didik melalui strategi crossword puzzle dalam pembelajaran PAI di SMA ISLAM 1 Prambanan Sleman Yogyakarta (Skripsi tidak diterbitkan). UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta.

Malik, A., Effendy, T., Junus, H., & Thaher, A. (2004). Corak dan ragi tenun melayu Riau. BKPBM dan Adicita Karya Nusa.

Masful, M. F. (2017). Pariwisata syariah: Suatu konsep kepercayaan dan nilai budaya lokal di daerah pedalaman Pilubang, Payakumbuh, Sumatera Barat. Jurnal The Messenger, 9(1), 1-8.

Maunah, B. (2009). Landasan pendidikan. Teras.

Moleong, L. J. (1995). Metode penelitian kualitatif. Remadja Rosda Karya.

Naim, M. (2012). Merantau: Pola migrasi suku Minangkabau. Rajawali Pers.

Rahmadani, Y. (2020). Nilai-nilai filosofis tradisi Botatah “Jojak Tonah” di Nagari Lansek Kadok Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman Dalam Skripsi. IAIN Bukit Tinggi

Ratna, N. K. 2004. Teori, metode, dan teknik kajian sastra. Pustaka Pelajar.

Sibarani, R. (2015). Pendekatan antropolinguistik terhadap kajian tradisi lisan. RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, 1(1), 1-17.

Sudarmanto, B. A. (2020). Sastra lisan dalam menunjang pengembangan pariwisata di Sumatera Selatan. Logat: Jurnal Bahasa Indonesia dan Pembelajaran, 7(1), 1-14.

Syamsiruddin. (2015). Sejarah asal-usul orang Rao. Blogger. Sopo Panisioan. http://sopopanisioan.blogspot.com/2015/05/sejarah-asal-usul-orang-rao-oleh.html)

Zubaidi. (2009). Memperkuat dimensi pendidikan moral: Kata pengantar. Dalam Mawardi Lubis, Evaluasi pendidikan nilai. Pustaka Pelajar.




DOI: https://doi.org/10.21831/hum.v27i1.50071

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

p-ISSN: 1412-4009 || e-ISSN: 2528-6722

Indexed by:

      

  


Creative Commons License
Jurnal Penelitian Humaniora by http://journal.uny.ac.id/index.php/humaniora is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


View Journal Stats

 

Flag Counter