Implikasi pendidikan luar sekolah anak melalui Paguyuban Seni Jemblung di era global

Dedy Sartono, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Indonesia

Abstract


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap kiprah dan kontribusi Pendidikan Luar Sekolah dalam pembangunan manusia khususnya melalui Paguyuban Seni di Kelurahan Gedungkiwo, Yogyakarta di masa kini serta bagaimana Pendidikan Luar Sekolah berperan dalam meningkatkan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia di wilayah tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Semua data primer diperoleh langsung dari informan di Kelurahan Gedongkiwo dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Informan dalam penelitian ini dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu informan dasar, informan kunci dan informan tambahan. Kepala desa terpilih sebagai informan dasar, ketua sanggar sebagai informan kunci dan pemangku kepentingan serta penari sebagai informan tambahan. Data primer juga dikumpulkan dari peserta didik sebagai informan tambahan melalui teknik snowball sampling. Sementara itu, data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur. Semua kumpulan data dianalisis menggunakan teori estetika, teori hegemoni dan relasi kekuasaan. Hasil penelitian menunjukkan kinerja Paguyuban seni di Kelurahan Gedongkiwo di era global berimplikasi pada karakter kepribadian anak, peningkatan semangat dan solidaritas dalam masyarakat serta penguatan kesadaran dalam pelestarian budaya.

Kata kunci: implikasi, Paguyuban Seni, Gedongkiwo, era global.


Keywords


implikasi, Paguyuban Seni, Gedongkiwo, era global

Full Text:

PDF

References


Anderson, P. (2017). The antinomies of Antonio Gramsci. London: Verso.

Braun, V., & Clarke, V. (2013). Successful qualitaive research: A practical guide for beginners. London: SAGE Publication Ltd.

Braun, V., Clarke, V., & Gray, D. (Eds.). (2017). Collecting qualitative data: A practical guide to textual, media and virtual techniques. Cambridge: Cambridge University Press.

Chun, A. (2013). De-societalizing the school: On the hegemonic making of moral persons (citizenship) and its disciplinary regimes. Critique of Anthropology, 33(2), 146-167. DOI: 10.1177/0308275X13478222.

Choplin, A., & Ciavolella, R. (2017). Gramsci and the African Città Futura: Urban subaltern politics from the margins of Nouakchott, Mauritania. Antipode, 49(2), 314-334.

Gómez-Barris, M. (2017). The extractive zone. Durham: Duke University Press.

Tilaar, H. A. R. (1998). Menejemem pendidikan nasional: Kajian pendidikan masa depan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hardiman, B. F. (2003). Kritik ideologi: Menyingkap pertautan dan kepentingan bersama Jurgen Habermas. Yogyakarta: Kanisius.

Hirstein, W. (2013). Memories of arts. Behavioral and Brain Sciences, 36(2), 146-147.

Pizzolato, N., & Holst, J. D. (2017). Gramsci, politics and pedagogy: An interpretative framework. Dalam Antonio Gramsci: A pedagogy to change the world (pp. 1-32). New York: Springer, Cham.

Presiden Republik Indonesia. (2003). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Pemerintah RI.

Simon, M. (2017). Real impact: The new economics of social change. New York: Nation Book New York.

Suryadi. (2009). Menejemen mutu berbasis sekolah. Bandung: PT Sarana Panca Karya.

Smiers, J. (2009). Art under pressure: Memperjuangkan keragaman budaya di era global. Yogyakarta: Insist Press.




DOI: https://doi.org/10.21831/hum.v25i2.40207

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




p-ISSN: 1412-4009 || e-ISSN: 2528-6722

Indexed by:

      

  


Creative Commons License
Jurnal Penelitian Humaniora by http://journal.uny.ac.id/index.php/humaniora is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


View Journal Stats

 

Flag Counter