Dampak perceraian orang tua terhadap perkembangan psikososial dan prestasi belajar

Harry Ferdinand Mone, Universitas Nusa Cendana, Indonesia

Abstract


Tujuan yang dicapai pada penelitan ini mendeskripsikan: 1.) Dampak perceraian orang tua terhadap perkembangan psikososial anak; 2.) Dampak perceraian orang tua terhadap prestasi belajar anak; 3.) Langkah-langkah pemulihan perkembangan psikososial anak akibat perceraian orang tua; dan 4) langkah-langkah pemulihan prestasi belajar anak akibat perceraian orang tua. Penelitian ini berlokasi di kecamatan Oebobo, kota Kupang. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah pasangan yang bercerai dengan orang, keluarga, tetangga, anak, dan guru wali kelas, yang berjumlah 35 orang. Hasil penelitian yang diperoleh: 1.) Perceraian (cerai hidup) membawa dampak yang negatif terhadap perkembangan psikososial dan prestasi belajar anak; 2.) Emosi atau perasaan anak sangat mempengaruhi aktivitas belajar di sekolah maupun di rumah, baik perasaan sedih, gembira, aman, marah, cemas, takut dan lain sebagainya; 3.) Adanya komunikasi antara orang tua dan anak setelah bercerai memperkecil pengaruh negatif dari perceraian. Kasih sayang dari keluarga kedua belah pihak dan bantuan guru dalam mengasuh anak korban perceraian di rumah dan sekolah, membuat anak kuat dan tegar menghadapi masalah keluarganya; dan 4.) Langkah pemulihan prestasi belajar yakni bersifat mendidik, misalnya memberikan pujian, hadiah, dan lain sebagainya yang mengandung nilai edukatif.

 

Abstract

The objectives achieved on this research describe: 1.) The impact of divorce of parents to the psychosocial development of children; 2.) The impact of divorce of parents on children's learning achievement; 3.) The measures of recovery of child psychosocial development due to divorce Parents; and 4.) The steps of recovering children's learning achievement due to parents ' divorce. Research data and located in Oebobo sub-district Kupang. This study uses phenomenological approaches using qualitative descriptive methods. The subject in this study was a couple who divorced people, a family, a neighbor, the child, and a homeroom teacher, whom It amounted to 35 people. Results of research obtained; Divorce (divorced) carries a negative impact on psychosocial development and child learning achievement. Emotions or feelings of children significantly affect the learning activities at school or home, whether feeling sad, joyful, safe, angry, anxious, afraid, and so on. The communication between parents and children after divorce minimized the negative influence of divorce. The affection of the family both sides and the help of teachers in caring for the child's divorce victims at home and school, making the child active and rigid facing his family problem. The steps of learning achievement are educational, such as giving praise, gifts, and others that contain an educative value.


Keywords


Perceraian; psikososial; prestasi belajar; divorce; psychosocial; learning achievement

Full Text:

PDF

References


Al Yakin, A. (2015). Dampak perceraian orang tua terhadap anak (Studi kasus di SMA Negeri kecamatan Nosu kabupaten Mamasa). PEPATUDZU: Media Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan, 8(1), 1-13. doi:http://dx.doi.org/10.35329/fkip.v8i1.18

Baihaqi, B. (2005). Psikiatri: Konsep dasar dan gangguan jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. (2014). Indikator kesejahteraan rakyat kota Kupang 2013. Kupang.

Dagun, M. S. (2002). Psikologi keluarga (2nd ed.). Jakarta: Rineka Cipta.

Haryanie, S. W., Filiani, R., & Hanim, W. (2013). Dampak perceraian orang tua terhadap emosi anak (Studi kasus pada dua anak yang memiliki orang tua yang bercerai di SDN Gembong I kab. Tangerang). Insight: Jurnal Bimbingan Konseling, 2(1), 100-106. doi:https://doi.org/10.21009/INSIGHT.021.17

Munady, M. (2015, December 22). Angka perceraian di Indonesia sangat fantastis. Harian Pikiran Rakyat.

Nur Aisyah. (2013). Pola asuh demokrtatis, kepercayaan diri dan kemandirian mahasiswa baru. Jurnal Psikologi Indonesia, 2(2), 108-121. doi:https://doi.org/10.30996/persona.v2i2.98

Khairuddin. K. (2008). Sosiologi keluarga. Yogyakarta: Liberty.

Presiden Republik Indonesia. (1974). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Presiden Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Presiden Republik Indonesia. (2002). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Rakhmawati, I. (2015). Peran keluarga dalam pengasuhan anak. Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 6, 1-18. doi:http://dx.doi.org/10.21043/kr.v6i1.1037

Utama, S. D. (2013). Hubungan persepsi keharmonisan keluarga dan kepercayaan diri dengan prestasi belajar siswa SMA Trimurti Surabaya. Character: Jurnal Penelitian Psikologi, 2(2).

Willis, S. S. (2009). Konseling keluarga. Bandung: Alfabeta.

Yusuf, S. (2000). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: Rosada Karya.




DOI: https://doi.org/10.21831/hsjpi.v6i2.20873

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Our journal indexed by:

Supervised by:

RJI Main logo


Printed ISSN (p-ISSN): 2356-1807 | Online ISSN (e-ISSN): 2460-7916

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0

View Harmoni Sosial Stats