MENAPAKI FEMINISME GEOGRAFI PASCA POSITIVISTIK

Hastuti Hastuti,

Abstract


Geografi maskulin telah mendominasi pemikiran geografi hingga dekade 90 an ditengah gegap gempitanya paham positivistik. McDowell dan Doreen (1996), bahwa ilmu spasial yang cenderung positivistik didukung oleh rasionalitas maskulin. Kajian geografis seharusnya menolak rasionalitas demikian bahkan dituntut untuk sensitif terhadap distribusi hubungan kekuasaan dalam proses penelitian. Geografi positivistik diakui memiliki kelemahan untuk menjelaskan tentang aktifitas maupun perilaku sosial, budaya, dan ekonomi manusia secara detail. Manusia adalah makhluk kompleks yang tidak selalu berpikir dan berperilaku linier sehingga dengan mudah dibuat sebagai model sebagaimana sering diterapkan pada pemikiran positivistik. Geografi yang menfokuskan kajian tentang manusia mengusulkan untuk adopsi analisis geografis yang sensitif agar mampu menangkap kehidupan manusia yang kompleks secara mendalam. Pemikiran  post-positivistik dalam studi kualitatif menjadi alternatif analisa yang didukung oleh geograf feminis.

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.21831/gm.v14i1.13742

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 GEOMEDIA



 Supervised by:

 

Geomedia: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian indexing by
  

Creative Commons License
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at https://journal.uny.ac.id/index.php/geomedia.

 

 View My Stats