URGENSI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU VOKASIONAL PADA PEMBELAJARAN ABAD 21

Bonita Destiana, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Pipit Utami, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Abstract


Artikel ini memaparkan kompetensi pedagogik, permasalahan-permasalahan pengembangan dan kebutuhan pengembangan pembelajaran terkait penyiapan guru vokasional TAV abad 21. Data diambil menggunakan metode survey. Hasil studi menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru vokasional TAV abad 21 dinilai sangat penting. Sembilan aspek kompetensi pedagogik terpenting, diantaranya: (1) pembelajaran berbasis kompetensi; (2) penggunaan model pembelajaran vokasional; (3) menyusun RPP; (4) pemahaman landasan kependidikan vokasional; (5) pemahaman karakteristik peserta didik; (6) menyusun instrumen penilaian; (7) menggunakan media pembelajaran konstekstual; (8) pemanfaatan TIK dalam pembelajaran; dan (9) penyampaian materi pelajaran secara spesifik. Berbagai kendala pengembangan kompetensi pedagogik, yaitu: kurangnya wawasan pedagogik, terbatasnya sarana-prasarana, kurangnya update penggunaan TIK, dan terbebani tugas tambahan. Pemerolehan wawasan kompetensi pedagogik sebagian besar diperoleh guru saat bekerja. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengembangan kompetensi pedagogik di perkuliahan perlu lebih diupayakan, khususnya untuk kompetensi Konsep pendidikan vokasional, Karakteristik peserta didik dan Pembelajaran vokasional di abad 21.

Keywords


kompetensi pedagogik; guru vokasional; SMK; pembelajaran abad ke-21

Full Text:

PDF

References


Claire Rees, et.al. 2007. Student employability profiles: a guide for higher education practitioners. 2nd revised edition. York: The higher Education Academy.

Desliana Maulipaksi. 2016. 7 Provinsi rain nilai terbaik uji kompetensi guru 2015. Diambil dari http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/01/7-provinsi-raih-nilai-terbaik-uji-kompetensi-guru-2015 pada 1 Maret 2016.

Djoko Santoso. 2014. Need Assessment pengembangan keprofesionalan berkelanjutan guru SMK Teknik Audio Video. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Vol. 22 No. 22 Oktober 2014 hal 148 -154.

Felix Rauner & Joachim Dittrich. 2006. Increasing the Profile and Professionalisation of the Education of TVET Teachers and Trainers. Dalam Frank Bünning & Zhi-Qun Zhao (eds.) TVET Teacher Education on the Threshold of Internationalisation, hal 34 –42.

Inwent : BonnFritz Oser, Patrizia Salzmann, & Sarah Heinzer. 2009. Measuring the competence-quality of vocational teachers: An advocatory approach. Empirical Research in Vocational Education and Training 1 (2009) 65-83.

Harry Stolte. 2006. Capacity Building in TVET Staff Development in the Context of International Cooperation. Dalam Frank Bünning & Zhi-Qun Zhao (eds.) TVET Teacher Education on the Threshold of Internationalisation, hal 25 –33.

Inwent : BonnILO. 2010. Teachers and trainers for the future –Technical and vocational education and training in a changing world. Geneva: International Labour Organization

Joachim Dittrich. 2006. Vocational Disciplines -What could a general framework look like?. Dalam Frank Bünning & Zhi-Qun Zhao (eds.) TVET Teacher Education on the Threshold of Internationalisation, hal 110 –123.

Inwent : BonnMargaret Puspitarini. 2014. Kompetensi Pedagogis Guru di Indonesia rendah. Diambil dari http://news.okezone.com/read/2014/11/21/65/1068988/kompetensi-pedagogis-guru-di-indonesia-rendah pada 1 Maret 2016.

McCawley, Paul F. 2009. Methods for Conducting an Educational Needs Assessment: Guidelines for Cooperative Extension System Professionals. Idaho: University of Idaho Extension

P21 Century Learning. 2015. P21 Framework Definitions. Dambil dari dari www.p21.org pada 1 Maret 2016.

Peter Gerds & Zhi-Qun Zhao. 2006. Modular TVET Teacher Training System, Based on TeacherQualification Standards a Proposal of UNIP. Dalam Frank Bünning & Zhi-Qun Zhao (eds.) TVET Teacher Education on the Threshold of Internationalisation, hal 125 –138.

Inwent: BonnQiding Yu. 2009. Study On Establishing National Standard Of Vocational Teachers’ Training In China. Journal of Technical Education and Training, Vol 1 nomor 1 2009 hal 59-66.

Republik Indonesia. 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta.

Republik Indonesia. 2007. Lampiran Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta.

Republik Indonesia. 2008. PP RI No. 74 tahun 2008 tentang Guru. Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Permenpanrb No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 28 Tahun 2009 tentang Standar Kompetensi Kejuruan SMK/MAK. Jakarta.

Republik Indonesia. 2010. Peraturan bersama Mendiknas dan Kepala BKN No. 03/V/PB/2010 dan No. 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta.

Republik Indonesia. 2010. Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta.

Wardiman D. (1998). Pengembangan sumberdaya manusia: Melalui Sekolah Menengah Kejuruan(SMK). Jakarta: PT. Jayakarta Agung Offset




DOI: https://doi.org/10.21831/elinvo.v2i2.17368

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education)

License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/

Our Journal indexed by:

ISSN 2477-2399 (online) || ISSN 2580-6424 (print)

View My Stats

Flag Counter